26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Jangan Ada Lagi Bus Mogok di Padang Pasir

Foto: ENDRAYANI DEWI/JAWA POS Tim pengamanan haji Indonesia berkoordinasi di Armina dan Muzdalifah.
Foto: ENDRAYANI DEWI/JAWA POS
Tim pengamanan haji Indonesia berkoordinasi di Armina dan Muzdalifah.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Agama berupaya meningkatkan layanan haji tahun ini. Targetnya, indeks kepuasaan jamaah haji 2016 naik menjadi 84 persen. Tahun lalu, berdasar hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), indeks kepuasan mencapai 82,26 persen.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil yakin, target itu bisa tercapai. Dikatakan, ada sejumlah sektor yang diharapkan dapat mendongkrak kepuasan jemaah haji.

“Busnya upgrade, bagasi lebih besar, AC lebih dingin. Ini bisa mendongkrak (kepuasan jemaah),” ujar Djamil dalam keterangannya, Selasa (31/5).

Pengamat penyelenggaraan haji Muhammad Subarkah mengapresiasi upaya kemenag itu. Dikatakan, untuk mendongkrak indeks kepuasan haji, dua aspek yang mesti mendapat perhatian khusus.

Pertama, bus angkutan jamaah dari Jedah-Madinah, Jedah-Mekah, dan Madinah-Mekah. Selama ini, selalu saja muncul masalah dalam urusan bus angkutan dimaksud.

“Jangan terulang lagi ada bus pengangkut jamaah mogok di tengah padang pasir, nunggunya lama, jamaah kepanasan. Ada juga AC di bus mati, panasnya minta ampun,” ujar penulis buku “Lelaki Buta Melihat Kabah” itu, kepada koran ini di Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan, hal ini perlu diingatkan karena pemerintah telah memangkas ongkos haji tahun ini. Jangan sampai pengin menyewa bus yang bagus tapi ternyata duitnya gak ada. “Angkutan ini masalah krusial,” katanya.

Hal kedua yang berpengaruh besar pada tingkat kepuasaan jamaah, lanjutnya, adalah layanan saat berada di Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina). Dari tahun ke tahun, problem yang terjadi hampir sama, yakni pendingin udara di dekat tenda mati atau tidak dingin.

“Bahkan beberapa kali terjadi tiba-tiba listrik mati, drop. Ini kan aneh, di Arab Saudi listrik mati,” terangnya.

Nah, untuk layanan jamaah saat berada di Armina ini, lanjut Barkah, sepenuhnya wewenang pemerintah Arab Saudi. Pemerintah RI tidak punya kewenangan mengurusi hal teknis di sana. “Pemerintah Indonesia hanya bayar berapa real gitu, kalau ada masalah ya nggak bisa apa-apa. Padahal hal ini berpengaruh besar pada tingkat kepuasan jamaah,” paparnya.

Karenanya, Barkah mengatakan, indeks kepuasaan jamaah tahun 2015 yang mencapai 82,26 persen, sebenarnya sudah bagus. “Mau ditingkatkan berapa lagi, toh ada layanan yang memang diurus pemerintah Arab Saudi. Kalau pemerintah Indonesia bisa menekan pemerintah Arab Saudi agar memperbaiki layanan di Armina, saya kira baru bisa naik lagi indeks kepuasan jamaah,” kata Barkah.

Sementara, untuk masalah katering, menurut Barkah, secara umum tidak ada masalah. “Makanan tidak ada masalah, pemondokan juga relatif sudah baik. Yang masih perlu mendapat perhatian soal visa,” ucapnya.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil menjelaskan, untuk tahun ini, saat di Makkah, jamaah haji Indonesia akan mendapatkan makan lebih banyak dibanding tahun lalu. “Kalau sebelumnya 15 kali, tahun ini 24 kali makan di Makkah,” paparnya.

Foto: ENDRAYANI DEWI/JAWA POS Tim pengamanan haji Indonesia berkoordinasi di Armina dan Muzdalifah.
Foto: ENDRAYANI DEWI/JAWA POS
Tim pengamanan haji Indonesia berkoordinasi di Armina dan Muzdalifah.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Agama berupaya meningkatkan layanan haji tahun ini. Targetnya, indeks kepuasaan jamaah haji 2016 naik menjadi 84 persen. Tahun lalu, berdasar hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), indeks kepuasan mencapai 82,26 persen.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil yakin, target itu bisa tercapai. Dikatakan, ada sejumlah sektor yang diharapkan dapat mendongkrak kepuasan jemaah haji.

“Busnya upgrade, bagasi lebih besar, AC lebih dingin. Ini bisa mendongkrak (kepuasan jemaah),” ujar Djamil dalam keterangannya, Selasa (31/5).

Pengamat penyelenggaraan haji Muhammad Subarkah mengapresiasi upaya kemenag itu. Dikatakan, untuk mendongkrak indeks kepuasan haji, dua aspek yang mesti mendapat perhatian khusus.

Pertama, bus angkutan jamaah dari Jedah-Madinah, Jedah-Mekah, dan Madinah-Mekah. Selama ini, selalu saja muncul masalah dalam urusan bus angkutan dimaksud.

“Jangan terulang lagi ada bus pengangkut jamaah mogok di tengah padang pasir, nunggunya lama, jamaah kepanasan. Ada juga AC di bus mati, panasnya minta ampun,” ujar penulis buku “Lelaki Buta Melihat Kabah” itu, kepada koran ini di Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan, hal ini perlu diingatkan karena pemerintah telah memangkas ongkos haji tahun ini. Jangan sampai pengin menyewa bus yang bagus tapi ternyata duitnya gak ada. “Angkutan ini masalah krusial,” katanya.

Hal kedua yang berpengaruh besar pada tingkat kepuasaan jamaah, lanjutnya, adalah layanan saat berada di Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina). Dari tahun ke tahun, problem yang terjadi hampir sama, yakni pendingin udara di dekat tenda mati atau tidak dingin.

“Bahkan beberapa kali terjadi tiba-tiba listrik mati, drop. Ini kan aneh, di Arab Saudi listrik mati,” terangnya.

Nah, untuk layanan jamaah saat berada di Armina ini, lanjut Barkah, sepenuhnya wewenang pemerintah Arab Saudi. Pemerintah RI tidak punya kewenangan mengurusi hal teknis di sana. “Pemerintah Indonesia hanya bayar berapa real gitu, kalau ada masalah ya nggak bisa apa-apa. Padahal hal ini berpengaruh besar pada tingkat kepuasan jamaah,” paparnya.

Karenanya, Barkah mengatakan, indeks kepuasaan jamaah tahun 2015 yang mencapai 82,26 persen, sebenarnya sudah bagus. “Mau ditingkatkan berapa lagi, toh ada layanan yang memang diurus pemerintah Arab Saudi. Kalau pemerintah Indonesia bisa menekan pemerintah Arab Saudi agar memperbaiki layanan di Armina, saya kira baru bisa naik lagi indeks kepuasan jamaah,” kata Barkah.

Sementara, untuk masalah katering, menurut Barkah, secara umum tidak ada masalah. “Makanan tidak ada masalah, pemondokan juga relatif sudah baik. Yang masih perlu mendapat perhatian soal visa,” ucapnya.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil menjelaskan, untuk tahun ini, saat di Makkah, jamaah haji Indonesia akan mendapatkan makan lebih banyak dibanding tahun lalu. “Kalau sebelumnya 15 kali, tahun ini 24 kali makan di Makkah,” paparnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/