Saya agak merasa kasihan bagi mereka yang belum pernah pacaran saat sekolah atau kuliah. Karena ada banyak pelajaran dari prosesnya yang bisa sangat bermanfaat untuk kehidupan kita ke depan.
Proses bagaimana mendapatkan pacar, sangat penting untuk mencari pekerjaan nanti. Atau sangat penting untuk mencari konsumen saat bekerja nanti.
Bagaimana menentukan target market (pacar yang diincar), strategi marketingnya, dan kemudian eksekusi-eksekusinya.
Kalau gagal? Ya sudah. Jangan frustrasi, ambil tali, dan bunuh diri. Salesman yang baik tidak pantang menyerah. Cari target yang lain. Yang mungkin punya kesukaan berbeda, sehingga membutuhkan strategi dan eksekusi berbeda.
Ketika dapat, ada banyak skill komunikasi yang hanya bisa kita dapatkan saat menjalaninya.
Saat kencan misalnya. Bagaimana menatap matanya, bicara ke dia, gerak-gerik tubuh kita, semua butuh latihan untuk menjadi lebih luwes.
Komedian Jerry Seinfeld pernah bilang: ”Kita butuh lebih banyak social skill untuk bicara one-on-one daripada di hadapan banyak orang.”
Alasannya: Karena kita harus benar-benar membuat diri kita pas dengan orang di depan kita, yang bisa sangat beda-beda dan bisa memberikan reaksi langsung.
Dan kalau kencan, tolong duduklah berhadap-hadapan. Jangan duduk bersebelahan, apalagi di tempat yang gelap-gelapan.
Saya sering heran melihat pasangan makan duduknya bersebelahan. Kayak lagi berantem aja, tidak mau melihat satu sama lain.
Bagaimana mau berkomunikasi dengan baik kalau tidak saling menatap? Tidak bisa melihat reaksi raut wajah, gerakan mata, dan ekspresi-ekspresi kecil lainnya.
Emang kalau sedang job interview duduknya di sebelah yang meng-interview? Tidak, bukan? Harus hadap-hadapan, bukan?
Emang kalau kita bekerja dan bertemu dengan klien duduknya bersebelahan? Kalau bicara bisnis dan negosiasi harus berhadap-hadapan, bukan?
Nah, kalau pasangan kamu minta duduk di sebelah, tendang saja! Suruh duduk di depan kamu! Kalau ditanya kenapa, jawab saja untuk belajar skill hidup!
Tentu saja, pertanyaan pacaran saya ini tidak selalu disambut dengan tawa. Khususnya oleh pengawas/guru/dosen/orang tua yang ikut dalam acara seminar atau kuliah umum tersebut.
Tapi biarkan sajalah. Salahnya mengundang saya… (*)