JAKARTA- Menjelang pembacaan vonis Abu Bakar Ba’asyir pada 16 Juni nanti, Densus 88 makin bersemangat melakukan serangkaian penangkapan terhadap orang yang diduga teroris. Operasi korps berlambang burung hantu itu dilakukan di Jakarta, Pekalongan (Jateng), dan Kalimantan Timur. Orang-orang tersebut terkait dengan jaringan kelompok Palu yang menembak polisi.
Mabes Polri berjanji mengumumkan secara detail hasil penangkapan-penangkapan itu pekan depan. “Secara lengkap baru disampaikan Selasa (14/6),” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar kemarin. Dia menyatakan divisi humas belum diberi tahu secara detail mengenai operasi itu.
“Masih di Densus,” katanya. Berdasar informasi yang dihimpun koran ini, enam orang ditangkap di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Yakni, STN, WTY, JMT alias QMD, UMR, PMN, dan BSP.
Enam orang itu rata-rata masih berusia muda, kelahiran 1977 sampai 1984. Selama ini mereka tinggal di Jakarta, mengontrak rumah di beberapa wilayah. Termasuk Kemayoran, Jakarta Pusat, Tambora, Jakarta Barat, dan Kramat Pulo Raya.
Dua orang lagi ditangkap di Pekalongan pada Kamis (9/6) menjelang tengah malam. “Ya, ada adiknya Dulmatin,” kata sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) kemarin. Adik Dulmatin itu bernama Hary Kuncoro. Dia adalah adik Istiadah, istri Dulmatin. Jadi, Hary merupakan adik ipar Dulmatin. (rdl/c5/nw/jpnn)