Menurut dia, tidak ada hubungan antara vaksin dan menopause. Efek samping pemberian vaksin HPV bersifat lokal. Misalnya, bengkak, kemerahan, dan nyeri di tempat penyuntikan (lengan atas).
Setelah vaksin disuntikkan, tubuh akan mengenalinya sebagai virus, lalu menciptakan antibodi. Kekebalan itulah yang akan beredar dalam tubuh sampai ke serviks dan vagina. ’’Dengan begitu, ketika ada virus HPV masuk, tubuh akan menetralisir virus tersebut,’’ jelasnya.
Menurut Hanny, sampai saat ini juga belum ada penelitian yang menyebutkan vaksin HPV mengakibatkan menopause dini. Menopause dini biasanya terjadi sebelum usia 40 tahun. Itu kebanyakan terjadi akibat kemoterapi dan pengangkatan indung telur.
Kementerian Kesehatan juga pernah memberikan keterangan bahwa tidak ada bukti hubungan menopause dini dengan penggunaan vaksin HPV. Sejak pertama mendapat izin edar pada 2006, sudah lebih dari 200 juta dosis vaksin HPV telah dipakai di seluruh dunia. WHO merekomendasikan vaksin HPV masuk program imunisasi nasional. (lyn/c5/fat/jpg)