25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Tuntut Kepsek Mundur, Guru SMK 3 Mogok Ngajar

SIANTAR- Aksi mongok mengajar yang dilakukan guru untuk menuntut pencopotan jabatan Kepala SMK N 3 Siantar, Kamis (31/3), diwarnai isak tangis. Aksi akan tetap berlangsung hingga tuntutan itu direalisasikan Pemko Siantar.

Isak tangis meledak, tat kala seorang guru agama bernama Lalili Hanum menyampaikan kekesalannya atas tindakan yang dilakukan Dra Kartini Batubara, Kepala SMK N 3 Siantar. Dengan tertangis, Lalila menceritakan berbagai kutipan yang sangat memberatkan orangtua siswa, salah satunya dana insidental. “Ya Tuhan, berikan kami kekuatan,” ujarnya.
Tangis guru itu, sontak mengundang tangis dari sejumlah siswa, sehingga suara tangisan semakin kencang. Sembari tertangis, siswa mendesak Kartini untuk mundur dari jabatannya karena telah membebani siswa dengan kutipan yang tidak jelas pengalokasiannya. “Copot Kartini,  keluar dari ruangan mu,” sebut para siswa, dengan mimik wajah yang sudah dipenuhi tetesan air mata.

Setelah menunggu sekitar satu jam lebih, Kartini Batubara kemudian mendatangi siswa yang sedari tadi telah berkoak-koak menyampaikan aspirasinya. Kartini mendatangi siswa atas saran dari Mansur Sinaga selaku Sekretaris Disdik Siantar, dan Drs Daniel Siregar selaku Kabag Humas Pemko Siantar. Didampingi kedua pejabat Pemko Siantar itu, Kartini meminta siswa menyampaikan keluhan yang dialami selama menjalani proses belajar mengajar disekolah itu.
“Ayo nak, sampaikan pada Ibu,” pinta Kartini kepada siswa, untuk menyampaikan seluruh unek-unek .  Setelah unek-unek disampaikan, siswa menganggap jawaban yang diberikan tidak memuaskan.
Kata Kartini, uang insidental merupakan kebijakan komite, untuk menjawabnya adalah wewenang Komite. “Nanti kita tanya sama komite,” katanya. Terkait sarana dan prasarana di sekolah itu, Kartini berjanji akan membenahinya sedikit demi sedikit.(mag-01/smg) menyebut SBI tak berguna.(mag-01/smg)

SIANTAR- Aksi mongok mengajar yang dilakukan guru untuk menuntut pencopotan jabatan Kepala SMK N 3 Siantar, Kamis (31/3), diwarnai isak tangis. Aksi akan tetap berlangsung hingga tuntutan itu direalisasikan Pemko Siantar.

Isak tangis meledak, tat kala seorang guru agama bernama Lalili Hanum menyampaikan kekesalannya atas tindakan yang dilakukan Dra Kartini Batubara, Kepala SMK N 3 Siantar. Dengan tertangis, Lalila menceritakan berbagai kutipan yang sangat memberatkan orangtua siswa, salah satunya dana insidental. “Ya Tuhan, berikan kami kekuatan,” ujarnya.
Tangis guru itu, sontak mengundang tangis dari sejumlah siswa, sehingga suara tangisan semakin kencang. Sembari tertangis, siswa mendesak Kartini untuk mundur dari jabatannya karena telah membebani siswa dengan kutipan yang tidak jelas pengalokasiannya. “Copot Kartini,  keluar dari ruangan mu,” sebut para siswa, dengan mimik wajah yang sudah dipenuhi tetesan air mata.

Setelah menunggu sekitar satu jam lebih, Kartini Batubara kemudian mendatangi siswa yang sedari tadi telah berkoak-koak menyampaikan aspirasinya. Kartini mendatangi siswa atas saran dari Mansur Sinaga selaku Sekretaris Disdik Siantar, dan Drs Daniel Siregar selaku Kabag Humas Pemko Siantar. Didampingi kedua pejabat Pemko Siantar itu, Kartini meminta siswa menyampaikan keluhan yang dialami selama menjalani proses belajar mengajar disekolah itu.
“Ayo nak, sampaikan pada Ibu,” pinta Kartini kepada siswa, untuk menyampaikan seluruh unek-unek .  Setelah unek-unek disampaikan, siswa menganggap jawaban yang diberikan tidak memuaskan.
Kata Kartini, uang insidental merupakan kebijakan komite, untuk menjawabnya adalah wewenang Komite. “Nanti kita tanya sama komite,” katanya. Terkait sarana dan prasarana di sekolah itu, Kartini berjanji akan membenahinya sedikit demi sedikit.(mag-01/smg) menyebut SBI tak berguna.(mag-01/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/