SUMUTPOS.co – Belum diketahui bagaimana Praka Joni Kusuma Marpaung tewas tertembak. Tapi, salah satu bukti mengerikan bentrokan antara anggota Yonif 134 Tuah Sakti Batam dan personel Brimob tersebut tampak Barak Teratai rusak. Kaca-kacanya pecah. Ada tembok yang berlubang kena peluru.
Tim ivestigasi dari Kakor Brimob dan polisi Polda Kepri sudah melakukan olah TKP di Barak Teratai Mako Satbrimob Polda Kepri di Tembesi, Kamis (20/11) siang sekitar pukul 13.30 WIB.
Belasan tim investigasi ini dipimpin oleh Kakor Brimob, Irjen Pol Robby Kaligis dan Kabid Humas Polda Kepri, AKBP Hartono langsung menuju ke lokasi Barak Teratai samping Lapas Barelang.
Pantauan dari luar lokasi investigasi, puluhan anggota berpakain sipil dan seragam kepolisian itu tampak sibuk mengamati, memotret dan mencatat secara detail setiap apa yang dilihat.
Dari pagar luar mako Brimo terlihat dengan jelas tujuh unit sepeda motor yang parkir di depan barak tersebut sudah ludes terbakar. Kaca depan yang merupakan pintu masuk luluh lantah karena pecah.
Kegiatan investigasi ini mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian bersenjata lengkap. Suasana di Mako terpantau kondusif, namun puluhan anggota Brimob masih terus berjaga dengan ketat.
Wartawan tak dizinkan masuk. Hartono yang sempat menemui wartawan membenarkan kedatangan rombongan itu untuk meninjau mako Brimob dan melakukan olah TKP.
“Kami tinjau dan olah TKP awal dulu,” ujar Hartono.
Dari pengamatan tim sementara, kata Hartono, ada tujuh unit sepeda motor anggota Brimob yang dibakar, kerusakan kaca pintu Barak Teratai, kebakaran kamar dalam barak teratai dengan ditemui sejumlah bekas tembakan di tembak dan pepohonan di sekitar barak.
“Ini awal saja, ada invesitagasi khusus,” ujar Hartono.
Tim investigasi dari Kodam Bukit Barisan sudah lebih dahulu menyisir sekitar kawasan mako Brimob. Mereka juga melakukan olah TKP dan mencari dan mengumpulkan selongsongan peluru yang ditemui pinggir jalan dan dalam pemukiman warga.
Ratusan proyektil dan selongsong peluru berserakan di halaman Lapas Klas IIA Barelang, tepatnya di samping barak teratai Mako Brimob. Selain proyektil, puluhan kotak penyimpanan peluru juga ditemukan petugas Lapas. Diduga, saat baku tembak terjadi anggota TNI 134 melakukan penyerangan dari jarak dekat menuju Mako Brimob.
“Banyak sekali proyektil dan kotak peluru berserakan di sini. Saya dengar ramai sekali orang di luar begitu juga suara tembakan yang terdengar dekat,” ujar M. Haris, petugas Lapas Klas IIA Barelang kepada Batam Pos (Grup SUMUTPOS.co).
Ia mengatakan, dalam baku tembak itu, dinding Lapas terlihat jelas bekas tembakan. Kaca tempat penyimpanan hasil karya warga binaan atau worksop dalam keadeaan pecah. Ruang usaha isi ulang air galon yang dilakukan warga binaan ikut rusak.
“Sampai di dalam ruang penyimpanan usaha itu ada proyektil. Alhamdulillah semua warga binaan aman, hanya itu yang rusak,” katanya.
Lanjut Haris, ia sempat melihat secara langsung penyerangan yang dilakukan anggota TNI 134/TS ke Barak Teratai Mako Brimob pada Rabu pagi. Saat itu, puluhan anggota TNI menggunakan sepeda motor serta membawa kayu dan tongkat besi.
“Ada sekitar 30 orang, mereka datang langsung merusak barak itu. Saat kejadian pengrusakan barak kami langsung antisipasi masukkan warga binaan ke dalam kamar,” tutupnya.
Sementara itu Kalapas, Farhan Hidayat mengatakan sudah melaporkan kerusakan fasilitas yang dialami pihaknya ke Dirjen Kemasyarakatan. Ia mengaku dengan kejadian baku tembak tersebut seluruh warga binaan yang berada di dalam Lapas merasa resah.
“Mereka sangat ketakutan. Tapi sebelumnya kita antisipasi dengan memasukkan seluruh warga binaan ke dalam kamar dan melarang untuk mengintip ke luar. Takutnya ada peluru nyasar,” ujarnya.
Aktifitas invetigasi tim ini terbantu dengan kehadiran puluhan anak-anak yang ada di sekitar lokasi investigasi. Anak-anak di ramai-ramai bersama tim invetigasi untuk mencari selongsongan amunisi bentrok malam tadi.
Puluhan selongsongan peluru berhasil ditemukan anak-anak. Anak-anak kian bersemangat karena tim investigasi menghargai Rp2.000 perselongsongan kepada anak-anak.
“Banyak om dekat rumah kami dibawa, di pinggir jalan juga banyak,” kata salah satu anak yang mencari selongsongan peluru.
Sampai pukul 12.00 WIB, sudah ratusan selongsong peluru yang diamankan oleh tim investigasi. (eja/cr5/rpg)