24 C
Medan
Saturday, February 22, 2025
spot_img

Rio untuk Prestasi atau Pariwisata?

Rio tidak butuh dana untuk bertahan hidup. Rio tidak butuh dana untuk mengejar prestasi. Dalam cabang balap, Rio sudah mencapai sesuatu yang belum pernah terjadi di Indonesia.

Justru Indonesia yang butuh segera berbuat, memanfaatkan gebrakan anak bangsanya ini, untuk mendapatkan manfaat yang lain.

Misalnya, menjadi platform bagi Pertamina untuk menjadi pemain dunia ala Petronas. Atau, menjadikan F1 sebagai alat promosi wisata yang total. Bagaimanapun, mobil F1 tetap lebih keren dipasangi logo ’’Wonderful Indonesia’’ daripada taksi di London (silakan google).

Atau, untuk sustainability bintang kelas dunia masa depan, membuat program seperti di Kazakhstan. Di sana, seluruh BUMN-nya bersatu membentuk ’’Astana’’. Lalu, dana patungan itu mereka gunakan untuk membentuk tim cycling kelas WorldTour bernama ’’Astana’’.

Tim itu mempromosikan negara, serta mempromosikan perusahaan-perusahaan negara yang ingin berkiprah secara global. Setiap tahun, logo perusahaan yang ditampilkan beda-beda. Kadang maskapai negara, kadang perusahaan lain.

Sambil melakukannya, mereka memanfaatkan cycling untuk membina atlet-atlet Kazakhstan untuk menembus level dunia.

Azerbaijan, Kazakhstan, Malaysia. Semua sudah mengeluarkan entah berapa. Semua jauh lebih mahal daripada memanfaatkan gebrakan Rio berada di F1 tahun ini. Tapi, mereka punya plan, berani mengeksekusinya, dan saya yakin mendapatkan manfaatnya.

Toh, yang dibutuhkan Rio tergolong ’’uang kecil’’ kalau melihat skala eksposur-nya yang global. Kalau ternyata berhasil, siapa tahu benar-benar jadi platform yang baik ke depan.

Oh ya, satu lagi dampaknya: Indonesia akhirnya punya duta di tingkat global, dan itu memberikan perasaan berbeda bagi masyarakat. Saya salut dan geleng-geleng kepala melihat betapa antusiasnya sambutan orang akhir pekan lalu. Ramai-ramai menonton Rio di televisi, dan ikut heboh di berbagai media.

Ada teman saya yang bilang: ’’Rasanya deg-degan seperti dulu sebelum nonton Ellyas Pical bertanding.’’

Wadow, zaman baheula banget itu!

Dan yang di sirkuit pasti akan merinding melihat sorakan penonton Indonesia. Bendera Indonesia bertebaran di banyak titik. Ketika lomba berakhir, saya melihat ada anak Indonesia, berbadan agak gemuk, berlari-lari masuk lintasan dengan mengenakan bendera Indonesia sebagai aksesori seperti sayap Superman.

Kapan lagi bisa melihat yang seperti itu? Benar-benar bikin merinding.

Ayo promosikan Indonesia lewat Rio Haryanto! Manfaatkan gebrakan Rio ini semaksimal mungkin! (*)

Rio tidak butuh dana untuk bertahan hidup. Rio tidak butuh dana untuk mengejar prestasi. Dalam cabang balap, Rio sudah mencapai sesuatu yang belum pernah terjadi di Indonesia.

Justru Indonesia yang butuh segera berbuat, memanfaatkan gebrakan anak bangsanya ini, untuk mendapatkan manfaat yang lain.

Misalnya, menjadi platform bagi Pertamina untuk menjadi pemain dunia ala Petronas. Atau, menjadikan F1 sebagai alat promosi wisata yang total. Bagaimanapun, mobil F1 tetap lebih keren dipasangi logo ’’Wonderful Indonesia’’ daripada taksi di London (silakan google).

Atau, untuk sustainability bintang kelas dunia masa depan, membuat program seperti di Kazakhstan. Di sana, seluruh BUMN-nya bersatu membentuk ’’Astana’’. Lalu, dana patungan itu mereka gunakan untuk membentuk tim cycling kelas WorldTour bernama ’’Astana’’.

Tim itu mempromosikan negara, serta mempromosikan perusahaan-perusahaan negara yang ingin berkiprah secara global. Setiap tahun, logo perusahaan yang ditampilkan beda-beda. Kadang maskapai negara, kadang perusahaan lain.

Sambil melakukannya, mereka memanfaatkan cycling untuk membina atlet-atlet Kazakhstan untuk menembus level dunia.

Azerbaijan, Kazakhstan, Malaysia. Semua sudah mengeluarkan entah berapa. Semua jauh lebih mahal daripada memanfaatkan gebrakan Rio berada di F1 tahun ini. Tapi, mereka punya plan, berani mengeksekusinya, dan saya yakin mendapatkan manfaatnya.

Toh, yang dibutuhkan Rio tergolong ’’uang kecil’’ kalau melihat skala eksposur-nya yang global. Kalau ternyata berhasil, siapa tahu benar-benar jadi platform yang baik ke depan.

Oh ya, satu lagi dampaknya: Indonesia akhirnya punya duta di tingkat global, dan itu memberikan perasaan berbeda bagi masyarakat. Saya salut dan geleng-geleng kepala melihat betapa antusiasnya sambutan orang akhir pekan lalu. Ramai-ramai menonton Rio di televisi, dan ikut heboh di berbagai media.

Ada teman saya yang bilang: ’’Rasanya deg-degan seperti dulu sebelum nonton Ellyas Pical bertanding.’’

Wadow, zaman baheula banget itu!

Dan yang di sirkuit pasti akan merinding melihat sorakan penonton Indonesia. Bendera Indonesia bertebaran di banyak titik. Ketika lomba berakhir, saya melihat ada anak Indonesia, berbadan agak gemuk, berlari-lari masuk lintasan dengan mengenakan bendera Indonesia sebagai aksesori seperti sayap Superman.

Kapan lagi bisa melihat yang seperti itu? Benar-benar bikin merinding.

Ayo promosikan Indonesia lewat Rio Haryanto! Manfaatkan gebrakan Rio ini semaksimal mungkin! (*)

spot_img

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/