26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Persis Solo v Martapura Rusuh, 1 Suporter Tewas

SOLO – Sepak bola Indonesia kembali tercoreng. Kerusuhan pecah usai laga Persis Solo melawan Martapura FC di Stadion Manahan, kemarin petang (22/10). Akibatnya, satu orang tewas, satu sepeda motor polisi kode 154 dibakar massa.

Massa juga merusak bus nopol W 7507 UR yang dinaiki rombongan pemain Persis Solo dan terparkir di depan lobi Stadion Manahan. Nasib sama dialami sejumlah mobil pribadi yang terparkir di sekitar bus.

Pantauan Jawa Pos Radar Solo, kerusuhan tersebut diduga dipicu buruknya kepemimpinan wasit Ahmadi Djafri asal Makassar sepanjang pertandingan. Cukup banyak keputusan wasit yang dianggap merugikan kubu tuan rumah. Selain itu, perlakuan kasar pemain Martapura FC kepada pemain Persis jarang mendapat perhatian pengadil lapangan itu.

Puncak amarah penonton terjadi di pengujung pertandingan. Ketika pemain Persis tak kunjung mencetak gol dalam laga yang berkesudahan dengan skor 1-1 itu, pemain Martapura FC dan wasit malah terkesan mengulur-ulur waktu.

Diduga karena kesal, oknum penonton yang berada di tribun timur Stadion Manahan menyalakan kembang api yang hampir saja mengenai asisten wasit II Ahmad Fauzi (Bandung).

Merasa terancam, wasit Ahmad Djafri memutuskan pertandingan dihentikan. Seluruh pemain Martapura FC pun pilih mengamankan diri di bench pemain cadangan. Amarah yang memuncak membuat ratusan penonton masuk ke tengah lapangan untuk mengejar dan menghakimi wasit.

Imbasnya, mereka sempat adu fisik dengan anggota kepolisian yang berusaha mengamankan situasi. Untuk mengendalikan massa, polisi melepaskan tembakan gas air mata dan mengerahkan tim K-9 untuk menghalau massa yang mulai beringas.

Kerusuhan meluas hingga ke parkiran stadion. Ribuan massa yang marah berkumpul di lobi Stadion Manahan untuk mencegat wasit dan pemain Martapura FC. Kekesalan massa diluapkan dengan merusak lima unit motor milik polisi. Salah satu motor kemudian di bakar. Tak hanya itu, satu bus dan sejumlah mobil pribadi ikut dirusak massa.

Pemain dari kedua kubu baru bisa meninggalkan stadion dua jam pasca-kerusuhan atau sekitar pukul 19.00. Para pemain kedua tim keluar dengan pengamanan ekstra ketat mengunakan truk dalmas dan dikawal ratusan polisi. Khusus untuk tim Martapura FC, langsung dilarikan ke arah Jogja dan dilarang kembali ke hotel tempat mereka menginap.

“Saya kaget melihat kericuhan ini meluas hingga ke perusakan mobil di luar stadion. Bahkan mobil saya juga jadi korbannya. Ini benar-benar tidak kita prediksikkan sebelumnya. Kita tidak bisa menyimpulkan ini salah siapa, kericuhan sudah memanas di lapangan yang membuatnya meluas hingga ke luar stadion,” terang Ketua Panpel Persis Solo Paulus Haryoto.

“Semua berawal dari wasit. Kita kecewa sebagai tim yang dikerjai. Apalagi suporter yang mendukung tim kebanggannya selalu dikerjai tim tamu lewat wasit,” keluh Manajer Persis Totok Supriyatno.

Kapolresta Solo Kombes Pol Iriansyah menuturkan, satu orang tewas akibat dikeroyok massa. “Berjenis kelamin laki-laki, saat ini sedang dilakukan identifikasi,” tegas kapolres.

Ditambahkan Iriansyah, pria tersebut dikeroyok lantaran dikira anggota kepolisian. Oleh petugas, pria itu segera di evakuasi ke Rumah Sakit (RS) Panti Waluyo untuk mendapat perawatan medis. Namun sayang saat diperjalanan, pria itu tewas.

“Korban dibawa dengan mobil polisi. Sampai di rumah sakit, korban sudah meninggal dunia,” beber Iriansyah. Ini adalah korban kedua oleh suporter di Jawa Tengah sepanjang tahun ini. Sebelumnya adalah suporter PSCS yang dikoroyok di Sleman dan tewas.

Lebih lanjut kapolresta menjelaskan, situasi di sekitar Stadion Manahan sudah terkendali. Sebanyak 450 personel gabungan TNI, Brimob dan Dalmas dilibatkan untuk pengamanan.

Data dari pihak kepolisian, beberapa anggota polisi terluka akibat lemparan batu dan kayu, satu motor polisi dibakar, tiga lainnya dirusak.

Kerusakan berupa kaca pecah dan bodi penyok juga menimpa satu unit bus yang diparkir di area Stadion Manahan, dua truk dalmas, satu mobil Satlantas, dan satu Avanza nomor polisi AD 8925 TB.

“Situasi telah kondusif. Para pemain dan ofisial telah dievakuasi dengan pengawalan ketat dari TNI dan Brimob,” tegas Iriansyah. Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan adanya suporter yang diamankan.

Sementara itu, salah seorang dokter RS Panti Waluyo dr. Sapto mengatakan, untuk identifikasi lebih lanjut, jasad pria yang diperkirakan berumur 30 tahun itu dibawa ke RSUD dr. Moewardi.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Solo, ditemukan Honda Beat warna merah di Stadion Manahan. Diduga sepeda motor ini adalah milik pria yang tewas tersebut. Di sepeda motor juga ditemukan STNK atas nama Joko Riyanto yang beralamat di Pelem, Simo, Boyolali. (nik/kwl/fer/wa/JPNN/ful)

HURU-HARA: Kondisi di Stadion Manahan Solo saat terjadi kericuhan.
HURU-HARA: Kondisi di Stadion Manahan Solo saat terjadi kericuhan.

SOLO – Sepak bola Indonesia kembali tercoreng. Kerusuhan pecah usai laga Persis Solo melawan Martapura FC di Stadion Manahan, kemarin petang (22/10). Akibatnya, satu orang tewas, satu sepeda motor polisi kode 154 dibakar massa.

Massa juga merusak bus nopol W 7507 UR yang dinaiki rombongan pemain Persis Solo dan terparkir di depan lobi Stadion Manahan. Nasib sama dialami sejumlah mobil pribadi yang terparkir di sekitar bus.

Pantauan Jawa Pos Radar Solo, kerusuhan tersebut diduga dipicu buruknya kepemimpinan wasit Ahmadi Djafri asal Makassar sepanjang pertandingan. Cukup banyak keputusan wasit yang dianggap merugikan kubu tuan rumah. Selain itu, perlakuan kasar pemain Martapura FC kepada pemain Persis jarang mendapat perhatian pengadil lapangan itu.

Puncak amarah penonton terjadi di pengujung pertandingan. Ketika pemain Persis tak kunjung mencetak gol dalam laga yang berkesudahan dengan skor 1-1 itu, pemain Martapura FC dan wasit malah terkesan mengulur-ulur waktu.

Diduga karena kesal, oknum penonton yang berada di tribun timur Stadion Manahan menyalakan kembang api yang hampir saja mengenai asisten wasit II Ahmad Fauzi (Bandung).

Merasa terancam, wasit Ahmad Djafri memutuskan pertandingan dihentikan. Seluruh pemain Martapura FC pun pilih mengamankan diri di bench pemain cadangan. Amarah yang memuncak membuat ratusan penonton masuk ke tengah lapangan untuk mengejar dan menghakimi wasit.

Imbasnya, mereka sempat adu fisik dengan anggota kepolisian yang berusaha mengamankan situasi. Untuk mengendalikan massa, polisi melepaskan tembakan gas air mata dan mengerahkan tim K-9 untuk menghalau massa yang mulai beringas.

Kerusuhan meluas hingga ke parkiran stadion. Ribuan massa yang marah berkumpul di lobi Stadion Manahan untuk mencegat wasit dan pemain Martapura FC. Kekesalan massa diluapkan dengan merusak lima unit motor milik polisi. Salah satu motor kemudian di bakar. Tak hanya itu, satu bus dan sejumlah mobil pribadi ikut dirusak massa.

Pemain dari kedua kubu baru bisa meninggalkan stadion dua jam pasca-kerusuhan atau sekitar pukul 19.00. Para pemain kedua tim keluar dengan pengamanan ekstra ketat mengunakan truk dalmas dan dikawal ratusan polisi. Khusus untuk tim Martapura FC, langsung dilarikan ke arah Jogja dan dilarang kembali ke hotel tempat mereka menginap.

“Saya kaget melihat kericuhan ini meluas hingga ke perusakan mobil di luar stadion. Bahkan mobil saya juga jadi korbannya. Ini benar-benar tidak kita prediksikkan sebelumnya. Kita tidak bisa menyimpulkan ini salah siapa, kericuhan sudah memanas di lapangan yang membuatnya meluas hingga ke luar stadion,” terang Ketua Panpel Persis Solo Paulus Haryoto.

“Semua berawal dari wasit. Kita kecewa sebagai tim yang dikerjai. Apalagi suporter yang mendukung tim kebanggannya selalu dikerjai tim tamu lewat wasit,” keluh Manajer Persis Totok Supriyatno.

Kapolresta Solo Kombes Pol Iriansyah menuturkan, satu orang tewas akibat dikeroyok massa. “Berjenis kelamin laki-laki, saat ini sedang dilakukan identifikasi,” tegas kapolres.

Ditambahkan Iriansyah, pria tersebut dikeroyok lantaran dikira anggota kepolisian. Oleh petugas, pria itu segera di evakuasi ke Rumah Sakit (RS) Panti Waluyo untuk mendapat perawatan medis. Namun sayang saat diperjalanan, pria itu tewas.

“Korban dibawa dengan mobil polisi. Sampai di rumah sakit, korban sudah meninggal dunia,” beber Iriansyah. Ini adalah korban kedua oleh suporter di Jawa Tengah sepanjang tahun ini. Sebelumnya adalah suporter PSCS yang dikoroyok di Sleman dan tewas.

Lebih lanjut kapolresta menjelaskan, situasi di sekitar Stadion Manahan sudah terkendali. Sebanyak 450 personel gabungan TNI, Brimob dan Dalmas dilibatkan untuk pengamanan.

Data dari pihak kepolisian, beberapa anggota polisi terluka akibat lemparan batu dan kayu, satu motor polisi dibakar, tiga lainnya dirusak.

Kerusakan berupa kaca pecah dan bodi penyok juga menimpa satu unit bus yang diparkir di area Stadion Manahan, dua truk dalmas, satu mobil Satlantas, dan satu Avanza nomor polisi AD 8925 TB.

“Situasi telah kondusif. Para pemain dan ofisial telah dievakuasi dengan pengawalan ketat dari TNI dan Brimob,” tegas Iriansyah. Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan adanya suporter yang diamankan.

Sementara itu, salah seorang dokter RS Panti Waluyo dr. Sapto mengatakan, untuk identifikasi lebih lanjut, jasad pria yang diperkirakan berumur 30 tahun itu dibawa ke RSUD dr. Moewardi.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Solo, ditemukan Honda Beat warna merah di Stadion Manahan. Diduga sepeda motor ini adalah milik pria yang tewas tersebut. Di sepeda motor juga ditemukan STNK atas nama Joko Riyanto yang beralamat di Pelem, Simo, Boyolali. (nik/kwl/fer/wa/JPNN/ful)

HURU-HARA: Kondisi di Stadion Manahan Solo saat terjadi kericuhan.
HURU-HARA: Kondisi di Stadion Manahan Solo saat terjadi kericuhan.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/