31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Kopi Darat

Masih ingat dengan istilah ‘Kopi Darat’?

‘Kopi Darat’ awalnya populer di antara kalangan pengguna radio amatir, karena pengguna radio amatir berkenalan di “udara” sehingga tidak saling mengenal muka. Hal ini biasanya ditindaklanjuti dengan mengadakan pertemuan (temu muka). Seiring kemajuan teknologi, istilah ini juga digunakan untuk pertemuan tindak-lanjut perkenalan melalui internet, biasanya oleh situs-situs sosial seperti pesan instan (chatting), situs pertemanan, komunitas maya, dan lain sebagainya.

Berangkat dari istilah itu, saya ingin membayangkan ketika sejumlah bakal calon (balon) Gubsu akan berkumpul di Hotel Garuda Plaza di Jalan Sisingamangaraja, Medan, petang ini. Para figur itu diundang untuk menghadiri acara ‘’Buka Bersama dan Silaturahmi Balon Cagubsu 2013’’ yang digelar oleh Sumut Pos. Maksudnya, seperti apa kira-kira para tokoh itu bertemu. Selama ini, kehadiran mereka cenderung bak pengguna radio amatir bukan?

Kenapa saya katakan mirip pengguna radio amatir? Jawabnya, selama ini mereka (para tokoh itu) pasti memantau pergerakan lawan-lawannya. Ya, setiap gerak lawan menjadi sorotan; semacam strategi deffensif untuk trik offensif ke masa mendatang. Bagaimana cara memantaunya? Jawabnya, ya, melalui media. Nah, nanti sore mereka ditemukan oleh media untuk saling kopi darat tadi.

Memang, satu tokoh dan tokoh lainnya saya yakini saling kenal. Bahkan, bisa saja mereka akrab. Tapi, ketika mereka ‘dipaksa’ untuk bertemu dalam suatu forum yang berlabel silaturahmi antarbalon Gubsu, tentunya berbeda bukan? Ya, semacam akan ada benteng di antara mereka ketika bertemu di depan umum. Masing-masing tokoh tentunya memiliki pendukung dan pendukungnya itu tentu tidak mau melihat dia terlalu akrab atau cenderung ‘mengalah’ dibanding tokoh lain. Hingga, sang tokoh pun ‘terpaksa’ untuk saling jaga imej. Fiuh.

Menariknya, bagi saya, pertemuan nanti sore cenderung ‘aneh’. Bagaimana tidak, tidak ada satu pun dari mereka yang sudah mengantongi nama sebagai calon Gubsu.

Ya, belum ada pendaftaran resmi. Memang, semuanya sudah melakukan gerakan dengan mengambil hinggal mengembalikan fomulir pada partaipartai tertentu, tapi pendaftaran resmi untuk calon kan belum dibuka. Intinya, semuanya masih bakal calon alias balon. Tapi, mereka sudah merasa atau mengklaim sebagai calon. Nah, menarik bukan?

Pertanyannya, ketika wajah mereka saling berhadapan nanti sore, apa yang akan mereka rasakan? Adakah perasaan itu mirip seorang lelaki yang melakukan kopi darat dengan seorang perempuan yang dia kenal di ‘udara’? Ya, ada rasa salah tingkah hingga ingin tampil hebat. Ada rasa minder hingga berbuat nekat.

Hm, sebuah peristiwa yang menyenangkan bagi saya. Jadi tak sabar menunggu nanti sore. (*)

Masih ingat dengan istilah ‘Kopi Darat’?

‘Kopi Darat’ awalnya populer di antara kalangan pengguna radio amatir, karena pengguna radio amatir berkenalan di “udara” sehingga tidak saling mengenal muka. Hal ini biasanya ditindaklanjuti dengan mengadakan pertemuan (temu muka). Seiring kemajuan teknologi, istilah ini juga digunakan untuk pertemuan tindak-lanjut perkenalan melalui internet, biasanya oleh situs-situs sosial seperti pesan instan (chatting), situs pertemanan, komunitas maya, dan lain sebagainya.

Berangkat dari istilah itu, saya ingin membayangkan ketika sejumlah bakal calon (balon) Gubsu akan berkumpul di Hotel Garuda Plaza di Jalan Sisingamangaraja, Medan, petang ini. Para figur itu diundang untuk menghadiri acara ‘’Buka Bersama dan Silaturahmi Balon Cagubsu 2013’’ yang digelar oleh Sumut Pos. Maksudnya, seperti apa kira-kira para tokoh itu bertemu. Selama ini, kehadiran mereka cenderung bak pengguna radio amatir bukan?

Kenapa saya katakan mirip pengguna radio amatir? Jawabnya, selama ini mereka (para tokoh itu) pasti memantau pergerakan lawan-lawannya. Ya, setiap gerak lawan menjadi sorotan; semacam strategi deffensif untuk trik offensif ke masa mendatang. Bagaimana cara memantaunya? Jawabnya, ya, melalui media. Nah, nanti sore mereka ditemukan oleh media untuk saling kopi darat tadi.

Memang, satu tokoh dan tokoh lainnya saya yakini saling kenal. Bahkan, bisa saja mereka akrab. Tapi, ketika mereka ‘dipaksa’ untuk bertemu dalam suatu forum yang berlabel silaturahmi antarbalon Gubsu, tentunya berbeda bukan? Ya, semacam akan ada benteng di antara mereka ketika bertemu di depan umum. Masing-masing tokoh tentunya memiliki pendukung dan pendukungnya itu tentu tidak mau melihat dia terlalu akrab atau cenderung ‘mengalah’ dibanding tokoh lain. Hingga, sang tokoh pun ‘terpaksa’ untuk saling jaga imej. Fiuh.

Menariknya, bagi saya, pertemuan nanti sore cenderung ‘aneh’. Bagaimana tidak, tidak ada satu pun dari mereka yang sudah mengantongi nama sebagai calon Gubsu.

Ya, belum ada pendaftaran resmi. Memang, semuanya sudah melakukan gerakan dengan mengambil hinggal mengembalikan fomulir pada partaipartai tertentu, tapi pendaftaran resmi untuk calon kan belum dibuka. Intinya, semuanya masih bakal calon alias balon. Tapi, mereka sudah merasa atau mengklaim sebagai calon. Nah, menarik bukan?

Pertanyannya, ketika wajah mereka saling berhadapan nanti sore, apa yang akan mereka rasakan? Adakah perasaan itu mirip seorang lelaki yang melakukan kopi darat dengan seorang perempuan yang dia kenal di ‘udara’? Ya, ada rasa salah tingkah hingga ingin tampil hebat. Ada rasa minder hingga berbuat nekat.

Hm, sebuah peristiwa yang menyenangkan bagi saya. Jadi tak sabar menunggu nanti sore. (*)

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/