MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan massa yang mengatasnamankan Masyarakat Pribumi Indonesia kembali mendatangi gedung Centre Point milik PT ACK, di Jalan Jawa, Medan, Jumat (27/3) sore sekira pukul 15.30 WIB. Massa dari elemen mahasiswa dan LSM ini mempertanyakan penghancuran Masjid Al Hidayah dan Jalan Madura yang dihancurkan untuk membangun gedung Centre Point.
Menurut massa, PT ACK mengulur-ulur waktu dan telah mengingkari janjinya untuk melakukan pertemuan pada Rabu (26/3) kemarin.
“PT ACK ingkar janji dan meremehkan tuntutan yang disampaikan masyarakat. Padahal, pada pertemuan 16 Maret lalu disampaikan akan duduk bersama pada 26 Maret untuk membicarakan masalah penghancuran Masjid Al Hidayah dan Jalan Madura yang telah ditutup,” kata massa dalam orasinya.
Menurut massa, PT ACK diminta segera membangun dan membuka fasilitas umum tersebut. Karena, apabila hal ini tidak dipenuhi maka PT ACK telah ‘mengangkangi’ Pancasila, terutama Sila 1 dan 2.
Setelah setengah jam berorasi di depan gedung Centre Point tersebut, aksi massa ditanggapi. Humas Centre Point, Irwan, menyarankan massa untuk ke Hotel Dharma Deli guna melakukan pertemuan. Massa pun kemudian bergerak ke hotel tersebut.
Sesampainya di hotel itu, massa kembali menelan kekecewaan. Pasalnya, pihak Centre Point meminta waktu untuk mengagendakan pertemuan dengan menghadirkan direksi.
“Tidak ada jawaban dan solusi. Mereka hanya menjanjikan kembali akan mengadakan pertemuan pada Senin (30/3). Alasannya, karena pimpinan atau direksi PT ACK yang bisa mengambil keputusan terkait masalah ini masih berada di luar negeri,” kata Leo Adnan Imsar, salah seorang pengunjuk rasa.
Leo menuturkan, jika Senin nanti tidak juga dilakukan pertemuan untuk membahas permasalahan ini, maka aksi unjuk rasa terus dilakukan sampai tuntutan terpenuhi.
“Kita akan terus memperjuangkan masjid yang telah dihancurkan dan juga jalan yang ditutup. Kita tidak terima toleransi berunding lagi dan mungkin nanti ada risiko,” ucap Leo.