27.8 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Anak Tentara Berpangkat Peltu Gubsu ke-18

Gatot menyalam ayahnya usai dilantik di kantor DPRD sumut
Gatot menyalam ayahnya usai dilantik di kantor DPRD sumut

MEDAN,-Dalam setiap kesempatan, Gatot Pujo Nugroho selalu menegaskan, jabatanĀ  termasuk jabatan gubernur bukanlah sebuah kemuliaan. Dalam setiap jabatan menurut bapak dari 5 putri itu, justru bermakna besarnya tanggung jawab dan amanah. Dan menyangkut amanah, di sana terkandung kepercayaan yang harus dijaga.

“Saya ingin duet ini langgeng. Mohon jaga kami, ingatkan kami, Gatot-Tengku Erry agar tetap kompak untuk membangun Sumut dan mewujudkan visi misi Ganteng di tengah-tengah masyarakat,” tegas Gatot yang bersama Tengku Erry dilantik Mendagri sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Senin (17/6).

Permohonan dukungan, masukan juga untuk mengingatkan pasangan GanTeng tersebut kembali diungkapkan Gatot kepada wartawan, Minggu (16/6/2013) saat menjalani gladi resik pelantikan di ruang paripurna DPRD Sumut.

“Tolong diingatkan kami untuk tetap fokus memimpin dan memajukan Sumatera Utara. Duet ini harus tetap kompak,” tutur Gatot.

Dalam percaturan politik Sumatera Utara, sosok Gatot Pujo Nugroho memangĀ  unik.Ā  Sehari-hari menggabungkan ilmu dunia dan ilmu-ilmu akhirat (agama). Tak heran dalam setiap langkah kepemimpinannya selalu dibumbui pesan-pesan dakwah seperti di atas.

Sebetulnya, suami Sutias Handayani ini bukanlah berasal dari keluarga santri yang kental. Dia justru lahir dan besar di keluarga tentara. Sejak kecil Gatot Pujo Nugroho justru tertarik mendalami ilmu agama, meskiĀ  dia juga sangat ingin menjadi tentara seperti ayahandanya, Pembantu Letnan Satu Juli (Peltu) Tjokro Wardoyo.

Jadi tentara akhirnya cuma cita-cita, sebab Gatot remaja tidak lolos seleksi kesehatan saat test Bintara. Penyebabnya? Secara kesehatan kakinya dinilai kasar dan berlubang-lubang karena banyak bekerja kasar. Gatot saat itu memang harus bekerja sebagai buruh bangunan untuk membantu perekonomian keluarganya.

Lelaki kelahiran Magelang, 11 Juni 1962 juga dinilai banyak orang tergolong penyabar. Dua tahun menjadi Pelaksana tugas Gubernur SumateraĀ  Utara bisa jadi bukti kesabaran Gatot. Bertubi-tubi mendapat serangan dari lawan-lawan politik, kena beragam fitnah dan puncaknya pelantikan sebagaiĀ  Gubernur defenitif yang tertunda merupakan ujian seorang Gatot Pujo Nugroho.

Tak heran jika seorang Wiranto, Ketua Umum Partai HanuraĀ  pun mengakui ketangguhan Gatot sebagai co-pilot dalam dua tahun terakhir periode Syampurno. Wiranto di depan ribuan warga Langkat pada Maret 2013 mengapresiasi Gatot sebagai pemimpin yang tangguh menjalankan pemerintahan di tengah tekanan politik dan fitnah dari segala penjuru mata angin.

“Saya percaya dan optimis, Gatot akan mampu berbuat lebih untuk Sumut 5 tahun kedepan. Semasa menjabat Pelaksana Tugas saja, Gatot sukses menjaga keamanan dan stabilitas di Sumut, apalagi jika menjadi gubernur defenitif,” ujar Wiranto.

Lain pula pendapat Ahmad Taufan Damanik, pengamatĀ  politik FISIP Universitas Sumatera Utara.Ā  Menurut pengamatannya, Gatot Pujo Nugroho memang new comerĀ  di jagad politik Sumatera Utara. Tak heran kalau kemunculannya di dunia politik lima tahun terakhir menimbulkan banyak keraguan, dan ituĀ  wajar-wajar saja.

“Sebelumnya, dia memang bukan siapa-siapa di dunia politik. Kemunculannya di luar perhitungan, karena dia datang bukan dari orbit politik yang sudah kita kenal, dengan kata lain bukan dari kekuatan politik yang sudah mapan alias status quo selama ini. Namun, saya tahu sebetulnya Gatot adalah orang yang cepat belajar, cepat beradaptasi. Di selalu kalem saja, sabar, tekun dan ulet di dalam menapaki karir politiknya. Man Jadda Wajada, bila sesuatu dikerjakan sungguh-sungguh, insya Allah akan berhasil,” tegas pendiri KKSP ini.

Walau new comer, tapi dengan dukungan kecerdasan, kesabaran dan yang terpenting adalah kekuatan spritualitasnya, GatotĀ  dinilai Taufan justru mampu membalik keadaan dan jadi rising star di Sumatera Utara. Setahun terakhir GatotĀ  menjadi sentral pemberitaan media, tampilannya di publik dan media massa jauh mengungguli tokoh-tokoh lain.

“Lawan-lawan yang semula menganggap remeh menjadi kaget dan tak mengira popularitasnya menguat begitu cepat. Sekali lagi, itu datang dari kekayaan spiritualitas Man Jadda Wajada ditambah sikap cool, sabar dan tidak suka reaktif khas orang Jawa,” Taufan menganalisis.

Begitulah, akhirnya Gatot bersama Tengku Erry berhasil memenangkan hati rakyat Sumatera Utara. Kesabaran dan politik santun ternyata masih dicintai mayoritas warga di provinsi yang penuh potensi ini. Kini GanTengĀ  sudah dilantik, dan menjadi tugas seluruh masyarakat Sumatera Utara untuk selalu menjaga, mendukung dan mengingatkan pemimpinnya. Seperti yang diminta Gatot,” Tolong Ingatkan kami.” [kl/smg]

Gatot menyalam ayahnya usai dilantik di kantor DPRD sumut
Gatot menyalam ayahnya usai dilantik di kantor DPRD sumut

MEDAN,-Dalam setiap kesempatan, Gatot Pujo Nugroho selalu menegaskan, jabatanĀ  termasuk jabatan gubernur bukanlah sebuah kemuliaan. Dalam setiap jabatan menurut bapak dari 5 putri itu, justru bermakna besarnya tanggung jawab dan amanah. Dan menyangkut amanah, di sana terkandung kepercayaan yang harus dijaga.

“Saya ingin duet ini langgeng. Mohon jaga kami, ingatkan kami, Gatot-Tengku Erry agar tetap kompak untuk membangun Sumut dan mewujudkan visi misi Ganteng di tengah-tengah masyarakat,” tegas Gatot yang bersama Tengku Erry dilantik Mendagri sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Senin (17/6).

Permohonan dukungan, masukan juga untuk mengingatkan pasangan GanTeng tersebut kembali diungkapkan Gatot kepada wartawan, Minggu (16/6/2013) saat menjalani gladi resik pelantikan di ruang paripurna DPRD Sumut.

“Tolong diingatkan kami untuk tetap fokus memimpin dan memajukan Sumatera Utara. Duet ini harus tetap kompak,” tutur Gatot.

Dalam percaturan politik Sumatera Utara, sosok Gatot Pujo Nugroho memangĀ  unik.Ā  Sehari-hari menggabungkan ilmu dunia dan ilmu-ilmu akhirat (agama). Tak heran dalam setiap langkah kepemimpinannya selalu dibumbui pesan-pesan dakwah seperti di atas.

Sebetulnya, suami Sutias Handayani ini bukanlah berasal dari keluarga santri yang kental. Dia justru lahir dan besar di keluarga tentara. Sejak kecil Gatot Pujo Nugroho justru tertarik mendalami ilmu agama, meskiĀ  dia juga sangat ingin menjadi tentara seperti ayahandanya, Pembantu Letnan Satu Juli (Peltu) Tjokro Wardoyo.

Jadi tentara akhirnya cuma cita-cita, sebab Gatot remaja tidak lolos seleksi kesehatan saat test Bintara. Penyebabnya? Secara kesehatan kakinya dinilai kasar dan berlubang-lubang karena banyak bekerja kasar. Gatot saat itu memang harus bekerja sebagai buruh bangunan untuk membantu perekonomian keluarganya.

Lelaki kelahiran Magelang, 11 Juni 1962 juga dinilai banyak orang tergolong penyabar. Dua tahun menjadi Pelaksana tugas Gubernur SumateraĀ  Utara bisa jadi bukti kesabaran Gatot. Bertubi-tubi mendapat serangan dari lawan-lawan politik, kena beragam fitnah dan puncaknya pelantikan sebagaiĀ  Gubernur defenitif yang tertunda merupakan ujian seorang Gatot Pujo Nugroho.

Tak heran jika seorang Wiranto, Ketua Umum Partai HanuraĀ  pun mengakui ketangguhan Gatot sebagai co-pilot dalam dua tahun terakhir periode Syampurno. Wiranto di depan ribuan warga Langkat pada Maret 2013 mengapresiasi Gatot sebagai pemimpin yang tangguh menjalankan pemerintahan di tengah tekanan politik dan fitnah dari segala penjuru mata angin.

“Saya percaya dan optimis, Gatot akan mampu berbuat lebih untuk Sumut 5 tahun kedepan. Semasa menjabat Pelaksana Tugas saja, Gatot sukses menjaga keamanan dan stabilitas di Sumut, apalagi jika menjadi gubernur defenitif,” ujar Wiranto.

Lain pula pendapat Ahmad Taufan Damanik, pengamatĀ  politik FISIP Universitas Sumatera Utara.Ā  Menurut pengamatannya, Gatot Pujo Nugroho memang new comerĀ  di jagad politik Sumatera Utara. Tak heran kalau kemunculannya di dunia politik lima tahun terakhir menimbulkan banyak keraguan, dan ituĀ  wajar-wajar saja.

“Sebelumnya, dia memang bukan siapa-siapa di dunia politik. Kemunculannya di luar perhitungan, karena dia datang bukan dari orbit politik yang sudah kita kenal, dengan kata lain bukan dari kekuatan politik yang sudah mapan alias status quo selama ini. Namun, saya tahu sebetulnya Gatot adalah orang yang cepat belajar, cepat beradaptasi. Di selalu kalem saja, sabar, tekun dan ulet di dalam menapaki karir politiknya. Man Jadda Wajada, bila sesuatu dikerjakan sungguh-sungguh, insya Allah akan berhasil,” tegas pendiri KKSP ini.

Walau new comer, tapi dengan dukungan kecerdasan, kesabaran dan yang terpenting adalah kekuatan spritualitasnya, GatotĀ  dinilai Taufan justru mampu membalik keadaan dan jadi rising star di Sumatera Utara. Setahun terakhir GatotĀ  menjadi sentral pemberitaan media, tampilannya di publik dan media massa jauh mengungguli tokoh-tokoh lain.

“Lawan-lawan yang semula menganggap remeh menjadi kaget dan tak mengira popularitasnya menguat begitu cepat. Sekali lagi, itu datang dari kekayaan spiritualitas Man Jadda Wajada ditambah sikap cool, sabar dan tidak suka reaktif khas orang Jawa,” Taufan menganalisis.

Begitulah, akhirnya Gatot bersama Tengku Erry berhasil memenangkan hati rakyat Sumatera Utara. Kesabaran dan politik santun ternyata masih dicintai mayoritas warga di provinsi yang penuh potensi ini. Kini GanTengĀ  sudah dilantik, dan menjadi tugas seluruh masyarakat Sumatera Utara untuk selalu menjaga, mendukung dan mengingatkan pemimpinnya. Seperti yang diminta Gatot,” Tolong Ingatkan kami.” [kl/smg]

Artikel Terkait

Bubarkan Pengurus Lama

Ada Sindikat di Hutan Mangrove

Selesaikan Konflik SMPN 14

Terpopuler

Artikel Terbaru

/