25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Dua Siswi SD Aniaya Teman Sekelas Secara Seksual

Foto: Gatha Ginting/PM Puluhan orang tua siswa mendatangi sekolah, menuntut agar mengeluarkan IN (14).
Foto: Gatha Ginting/PM
Puluhan orang tua siswa mendatangi SD Negeri Percobaan Jalan Sei Petani, Kelurahan Merdeka A, Medan Baru, menuntut agar mengeluarkan In dan Ta dari sekolah, Selasa (14/10/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Potret buram dunia pendidikan di negeri ini kembali terkuak. Di SD Negeri Percobaan Jalan Sei Petani, Kelurahan Merdeka A, Medan Baru, dua siswi yang masih duduk di bangku kelas 4 SD menganiaya teman sekelasnya secara seksual. Pebuatan itu mereka lakukan karena terinspirasi adegan film porno.

Kasus menggemparkan ini terungkap saat puluhan orangtua murid yang menuntut ilmu di sana melakukan aksi unjukrasa di depan gedung sekolah, Selasa (14/10) siang. Mereka geram menuntut pelaku kekerasan seksual berinisial Ta (9) dan In (9) segera dikeluarkan dari sekolah tersebut.

Info dihimpun di lokasi, aksi kekerasan seksual ini dilakukan Ta dan In terhadap teman sekelasnya berinisial Nab (9) saat jam istirahat awal Oktober 2014 lalu.

Saat teman-temannya asik bermain, Ta dan In malah sibuk menarik paksa Nab yang kala itu sedang bermain, ke dalam kamar mandi sekolah. Setiba di kamar mandi, Ta dan In pun meminta kepada 3 rekannya yakni, D, D dan C untuk menjaga di depan pintu kamar mandi.

Di hadapan ketiga temannya tersebut, Ta dan In pun memeloroti celana dalam Nab. Selanjutnya menggunakan gagang pembersih kamar mandi, keduanya pun menyogrok kemaluan Nab. Kedua bocah tersebut juga menusuk anus Nab.

“Dimasukkan mereka gagang pembersih kamar mandi itu ke kemaluan dan duburnya korban. Mereka melakukannya secara bergiliran,” ucap ibu Nab, Sri (34) saat ditemui di Polresta Medan.

Sri membeberkan, kejadian yang menimpa anaknya bukan hanya terjadi dalam sehari, melainkan dilakukan kedua pelaku selama 3 hari berturut-turut. “Mulai tanggal 2 Oktober sampai tanggal 4 Oktober 2014 lalu mereka melakukannya terhadap anak saya. Mereka melakukannya secara bergantian,” kesal Sri.

Sayangnya, kata ibu 3 anak ini, usai mendapat kekerasan dari temannya tersebut, Nab tidak memberitahukan hal tersebut kepadanya. Dirinya justru mengetahui kejadian tersebut dari orangtua salah satu murid.

“Ini terungkap lantaran, si C yang menjaga pintu waktu anak saya mendapat kekerasan itu bercerita kepada temannya yang berinisial J. Sesampainya di rumah, J menceritakan hal itu kepada orangtuanya. Orangtua J kemudian mendatangi sekolah esok harinya untuk mencari anak saya. Habis itu, orangtua J menanyakan apakah benar cerita J tersebut. Saat itu, anak saya pun mengakuinya. Dan kemudian, orangtua J mendatangi wali kelas dan saya. Dari situlah saya baru tahu,” ungkapnya sembari menyebutkan hal tersebut terungkap pada 7 Oktober 2014 lalu.

Setelah hal tersebut terungkap, beber Sri, dirinya dan pihak sekolah kemudian melakukan pertemuan. Saat itu, dirinya dan saudaranya yang kerap dipanggil Tante mendatangi Ta.

“Saat itu. Ta mengakui perbuatannya. Dan dari interogasi Tante, dia mengaku melakukan itu lantaran dia kerap nonton video porno di hapenya,” ungkapnya.

Usai diinterogasi, Ta kemudian disuruh kembali ke dalam lokalnya. Ironisnya, murid yang jadi kepala geng di sekolah itu justru mendatangi ke 3 temannya yang menjaga pintu kamar mandi saat dirinya dan In melakukan kekerasan terhadap Nab.

“Dimarahinya teman-temannya itu. Dibilangnya gara-gara kalian saya dipanggil. Kan ngeri kali itu. Anak seusia dia sudah ngancam kayak gitu. Untungnya ada guru yang melihat itu dan menegurnya,” potong Tante yang kala itu menemani Sri ke Polresta Medan.

Foto: Gatha Ginting/PM Puluhan orang tua siswa mendatangi sekolah, menuntut agar mengeluarkan IN (14).
Foto: Gatha Ginting/PM
Puluhan orang tua siswa mendatangi SD Negeri Percobaan Jalan Sei Petani, Kelurahan Merdeka A, Medan Baru, menuntut agar mengeluarkan In dan Ta dari sekolah, Selasa (14/10/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Potret buram dunia pendidikan di negeri ini kembali terkuak. Di SD Negeri Percobaan Jalan Sei Petani, Kelurahan Merdeka A, Medan Baru, dua siswi yang masih duduk di bangku kelas 4 SD menganiaya teman sekelasnya secara seksual. Pebuatan itu mereka lakukan karena terinspirasi adegan film porno.

Kasus menggemparkan ini terungkap saat puluhan orangtua murid yang menuntut ilmu di sana melakukan aksi unjukrasa di depan gedung sekolah, Selasa (14/10) siang. Mereka geram menuntut pelaku kekerasan seksual berinisial Ta (9) dan In (9) segera dikeluarkan dari sekolah tersebut.

Info dihimpun di lokasi, aksi kekerasan seksual ini dilakukan Ta dan In terhadap teman sekelasnya berinisial Nab (9) saat jam istirahat awal Oktober 2014 lalu.

Saat teman-temannya asik bermain, Ta dan In malah sibuk menarik paksa Nab yang kala itu sedang bermain, ke dalam kamar mandi sekolah. Setiba di kamar mandi, Ta dan In pun meminta kepada 3 rekannya yakni, D, D dan C untuk menjaga di depan pintu kamar mandi.

Di hadapan ketiga temannya tersebut, Ta dan In pun memeloroti celana dalam Nab. Selanjutnya menggunakan gagang pembersih kamar mandi, keduanya pun menyogrok kemaluan Nab. Kedua bocah tersebut juga menusuk anus Nab.

“Dimasukkan mereka gagang pembersih kamar mandi itu ke kemaluan dan duburnya korban. Mereka melakukannya secara bergiliran,” ucap ibu Nab, Sri (34) saat ditemui di Polresta Medan.

Sri membeberkan, kejadian yang menimpa anaknya bukan hanya terjadi dalam sehari, melainkan dilakukan kedua pelaku selama 3 hari berturut-turut. “Mulai tanggal 2 Oktober sampai tanggal 4 Oktober 2014 lalu mereka melakukannya terhadap anak saya. Mereka melakukannya secara bergantian,” kesal Sri.

Sayangnya, kata ibu 3 anak ini, usai mendapat kekerasan dari temannya tersebut, Nab tidak memberitahukan hal tersebut kepadanya. Dirinya justru mengetahui kejadian tersebut dari orangtua salah satu murid.

“Ini terungkap lantaran, si C yang menjaga pintu waktu anak saya mendapat kekerasan itu bercerita kepada temannya yang berinisial J. Sesampainya di rumah, J menceritakan hal itu kepada orangtuanya. Orangtua J kemudian mendatangi sekolah esok harinya untuk mencari anak saya. Habis itu, orangtua J menanyakan apakah benar cerita J tersebut. Saat itu, anak saya pun mengakuinya. Dan kemudian, orangtua J mendatangi wali kelas dan saya. Dari situlah saya baru tahu,” ungkapnya sembari menyebutkan hal tersebut terungkap pada 7 Oktober 2014 lalu.

Setelah hal tersebut terungkap, beber Sri, dirinya dan pihak sekolah kemudian melakukan pertemuan. Saat itu, dirinya dan saudaranya yang kerap dipanggil Tante mendatangi Ta.

“Saat itu. Ta mengakui perbuatannya. Dan dari interogasi Tante, dia mengaku melakukan itu lantaran dia kerap nonton video porno di hapenya,” ungkapnya.

Usai diinterogasi, Ta kemudian disuruh kembali ke dalam lokalnya. Ironisnya, murid yang jadi kepala geng di sekolah itu justru mendatangi ke 3 temannya yang menjaga pintu kamar mandi saat dirinya dan In melakukan kekerasan terhadap Nab.

“Dimarahinya teman-temannya itu. Dibilangnya gara-gara kalian saya dipanggil. Kan ngeri kali itu. Anak seusia dia sudah ngancam kayak gitu. Untungnya ada guru yang melihat itu dan menegurnya,” potong Tante yang kala itu menemani Sri ke Polresta Medan.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/