26.1 C
Medan
Friday, June 14, 2024

Jatah Gagal

Pengalaman adalah guru terbaik, kata orang bijak. Ya, tidak ada yang menggugat itu. Bahkan, seorang Dahlan Iskan pun sempat berkata: setiap orang punya jatah gagal, habiskan jatah gagalmu ketika kamu masih muda. Tapi, catatan ini bukan soal Dahlan, meski beberapa waktu lalu kendaraan yang sedang dicobanya mengalami kecelakaan.

Ini, soal Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan digelar 2014 mendatang. Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU), telah menetapkan hanya 10 partai yang menjadi peserta. Dan, dari sepuluh partai itu, hanya satu yang partai baru. Artinya, Pemilu mendatang tetap diikuti pemain lama. Artinya, partai-partai yang telah memiliki pengalaman. Artinya, partai-partai yang pernah menggunakan jatah gagalnya di masa lampau seperti yang diungkapkan Dahlan tadi.

Lalu, apakah setelah mneggunakan jatah gagal, mereka akan muncul sebagai pemenang? Maka, jawabannya adalah Partai Golkar, PDIP, dan Demokrat. Ya, ketiga partai ini pernah kalah dan pernah juga menang. Golkar yang langganan menang pada Orde Baru mengalami kekalahan sejak reformasi. Tapi, partai ini langsung bangkit di Pemilu kedua edisi reformasi tepatnya pada 2004, mereka juara. Namun, pada 2009, mereka kalah laghi. PDIP yang selalu kalah saat Orde Baru menjadi kampiun saat pemilu pertama di era reformasi, tapi setelah itu mereka selalu kalah. Sementara Demokrat yang belum lahir di masa Orde Baru, baru bisa juara setyelah Pemilu ketiga era reformasi, tepatnya Pemilu 2009.

Nah, kenyaataan ini tentunya menarik. Dengan sejarah yang mereka pinya punya, mungkinkah salah satu dari mereka menang lagi? Setidaknya, ketiganya pemain lama. Artinya, mereka bisa saja sudah menghabiskan jatah gagalnya bukan?

Tapi tunggu dulu, ada enam partai lain yang juga pemain lama. Mereka adalah PKS, PAN, PPP, PKB, Gerindra, dan Hanura. Keenamnya memang tidak pernah menang, namun mereka punya pengalaman segudang. PLS misalnya, pada 2004, sebagai partai baru (bersama Demokrat), PKS langsung menempati tiga besar. Memang, pada Pemilu berikutnya (2009) suara mereka menurun. Artinya, sudahkah habis masa gagal mereka atau masih banyak jatah gagalnya? Pertanyaan ini tentunya berlaku untuk lima partai lainnya. Patut digaribawahi adalah kemunculan Partai Nasional Demokrat atau Nasdem. Menurut sidang pleno KPU, dia adalah satu-satunya partai baru yang jadi peserta Pemilu 2014. Artinya, jatah gagal mereka belum ada alias belum diketahui.

Lalu, bagaimana dengan partai-partai yang dinyatakan tak layak jadi peserta Pemilu 2014?  Sebut saja pemain lama seperti Partai Bulan Bintang (PBB). Ketua Majelis Syura PBB Yusril Ihza Mahendra sudah berancang-ancang melayangkan gugatan ke pengadilan tata usaha negara (PTUN).  Salah satu poin yang akan digugat Yusril menyangkut peraturan keterwakilan 30 persen perempuan hingga di tingkat bawah.  Waduh, kalau begini, jatah gagal yang dipakai adalah milik PBB atau KPU? (*)

Pengalaman adalah guru terbaik, kata orang bijak. Ya, tidak ada yang menggugat itu. Bahkan, seorang Dahlan Iskan pun sempat berkata: setiap orang punya jatah gagal, habiskan jatah gagalmu ketika kamu masih muda. Tapi, catatan ini bukan soal Dahlan, meski beberapa waktu lalu kendaraan yang sedang dicobanya mengalami kecelakaan.

Ini, soal Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan digelar 2014 mendatang. Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU), telah menetapkan hanya 10 partai yang menjadi peserta. Dan, dari sepuluh partai itu, hanya satu yang partai baru. Artinya, Pemilu mendatang tetap diikuti pemain lama. Artinya, partai-partai yang telah memiliki pengalaman. Artinya, partai-partai yang pernah menggunakan jatah gagalnya di masa lampau seperti yang diungkapkan Dahlan tadi.

Lalu, apakah setelah mneggunakan jatah gagal, mereka akan muncul sebagai pemenang? Maka, jawabannya adalah Partai Golkar, PDIP, dan Demokrat. Ya, ketiga partai ini pernah kalah dan pernah juga menang. Golkar yang langganan menang pada Orde Baru mengalami kekalahan sejak reformasi. Tapi, partai ini langsung bangkit di Pemilu kedua edisi reformasi tepatnya pada 2004, mereka juara. Namun, pada 2009, mereka kalah laghi. PDIP yang selalu kalah saat Orde Baru menjadi kampiun saat pemilu pertama di era reformasi, tapi setelah itu mereka selalu kalah. Sementara Demokrat yang belum lahir di masa Orde Baru, baru bisa juara setyelah Pemilu ketiga era reformasi, tepatnya Pemilu 2009.

Nah, kenyaataan ini tentunya menarik. Dengan sejarah yang mereka pinya punya, mungkinkah salah satu dari mereka menang lagi? Setidaknya, ketiganya pemain lama. Artinya, mereka bisa saja sudah menghabiskan jatah gagalnya bukan?

Tapi tunggu dulu, ada enam partai lain yang juga pemain lama. Mereka adalah PKS, PAN, PPP, PKB, Gerindra, dan Hanura. Keenamnya memang tidak pernah menang, namun mereka punya pengalaman segudang. PLS misalnya, pada 2004, sebagai partai baru (bersama Demokrat), PKS langsung menempati tiga besar. Memang, pada Pemilu berikutnya (2009) suara mereka menurun. Artinya, sudahkah habis masa gagal mereka atau masih banyak jatah gagalnya? Pertanyaan ini tentunya berlaku untuk lima partai lainnya. Patut digaribawahi adalah kemunculan Partai Nasional Demokrat atau Nasdem. Menurut sidang pleno KPU, dia adalah satu-satunya partai baru yang jadi peserta Pemilu 2014. Artinya, jatah gagal mereka belum ada alias belum diketahui.

Lalu, bagaimana dengan partai-partai yang dinyatakan tak layak jadi peserta Pemilu 2014?  Sebut saja pemain lama seperti Partai Bulan Bintang (PBB). Ketua Majelis Syura PBB Yusril Ihza Mahendra sudah berancang-ancang melayangkan gugatan ke pengadilan tata usaha negara (PTUN).  Salah satu poin yang akan digugat Yusril menyangkut peraturan keterwakilan 30 persen perempuan hingga di tingkat bawah.  Waduh, kalau begini, jatah gagal yang dipakai adalah milik PBB atau KPU? (*)

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/