SUMUTPOS.CO – Sebuah video keributan yang melibatkan seorang pria berpakaian biksu belakangan ramai tersebar. Video itu makin menarik perhatian karena dikaitkan dengan tragedi kemanusiaan di Rohingya. Padahal, keributan tersebut tidak terjadi di Myanmar, tapi di Thailand.
”Kebrutalan biksu Myanmar berani memukul wanita dibalas bogem mentah,” begitu kicau akun Twitter KamiMenyaksikan (@bukan_pemimpin9). Video itu di-posting pada 11 September 2017. Hingga kemarin (13/9), tweet itu sudah dibagikan ulang (retweet) hingga 215 kali.
Ternyata, video yang sama juga banyak tersebar di YouTube. Lalu, dibagikan ulang oleh akun-akun Facebook dan sudah ditonton ribuan netizen. Padahal, deskripsi video itu keliru. Kejadiannya memang ada, tapi di Thailand. Kejadian tersebut pernah diangkat oleh portal berita Dailymail dan Mirror.
Menurut berita Dailymail dan Mirror, kejadian tersebut bermula dari cekcok antara seorang perempuan dan biksu. Si perempuan menuduh biksu meludah di dalam sebuah van yang membawa mereka ke Provinsi Roi Et di Thailand.
Si biksu merasa tidak meludah hingga akhirnya cekcok. Dalam video tersebut, memang terlihat biksu terlebih dulu menyerang secara fisik seorang perempuan. Lalu, seorang laki-laki yang disebut sopir van sekaligus suami si perempuan membalas dengan memukuli si biksu. Menurut laporan yang didapat Dailymail dan Mirror, perusahaan van akhirnya memberikan sanksi kepada si driver laki-laki.
Dari pencarian lewat search engine, tidak ada portal berita mainstream yang menyebutkan bahwa kejadian itu berlokasi di Myanmar.
Hoax soal Rohingya yang tersebar di media sosial memang tidak hanya berupa foto-foto palsu. Tetapi, kini juga mulai banyak yang berbentuk video. Sama seperti hoax berupa foto, hoax video juga kebanyakan memanfaatkan kejadian di luar Myanmar, lalu dikaitkan dengan Rohingya.
Selain biksu yang terlibat keributan, ada video yang menggambarkan badai di sebuah pantai. Video tersebut disebarkan sebagai kejadian di Myanmar, dilengkapi narasi bahwa Myanmar menjadi kota terkutuk karena perbuatannya.