MEDAN, SUMUTPOS.CO – Direktur LBH Medan Surya Adinata menilai penyerangan yang dilakukan anggota Ditsabhara Poldasu telah melukai hati masyarakat. Apalagi, lokasi komplek yang notabene banyak pengunjungnya.
Untuk itu, dia meminta Kapoldasu dan Dirsabhara menindak tegas anggotanya. Karena bila tidak diberi sanksi, takutnya akan jadi preseden buruk bagi masyarakat khsusunya warga komplek J. City. ” Pecat saja sudah, ’kan masih banyak mau jadi polisi,” tegas Surya.
Penegasan yang diucapkan Surya bukan tanpa alasan, dia membandingkan dengan maraknya kasus perampokan akhir-akhir ini di Medan. “Mengapa Sabhara-sabhara itu tidak mengejar pelaku perampokan-perampokan itu, kok malah menyerang satpam dan warga. Jadi, pendidikan yang selama ini mereka terima sia-sia,” cibir Surya.
Kalaupun ada masalah lanjutnya, bisa diselesaikan di kantor polisi. “Tidak harus anarkis begitu. Warga kan jadi takut, apalagi polisinya ramai-ramai. Para pelaku ini harus mendapat sanksi berat,” ucap aktivis hukum itu.
Masih kaya Surya, jika atasan tidak memberikan hukuman setimpal, maka rasa takut warga akan terus terjadi.
“Perdamaian yang telah dilakukan kedua belah pihak tidak cukup memberikan rasa aman pada masyarakat. Takutnya, aparat lain akan melakukan hal yang sama. Jadi, bagaimana bila korbannya orang susah dan tidak punya apa-apa? Apakah akan ditanggung jawabin? Berangkat dari kasus ini, kita tunggu ketegasan dari Dirsabhara. Bisa saja korban-korbannya takut sehingga mau berdamai,” tandasnya. (gib/deo)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Direktur LBH Medan Surya Adinata menilai penyerangan yang dilakukan anggota Ditsabhara Poldasu telah melukai hati masyarakat. Apalagi, lokasi komplek yang notabene banyak pengunjungnya.
Untuk itu, dia meminta Kapoldasu dan Dirsabhara menindak tegas anggotanya. Karena bila tidak diberi sanksi, takutnya akan jadi preseden buruk bagi masyarakat khsusunya warga komplek J. City. ” Pecat saja sudah, ’kan masih banyak mau jadi polisi,” tegas Surya.
Penegasan yang diucapkan Surya bukan tanpa alasan, dia membandingkan dengan maraknya kasus perampokan akhir-akhir ini di Medan. “Mengapa Sabhara-sabhara itu tidak mengejar pelaku perampokan-perampokan itu, kok malah menyerang satpam dan warga. Jadi, pendidikan yang selama ini mereka terima sia-sia,” cibir Surya.
Kalaupun ada masalah lanjutnya, bisa diselesaikan di kantor polisi. “Tidak harus anarkis begitu. Warga kan jadi takut, apalagi polisinya ramai-ramai. Para pelaku ini harus mendapat sanksi berat,” ucap aktivis hukum itu.
Masih kaya Surya, jika atasan tidak memberikan hukuman setimpal, maka rasa takut warga akan terus terjadi.
“Perdamaian yang telah dilakukan kedua belah pihak tidak cukup memberikan rasa aman pada masyarakat. Takutnya, aparat lain akan melakukan hal yang sama. Jadi, bagaimana bila korbannya orang susah dan tidak punya apa-apa? Apakah akan ditanggung jawabin? Berangkat dari kasus ini, kita tunggu ketegasan dari Dirsabhara. Bisa saja korban-korbannya takut sehingga mau berdamai,” tandasnya. (gib/deo)