28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Gelondongan Kayu Hantam Pemukiman Warga di Palas

Foto: Parningotan Aritonang / Metro Tabagsel Gelondongan kayu-kayu yang dibawa banjir menghantam pemukiman warga Desa Sigorbus, Paluta Selatan.
Foto: Parningotan Aritonang / Metro Tabagsel
Gelondongan kayu-kayu yang dibawa banjir menghantam pemukiman warga Desa Sigorbus, Palas.

PALAS, SUMUTPOS.CO – Akibat hujan deras yang melanda hulu sungai Barumun, tepatnya di Kecamatan Ulu Barumun-Sosopan, Kabupaten Palas membuat air sungai membesar hingga meluap dan membanjiri Desa Sigorbus, Desa Saba Hotang dan sekitarnya, Selasa (22/10) sekira pukul 20.00 WIB. Air kiriman itu menghanyutkan ratusan potongan kayu dan menghantam pemukiman warga di Desa Sigorbus Kecamatan Barumun. Akibatnya, banyak rumah dan pagar warga yang rusak.

Imran S, seorang warga yang rumahnya tepat di pinggir sungai Barumun kepada METRO TABAGSEL (Grup SUMUTPOS.CO) menyebutkan, air dengan tinggi berkisar dua meter sempat membanjiri pemukiman hingga selama dua jam. Ratusan potongan kayu yang diduga hasil pembalakan liar di hulu sungai, tepatnya di sekitar Kecamatan Sosopan hingga Ulu Barumun juga turut membanjiri di jalan, halaman dan pemukiman warga.

“Dan saat kejadian tadi malam, tidak ada hujan di sini. Ini adalah kiriman hujan dari hulu, dan kayu-kayu ini juga diduga hasil pembalakan liar di sekitar Kecamatan Ulu Barumun dan Sosopan,” terang pria paruh baya yang pernah menjadi anggota DPRD Riau itu.

Meski tidak ada korban, kata Imran, kejadian yang sama pada sungai ini khususnya setiap musim hujan selalu terjadi. Untuk itu pihaknya bersama perangkat desa dan warga telah berulang kali melaporkan dan mengusulkan agar pinggir sungai di dek oleh Pemerintah Kabupaten Palas.

“Ini masih yang kecil, dan kami yakin akan ada yang lebih besar lagi yang akan datang mengingat musim penghujan,” ujarnya.

Ditambahkan Makmun Soleh Nasution, dampak banjir ini cukup merugikan warga baik itu dari materil atau tenaga. Sebab pada pagi harinya warga dengan berbondong-bondong harus membersihkan sisa-sisa kayu dengan ukuran besar dari jalan dan pemukiman.

“Ini sudah lumayan sedikit, karena sudah diangkut berton-ton tadi. Walaupun ada kerugian, warga juga menyempatkan mengambil kayu-kayu ini untuk dijadikan kayu bakar,” katanya di sela-sela membersihkan sisa kayu dari bendungan yang menyumbat.

Selain itu, ditambahkan Hasan Hasibuan, aliran persawahan warga di Desa Saba Hotang juga turut tersumbat akibat kayu yang menghambat di hulu parit yang menghubungkan pengairan sawah. Sehingga warga terpaksa bergotong royong membersihkan kayu-kayu itu.

“Aliran persawahan juga semuanya tersumbat, karena dari sungai inilah yang mengaliri persawahan warga mulai dari Sigorbus, Saba Hotang hingga Desa Hasatan sana,” ucap Hasan.

Menurut warga sepanjang pinggir aliran sungai Barumun, khususnya di Desa Sigorbus ini cukup rawan dengan banjir. Bertahun-tahun persoalan ini sudah sering diajukan ke Pemda Palas untuk didek agar mengantisipasi banjir lagi. Terlebih Tempat Pemakaman Umum (TPU) warga yang berdekatan dengan sungai.

“Lama kelamaan TPU juga akan ikut hanyut. Kita akui pemda kita ini agak lambat alias tidak cepat tanggap dengan persoalan ini. Dan bukan TPU itu saja nanti yang akan hanyut, bahkan kampung ini pun nanti akan hanyut semua,” sebut mereka.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palas Irwan Baginda Hasibuan ketika dikonfirmasi via seluler belum memberikan keterangan terkait tanggap darurat pihaknya atas kejadian ini.

Sama halnya dengan Kepala Dinas PU Ir Ulil Fadil Nasution tidak ada jawaban saat dikonfirmasi terkait tindak lanjut mendek pinggiran sungai seperti yang disampaikan warga selama ini.

Sementara Camat Barumun, Khoirul Saleh ketika dikonfirmasi terkait kejadian dan jumlah kerusakan yang dialami warga, mengaku belum mendapat laporan dari kepala desa. “Bahkan Sekcam yang merupakan warga Hasahatan juga belum ada diketahuinya, belum ada laporan sama kita,” ungkapnya.

Terkait dugaan ratusan kayu hasil pembalakan lair tersebut, Kepala Dinas Kehutanan Thamrin Harahap belum dapat memberikan keterangan. Pun demikian saat disambangi ke kantornya yang bersangkutan sedang tidak di tempat. (tan/smg)

 

Foto: Parningotan Aritonang / Metro Tabagsel Gelondongan kayu-kayu yang dibawa banjir menghantam pemukiman warga Desa Sigorbus, Paluta Selatan.
Foto: Parningotan Aritonang / Metro Tabagsel
Gelondongan kayu-kayu yang dibawa banjir menghantam pemukiman warga Desa Sigorbus, Palas.

PALAS, SUMUTPOS.CO – Akibat hujan deras yang melanda hulu sungai Barumun, tepatnya di Kecamatan Ulu Barumun-Sosopan, Kabupaten Palas membuat air sungai membesar hingga meluap dan membanjiri Desa Sigorbus, Desa Saba Hotang dan sekitarnya, Selasa (22/10) sekira pukul 20.00 WIB. Air kiriman itu menghanyutkan ratusan potongan kayu dan menghantam pemukiman warga di Desa Sigorbus Kecamatan Barumun. Akibatnya, banyak rumah dan pagar warga yang rusak.

Imran S, seorang warga yang rumahnya tepat di pinggir sungai Barumun kepada METRO TABAGSEL (Grup SUMUTPOS.CO) menyebutkan, air dengan tinggi berkisar dua meter sempat membanjiri pemukiman hingga selama dua jam. Ratusan potongan kayu yang diduga hasil pembalakan liar di hulu sungai, tepatnya di sekitar Kecamatan Sosopan hingga Ulu Barumun juga turut membanjiri di jalan, halaman dan pemukiman warga.

“Dan saat kejadian tadi malam, tidak ada hujan di sini. Ini adalah kiriman hujan dari hulu, dan kayu-kayu ini juga diduga hasil pembalakan liar di sekitar Kecamatan Ulu Barumun dan Sosopan,” terang pria paruh baya yang pernah menjadi anggota DPRD Riau itu.

Meski tidak ada korban, kata Imran, kejadian yang sama pada sungai ini khususnya setiap musim hujan selalu terjadi. Untuk itu pihaknya bersama perangkat desa dan warga telah berulang kali melaporkan dan mengusulkan agar pinggir sungai di dek oleh Pemerintah Kabupaten Palas.

“Ini masih yang kecil, dan kami yakin akan ada yang lebih besar lagi yang akan datang mengingat musim penghujan,” ujarnya.

Ditambahkan Makmun Soleh Nasution, dampak banjir ini cukup merugikan warga baik itu dari materil atau tenaga. Sebab pada pagi harinya warga dengan berbondong-bondong harus membersihkan sisa-sisa kayu dengan ukuran besar dari jalan dan pemukiman.

“Ini sudah lumayan sedikit, karena sudah diangkut berton-ton tadi. Walaupun ada kerugian, warga juga menyempatkan mengambil kayu-kayu ini untuk dijadikan kayu bakar,” katanya di sela-sela membersihkan sisa kayu dari bendungan yang menyumbat.

Selain itu, ditambahkan Hasan Hasibuan, aliran persawahan warga di Desa Saba Hotang juga turut tersumbat akibat kayu yang menghambat di hulu parit yang menghubungkan pengairan sawah. Sehingga warga terpaksa bergotong royong membersihkan kayu-kayu itu.

“Aliran persawahan juga semuanya tersumbat, karena dari sungai inilah yang mengaliri persawahan warga mulai dari Sigorbus, Saba Hotang hingga Desa Hasatan sana,” ucap Hasan.

Menurut warga sepanjang pinggir aliran sungai Barumun, khususnya di Desa Sigorbus ini cukup rawan dengan banjir. Bertahun-tahun persoalan ini sudah sering diajukan ke Pemda Palas untuk didek agar mengantisipasi banjir lagi. Terlebih Tempat Pemakaman Umum (TPU) warga yang berdekatan dengan sungai.

“Lama kelamaan TPU juga akan ikut hanyut. Kita akui pemda kita ini agak lambat alias tidak cepat tanggap dengan persoalan ini. Dan bukan TPU itu saja nanti yang akan hanyut, bahkan kampung ini pun nanti akan hanyut semua,” sebut mereka.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palas Irwan Baginda Hasibuan ketika dikonfirmasi via seluler belum memberikan keterangan terkait tanggap darurat pihaknya atas kejadian ini.

Sama halnya dengan Kepala Dinas PU Ir Ulil Fadil Nasution tidak ada jawaban saat dikonfirmasi terkait tindak lanjut mendek pinggiran sungai seperti yang disampaikan warga selama ini.

Sementara Camat Barumun, Khoirul Saleh ketika dikonfirmasi terkait kejadian dan jumlah kerusakan yang dialami warga, mengaku belum mendapat laporan dari kepala desa. “Bahkan Sekcam yang merupakan warga Hasahatan juga belum ada diketahuinya, belum ada laporan sama kita,” ungkapnya.

Terkait dugaan ratusan kayu hasil pembalakan lair tersebut, Kepala Dinas Kehutanan Thamrin Harahap belum dapat memberikan keterangan. Pun demikian saat disambangi ke kantornya yang bersangkutan sedang tidak di tempat. (tan/smg)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/