29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Malala Bercita-cita Menjadi PM Pakistan

Malala Yousafzai berusia 15 tahun ketika ditembak oleh Taliban.
Malala Yousafzai berusia 15 tahun ketika ditembak oleh Taliban.

SUMUTPOS.CO- Aktivis Pakistan, Malala Yousafzai, mengatakan kepada BBC menjelang penganugerahan Nobel, bahwa dia ingin meniti karir di dunia politik.

Dia mengatakan bahwa mungkin bercita-cita menjadi perdana menteri Pakistan setelah dia menyelesaikan sekolahnya di Inggris.

“Saya ingin melayani negara saya dan impian saya adalah negara saya menjadi maju dan saya ingin tiap anak mendapat pendidikan,” katanya kepada wartawan BBC, Stephen Sackur di Oslo.

Dia mengatakan bahwa dia terinspirasi oleh Benazir Bhutto – perempuan yang dua kali menjadi perdana menteri Pakistan sebelum akhirnya dibunuh pada 2007.

“Jika yang terbaik adalah saya melayani negara melalui politik dan menjadi perdana menteri, maka saya pastinya akan memilih itu,” kata Yousafzai.

Yousafzai dan aktivis hak-hak anak India, Kailash Satyarthi, terpilih secara bersama-sama sebagai pemenang Nobel.

Dia – yang menjadi peraih Nobel termuda – mengatakan sangat tersanjung dapat menang bersama Kailash.

“Saya sejak awal memiliki keinginan untuk melihat anak-anak pergi ke sekolah dan saya memulai kampanye ini,” katanya.

Yousafzai ditembak di kepala oleh Taliban pada Oktober 2012 karena melakukan kampanye menuntut hak pendidikan untuk anak perempuan.

“Penghargaan perdamaian ini sangat penting bagi saya dan memberi saya lebih banyak harapan, keberanian, dan saya merasa lebih kuat dari sebelumnya karena melihat banyak orang bersama saya,” lanjutnya. (BBC)

Malala Yousafzai berusia 15 tahun ketika ditembak oleh Taliban.
Malala Yousafzai berusia 15 tahun ketika ditembak oleh Taliban.

SUMUTPOS.CO- Aktivis Pakistan, Malala Yousafzai, mengatakan kepada BBC menjelang penganugerahan Nobel, bahwa dia ingin meniti karir di dunia politik.

Dia mengatakan bahwa mungkin bercita-cita menjadi perdana menteri Pakistan setelah dia menyelesaikan sekolahnya di Inggris.

“Saya ingin melayani negara saya dan impian saya adalah negara saya menjadi maju dan saya ingin tiap anak mendapat pendidikan,” katanya kepada wartawan BBC, Stephen Sackur di Oslo.

Dia mengatakan bahwa dia terinspirasi oleh Benazir Bhutto – perempuan yang dua kali menjadi perdana menteri Pakistan sebelum akhirnya dibunuh pada 2007.

“Jika yang terbaik adalah saya melayani negara melalui politik dan menjadi perdana menteri, maka saya pastinya akan memilih itu,” kata Yousafzai.

Yousafzai dan aktivis hak-hak anak India, Kailash Satyarthi, terpilih secara bersama-sama sebagai pemenang Nobel.

Dia – yang menjadi peraih Nobel termuda – mengatakan sangat tersanjung dapat menang bersama Kailash.

“Saya sejak awal memiliki keinginan untuk melihat anak-anak pergi ke sekolah dan saya memulai kampanye ini,” katanya.

Yousafzai ditembak di kepala oleh Taliban pada Oktober 2012 karena melakukan kampanye menuntut hak pendidikan untuk anak perempuan.

“Penghargaan perdamaian ini sangat penting bagi saya dan memberi saya lebih banyak harapan, keberanian, dan saya merasa lebih kuat dari sebelumnya karena melihat banyak orang bersama saya,” lanjutnya. (BBC)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/