26 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Tulisan di Museum, Tulisan di Toilet

***
Judul tulisan ini Tulisan di Museum, Tulisan di Toilet. Karena memang dalam jalan-jalan ini –maaf, maksudnya belajar informal ini– saya juga bisa mendapat ilmu saat duduk di dalam toilet.

Bukan, saya tidak membawa majalah ke dalam toilet.

Bukan, tidak ada majalah yang tersedia di dalam toilet yang saya maksud.

Bukan, saya juga tidak menyalakan HP, lalu browsing saat berada di dalam toilet.

Sebab, di beberapa tempat, di toilet banyak tulisan yang sengaja dipasang untuk direnungi (cocok kalau lagi lama duduknya), atau sebagai pengetahuan baru.

Toilet yang mau saya tulis adalah toilet di Rapha Cycle Club (kafe/butik cycling) di kawasan trendi SoHo (South of Houston).

Di pintunya ada cerita pendek tentang Nelson Vails, seorang kulit hitam yang sehari-hari bekerja sebagai bike messenger (kurir sepeda) di New York. Saking cepatnya, dia ikut Olimpiade dan menjadi satu-satunya cyclist kulit hitam yang meraih medali (perak) di ajang paling bergengsi tersebut.

Memang bukan ilmu yang superpenting, tapi pengetahuan yang unik. Kalau saya tidak pernah duduk di toilet itu, saya mungkin tidak akan pernah tahu.

Paling tidak, tulisan di toilet saja sudah menginspirasi saya untuk menerapkan yang sama ketika pulang nanti. Bosan juga melihat tulisan yang sekarang terpampang di kebanyakan toilet kita. Baik di kantor saya, di kantor orang lain, atau di mal-mal.

Biasanya, tulisan yang ada malah instruksi bagaimana menggunakan toilet yang benar. Ya nggak? Wkwkwkwk…
Sedih ya, level masyarakat kita masih di level tersebut.

Bahkan, sudah diberi tulisan pun masih banyak yang belum bisa menerapkannya dengan baik. Meninggalkan kesan (dan muatan) kurang menyenangkan untuk pengguna selanjutnya!
Sedih, sedih, sedih… Wkwkwk…
Tapi, itu pun tetap lebih berguna daripada toilet yang tidak ada tulisannya sama sekali! Betapa tidak inspiratif dan tidak imajinatifnya toilet-toilet ’’kosong pesan’’ tersebut.

Padahal, kita menggunakan toilet minimal 30 detik, setara dengan panjang kebanyakan spot iklan di televisi… (*)

***
Judul tulisan ini Tulisan di Museum, Tulisan di Toilet. Karena memang dalam jalan-jalan ini –maaf, maksudnya belajar informal ini– saya juga bisa mendapat ilmu saat duduk di dalam toilet.

Bukan, saya tidak membawa majalah ke dalam toilet.

Bukan, tidak ada majalah yang tersedia di dalam toilet yang saya maksud.

Bukan, saya juga tidak menyalakan HP, lalu browsing saat berada di dalam toilet.

Sebab, di beberapa tempat, di toilet banyak tulisan yang sengaja dipasang untuk direnungi (cocok kalau lagi lama duduknya), atau sebagai pengetahuan baru.

Toilet yang mau saya tulis adalah toilet di Rapha Cycle Club (kafe/butik cycling) di kawasan trendi SoHo (South of Houston).

Di pintunya ada cerita pendek tentang Nelson Vails, seorang kulit hitam yang sehari-hari bekerja sebagai bike messenger (kurir sepeda) di New York. Saking cepatnya, dia ikut Olimpiade dan menjadi satu-satunya cyclist kulit hitam yang meraih medali (perak) di ajang paling bergengsi tersebut.

Memang bukan ilmu yang superpenting, tapi pengetahuan yang unik. Kalau saya tidak pernah duduk di toilet itu, saya mungkin tidak akan pernah tahu.

Paling tidak, tulisan di toilet saja sudah menginspirasi saya untuk menerapkan yang sama ketika pulang nanti. Bosan juga melihat tulisan yang sekarang terpampang di kebanyakan toilet kita. Baik di kantor saya, di kantor orang lain, atau di mal-mal.

Biasanya, tulisan yang ada malah instruksi bagaimana menggunakan toilet yang benar. Ya nggak? Wkwkwkwk…
Sedih ya, level masyarakat kita masih di level tersebut.

Bahkan, sudah diberi tulisan pun masih banyak yang belum bisa menerapkannya dengan baik. Meninggalkan kesan (dan muatan) kurang menyenangkan untuk pengguna selanjutnya!
Sedih, sedih, sedih… Wkwkwk…
Tapi, itu pun tetap lebih berguna daripada toilet yang tidak ada tulisannya sama sekali! Betapa tidak inspiratif dan tidak imajinatifnya toilet-toilet ’’kosong pesan’’ tersebut.

Padahal, kita menggunakan toilet minimal 30 detik, setara dengan panjang kebanyakan spot iklan di televisi… (*)

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/