SUMUTPOS.CO – Emosi dunia terhadap kekejaman militer Myanmar menjadi makanan empuk para produsen hoax. Tak hanya di Indonesia, informasi hoax tentang Rohingya juga bertebaran di berbagai negara.
Jawa Pos menemukan akun Twitter Moetaz yang mem-posting empat foto dengan caption terkait kekejaman militer Myanmar terhadap warga Rohingya. Empat foto itu menggambarkan massa yang sedang berdemonstrasi. Caption empat foto tersebut tertulis dalam bahasa Arab dan Inggris.
”Demonstrasi dalam solidaritas dengan umat Islam #Rohingya di #Arkan,” tulis akun @moetaz89. Foto itu diunggah pada 8 September 2017 pukul 16.49. Hingga berita ini diturunkan, foto itu sudah di-retweet lima kali. Moetaz menyebut dirinya berasal dari Syria.
Ternyata satu di antara empat foto itu hoax. Foto dalam poster tersebut memperlihatkan seorang laki-laki menaiki motor sedang melindas tangan anak-anak. Peristiwa itu dikaitkan dengan peristiwa Rohingya.
Seorang pengguna Twitter berupaya meluruskan bahwa foto itu adalah atraksi kekuatan silat anak-anak di India. Sama sekali tidak ada kaitannya dengan etnis Rohingya. Berdasar penelusuran Jawa Pos, foto tersebut diambil di sebuah sekolah di Tamil Nadu, negara bagian di selatan India.
Ceritanya, pada pertengahan 2009, sebuah sekolah di Negara Bagian Tamil Nadu sedang memperagakan kekuatan anak-anak yang selama ini berlatih bela diri. Dalam aksi itu, tangan anak-anak digilas roda sepeda motor yang dinaiki seorang guru.
Foto itu sempat viral. Sempat dikecam banyak pihak. Juga sempat jadi hoax di India dan sekitarnya. Hoax yang beredar saat itu, pria dalam foto tersebut sedang melakukan pelecehan terhadap anak-anak. Dikutip dari BBC dan Guardian, otoritas pendidikan di India akhirnya melarang aksi serupa dilakukan di sekolah lain.
Guru yang melakoni aksi tersebut juga disanksi. Menurut pihak sekolah, aksi tersebut sebenarnya sudah seizin orang tua. ”Such events sometimes happen because of overwhelming demand from parents,” ujar Kepala Departemen Sekolah Dasar Tamil Nadu K. Devarajan kepada BBC. Jadi, para pemain hoax tentang isu Rohingya tak hanya ada di Indonesia. Tapi juga sejumlah negara. (gun/c10/fat/jpg)
SUMUTPOS.CO – Emosi dunia terhadap kekejaman militer Myanmar menjadi makanan empuk para produsen hoax. Tak hanya di Indonesia, informasi hoax tentang Rohingya juga bertebaran di berbagai negara.
Jawa Pos menemukan akun Twitter Moetaz yang mem-posting empat foto dengan caption terkait kekejaman militer Myanmar terhadap warga Rohingya. Empat foto itu menggambarkan massa yang sedang berdemonstrasi. Caption empat foto tersebut tertulis dalam bahasa Arab dan Inggris.
”Demonstrasi dalam solidaritas dengan umat Islam #Rohingya di #Arkan,” tulis akun @moetaz89. Foto itu diunggah pada 8 September 2017 pukul 16.49. Hingga berita ini diturunkan, foto itu sudah di-retweet lima kali. Moetaz menyebut dirinya berasal dari Syria.
Ternyata satu di antara empat foto itu hoax. Foto dalam poster tersebut memperlihatkan seorang laki-laki menaiki motor sedang melindas tangan anak-anak. Peristiwa itu dikaitkan dengan peristiwa Rohingya.
Seorang pengguna Twitter berupaya meluruskan bahwa foto itu adalah atraksi kekuatan silat anak-anak di India. Sama sekali tidak ada kaitannya dengan etnis Rohingya. Berdasar penelusuran Jawa Pos, foto tersebut diambil di sebuah sekolah di Tamil Nadu, negara bagian di selatan India.
Ceritanya, pada pertengahan 2009, sebuah sekolah di Negara Bagian Tamil Nadu sedang memperagakan kekuatan anak-anak yang selama ini berlatih bela diri. Dalam aksi itu, tangan anak-anak digilas roda sepeda motor yang dinaiki seorang guru.
Foto itu sempat viral. Sempat dikecam banyak pihak. Juga sempat jadi hoax di India dan sekitarnya. Hoax yang beredar saat itu, pria dalam foto tersebut sedang melakukan pelecehan terhadap anak-anak. Dikutip dari BBC dan Guardian, otoritas pendidikan di India akhirnya melarang aksi serupa dilakukan di sekolah lain.
Guru yang melakoni aksi tersebut juga disanksi. Menurut pihak sekolah, aksi tersebut sebenarnya sudah seizin orang tua. ”Such events sometimes happen because of overwhelming demand from parents,” ujar Kepala Departemen Sekolah Dasar Tamil Nadu K. Devarajan kepada BBC. Jadi, para pemain hoax tentang isu Rohingya tak hanya ada di Indonesia. Tapi juga sejumlah negara. (gun/c10/fat/jpg)