26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Waduh, 1 dari 20 Mahasiswa di Inggris Terlibat Bisnis Esek-Esek

SUMUTPOS.CO – Hasil sebuah penelitian di Inggris ini cukup mengagetkan. Pasalnya, satu dari setiap 20 murid perguruan tinggi di Inggris ternyata terlibat bisnis esek-esek. Angka riilnya berarti lebih dari 100 ribu mahasiswa di negeri Ratu Elizabeth itu.

Merujuk pada hasil penelitian bertajuk Student Sex Work Project yang dilakukan Universitas Swansea, bisnis esek-esek yang melibatkan mahasiswa itu antara lain prostitusi, striptease alias penari telanjang, ataupun cam girls di internet. Alasan para mahasiswa menceburkan diri ke dalam bisnis esek-esek adalah untuk membayar utang dan membiayai kuliah mereka.

Dari penelitian itu menunjukkan bahwa mahasiswa lebih mungkin terlibat di bisnis esek-esek ketimbang mahasiswi. Namun, tentu saja para mahasiswa yang terlibat di bisnis esek-esek selalu menyembunyikannya dari keluarga maupun teman-teman mereka.

“Kami sekarang punya bukti kuat bahwa para mahasiswa terlibat dalam industri sek di seluruh UK. Mayoritas dari mahasiswa ini merahasiakan kesibukan mereka dan ini karena stigma sosial serta ketakutan akan dihakimi oleh keluarga dan teman-teman,” kata Dr Tracet Sagar yang memimpin penelitian.

Penelitian yang didanai Big Lottery Fund itu melibatkan 6.750 mahasiswa. Dari angka itu, 8,5 persen responden (5 persen mahasiswa dan 3,5 persen mahasiswi) di antaranya telah terjun ke industri seks, sedangkan 22 persen lainnya mengaku pikir-pikir untuk melakukannya.

Sementara soal motivasi terjun ke esek-esek, hampir 2/3 di antara mereka mengaku untuk membiayai gaya hidup, sedangkan 56 persen lainnya untuk memenuhi kehidupan hidup mendasar. Adapun 2/5 dari mereka mengaku terjun ke industri seks demi membayar utang pada akhir kuliah mereka.

Hanya saja, uang bukanlah motif satu-satunya. Sebab, 54 persen responden mengaku terjun ke industri seks karena penasaran, sedangkan 44 persen lainnya justru karena menikmatinya.

Dr Sagar menuturkan, hal yang penting diingat adalah tidak semua mahasiswa yang terlibat dalam industri seks itu dalam posisi aman.  Karenanya, penting bagi pihak universitas untuk meningkatkan pengetahuan untuk memahami lebih baik lagi tentang para mahasiswa yang terjun ke industri seks.

“Dan inilah kenyataannya, mahasiswa terlibat menjadi pekerja seks. Ini fakta,” kata guru besar kriminologi itu. “Kenyataan lainnya adalah beberapa dari mereka butuh nasihat dan kadang-kadang bantuan untuk hengkang dari industri seks,” tuturnya.

Merujuk para data Higher Education Statistic Agency, jumlah mahasiswa di Inggris pada tahun ajaran 2012-2013 lalu mencapai 2,3 juta. Mereka menjadi sasaran di media sosial untuk dibujuk terjun ke industri seks. Misalnya, melalui pesan di Twitter maupun Facebook.

Sebuah penelitian lain menunjukkan, utang rata-rata mahasiswa naik hingga £ 44,000 atau sekitar Rp 836 juta dibandingkan saat pertama kali masuk kuliah pada 2012 yang hanya £ 9.000 atau sekitar Rp 171 juta.

Dengan dengan menjadi penari telanjang, seseorang mahasiswi dapat mengantongi uang antara Rp 1 jutaan hingga belasan juta. Sedangkan dengan menjadi teman bobok, seorang mahasiswi bisa mendapatkan uang lebih banyak lagi karena bisa mencapai ribuan Poundsterling.(mirror/mail/ara/jpnn)

SUMUTPOS.CO – Hasil sebuah penelitian di Inggris ini cukup mengagetkan. Pasalnya, satu dari setiap 20 murid perguruan tinggi di Inggris ternyata terlibat bisnis esek-esek. Angka riilnya berarti lebih dari 100 ribu mahasiswa di negeri Ratu Elizabeth itu.

Merujuk pada hasil penelitian bertajuk Student Sex Work Project yang dilakukan Universitas Swansea, bisnis esek-esek yang melibatkan mahasiswa itu antara lain prostitusi, striptease alias penari telanjang, ataupun cam girls di internet. Alasan para mahasiswa menceburkan diri ke dalam bisnis esek-esek adalah untuk membayar utang dan membiayai kuliah mereka.

Dari penelitian itu menunjukkan bahwa mahasiswa lebih mungkin terlibat di bisnis esek-esek ketimbang mahasiswi. Namun, tentu saja para mahasiswa yang terlibat di bisnis esek-esek selalu menyembunyikannya dari keluarga maupun teman-teman mereka.

“Kami sekarang punya bukti kuat bahwa para mahasiswa terlibat dalam industri sek di seluruh UK. Mayoritas dari mahasiswa ini merahasiakan kesibukan mereka dan ini karena stigma sosial serta ketakutan akan dihakimi oleh keluarga dan teman-teman,” kata Dr Tracet Sagar yang memimpin penelitian.

Penelitian yang didanai Big Lottery Fund itu melibatkan 6.750 mahasiswa. Dari angka itu, 8,5 persen responden (5 persen mahasiswa dan 3,5 persen mahasiswi) di antaranya telah terjun ke industri seks, sedangkan 22 persen lainnya mengaku pikir-pikir untuk melakukannya.

Sementara soal motivasi terjun ke esek-esek, hampir 2/3 di antara mereka mengaku untuk membiayai gaya hidup, sedangkan 56 persen lainnya untuk memenuhi kehidupan hidup mendasar. Adapun 2/5 dari mereka mengaku terjun ke industri seks demi membayar utang pada akhir kuliah mereka.

Hanya saja, uang bukanlah motif satu-satunya. Sebab, 54 persen responden mengaku terjun ke industri seks karena penasaran, sedangkan 44 persen lainnya justru karena menikmatinya.

Dr Sagar menuturkan, hal yang penting diingat adalah tidak semua mahasiswa yang terlibat dalam industri seks itu dalam posisi aman.  Karenanya, penting bagi pihak universitas untuk meningkatkan pengetahuan untuk memahami lebih baik lagi tentang para mahasiswa yang terjun ke industri seks.

“Dan inilah kenyataannya, mahasiswa terlibat menjadi pekerja seks. Ini fakta,” kata guru besar kriminologi itu. “Kenyataan lainnya adalah beberapa dari mereka butuh nasihat dan kadang-kadang bantuan untuk hengkang dari industri seks,” tuturnya.

Merujuk para data Higher Education Statistic Agency, jumlah mahasiswa di Inggris pada tahun ajaran 2012-2013 lalu mencapai 2,3 juta. Mereka menjadi sasaran di media sosial untuk dibujuk terjun ke industri seks. Misalnya, melalui pesan di Twitter maupun Facebook.

Sebuah penelitian lain menunjukkan, utang rata-rata mahasiswa naik hingga £ 44,000 atau sekitar Rp 836 juta dibandingkan saat pertama kali masuk kuliah pada 2012 yang hanya £ 9.000 atau sekitar Rp 171 juta.

Dengan dengan menjadi penari telanjang, seseorang mahasiswi dapat mengantongi uang antara Rp 1 jutaan hingga belasan juta. Sedangkan dengan menjadi teman bobok, seorang mahasiswi bisa mendapatkan uang lebih banyak lagi karena bisa mencapai ribuan Poundsterling.(mirror/mail/ara/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/