24 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Tak Disangka, Ia Kembali untuk Selamanya…

Pelajar SMP Hanyut di Sungai Bingai

BINJAI- Sungai Bingai memakan korban lagi. Kali ini yang menjadi korban, Iqbal (14), warga Perumahan BTN, Kecamatan Binjai Utara. Remaja yang bersekolah di salah satu SMP di Tanjung Balai ini terseret arus sungai ketika mandi-mandi bersama tiga remannya, Sabtu (30/4) siang pukul 14.00 WIB.

Menurut keterangan tetangga korban, sebelum Iqbal sudah dilarang untuk pergi ke sungai bersama tiga temannya. Namun, larangan tersebut diabaikannya. Berselang beberapa jam, teman-teman korban dengan nafas terengah-engah, memberi kabar bahwa korban telah hanyut.

Mendengar kabar tersebut, Linda, ibu korban, langsung menangis karena tak kuasa menerima kabar tersebut. Sementara, Yuli, ayah korban dan sejumlah warga, langsung bergegas ke sungai guna mencari korban. Namun, sesampainya di sungai, orangtua korban tak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya Yuli membuat laporan ke Polsek Binjai Barat.

Selanjutnya, petugas turun ke lokasi dibantu petugas Dinas Sosial, Kota Binjai, guna melakukan pencarian terhadap korban. Meski sudah dilakukan pencarian, hingga pukul 18.00 WIB korban tak kunjung ditemukan.
Sementara menurut Muslim, teman korban yang mengaku sempat menolongnya, sebelum kejadian, Iqbal mengaku ingin buang air besar ke sungai. “Kami pun pergi ke sungai tempat biasa kami mandi. Tapi korban mengajak ke Sungai Bingai itu,” kata Muslim, seraya menambahkan, Iqbal memang asli warga Binjai namun dia bersekolah di Tanjung Balai bersama tantenya, dan ke Binjai hanya untuk liburan.

Setelah sampai di sungai yang dituju, korban langsung membuka baju dan celananya. Untuk selanjutnya, ia berjalan di pinggir sungai dan terpeleset. “Saya langsung mengejarnya untuk menelong,” jelas Muslim.

Namun, upaya Muslim terhambat oleh dalam dan derasnya air Sungai Bingai tersebut. “Saya sempat memegang tangan korban, tetapi terlepas. Setelah itu, saya tidak melihat korban lagi,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Menurut Muslim, Iqbal rencananya ingin kembali ke Tanjung Balai hari ini (1/5). “Tak disangka ia kembali untuk selama-lamanya,” ungkapnya.

Menurut Darma, warga setempat, selama 2011 ini, sudah tiga orang yang hanyut di Sungai Bingai ini. “Kalau kejadian ini sudah sering, bahkan kejadian ini selalu terjadi setiap tiga atau empat tahun sekali,” ungkap Darma.
Lebih jauh dikatakan Darma, Sungai Bingai dapat dikatakan selalu mengambil korban yang mayoritas kalangan anak-anak. “Dalam tahun-tahun sebelumnya anak-anak juga, umurnya sekitar 13 sampai 15 tahun. Makanya, warga disini melarang anak-anaknya untuk mandi di Sungai Bingai ini,” ucap Darma.

Bukan itu saja, Darma juga mengatakan, kalau korban yang tenggelam terbawa arus Sungai Bingai ini, biasanya di temukan dua hari sesudah kejadian. “Kalau kali ini saya tak tahu pastilah, tapi biasanya, kejadian yang sebelumnya selalu ditemukan dua hari sesudah kejadian,” jelas Darma, seraya menambahkan, setiap korban biasanya ditemukan di lubuk tepat di tekongan hilir Sungai Bingai.

Sementara, keterangan dari tim Dinas Sosial, pencarian akan tetap dilanjutkan sampai korban ditemukan. “Iya, kami akan terus cari, dan kami sudah meminta petunjuk dari paranormal. Menurutnya, korban tepat di lubuk yang ada di tekongan hilir Sungai Bingai,” ujar Heri, petugas dari Dinas Sosial Kota Binjai itu.(dan)

Pelajar SMP Hanyut di Sungai Bingai

BINJAI- Sungai Bingai memakan korban lagi. Kali ini yang menjadi korban, Iqbal (14), warga Perumahan BTN, Kecamatan Binjai Utara. Remaja yang bersekolah di salah satu SMP di Tanjung Balai ini terseret arus sungai ketika mandi-mandi bersama tiga remannya, Sabtu (30/4) siang pukul 14.00 WIB.

Menurut keterangan tetangga korban, sebelum Iqbal sudah dilarang untuk pergi ke sungai bersama tiga temannya. Namun, larangan tersebut diabaikannya. Berselang beberapa jam, teman-teman korban dengan nafas terengah-engah, memberi kabar bahwa korban telah hanyut.

Mendengar kabar tersebut, Linda, ibu korban, langsung menangis karena tak kuasa menerima kabar tersebut. Sementara, Yuli, ayah korban dan sejumlah warga, langsung bergegas ke sungai guna mencari korban. Namun, sesampainya di sungai, orangtua korban tak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya Yuli membuat laporan ke Polsek Binjai Barat.

Selanjutnya, petugas turun ke lokasi dibantu petugas Dinas Sosial, Kota Binjai, guna melakukan pencarian terhadap korban. Meski sudah dilakukan pencarian, hingga pukul 18.00 WIB korban tak kunjung ditemukan.
Sementara menurut Muslim, teman korban yang mengaku sempat menolongnya, sebelum kejadian, Iqbal mengaku ingin buang air besar ke sungai. “Kami pun pergi ke sungai tempat biasa kami mandi. Tapi korban mengajak ke Sungai Bingai itu,” kata Muslim, seraya menambahkan, Iqbal memang asli warga Binjai namun dia bersekolah di Tanjung Balai bersama tantenya, dan ke Binjai hanya untuk liburan.

Setelah sampai di sungai yang dituju, korban langsung membuka baju dan celananya. Untuk selanjutnya, ia berjalan di pinggir sungai dan terpeleset. “Saya langsung mengejarnya untuk menelong,” jelas Muslim.

Namun, upaya Muslim terhambat oleh dalam dan derasnya air Sungai Bingai tersebut. “Saya sempat memegang tangan korban, tetapi terlepas. Setelah itu, saya tidak melihat korban lagi,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Menurut Muslim, Iqbal rencananya ingin kembali ke Tanjung Balai hari ini (1/5). “Tak disangka ia kembali untuk selama-lamanya,” ungkapnya.

Menurut Darma, warga setempat, selama 2011 ini, sudah tiga orang yang hanyut di Sungai Bingai ini. “Kalau kejadian ini sudah sering, bahkan kejadian ini selalu terjadi setiap tiga atau empat tahun sekali,” ungkap Darma.
Lebih jauh dikatakan Darma, Sungai Bingai dapat dikatakan selalu mengambil korban yang mayoritas kalangan anak-anak. “Dalam tahun-tahun sebelumnya anak-anak juga, umurnya sekitar 13 sampai 15 tahun. Makanya, warga disini melarang anak-anaknya untuk mandi di Sungai Bingai ini,” ucap Darma.

Bukan itu saja, Darma juga mengatakan, kalau korban yang tenggelam terbawa arus Sungai Bingai ini, biasanya di temukan dua hari sesudah kejadian. “Kalau kali ini saya tak tahu pastilah, tapi biasanya, kejadian yang sebelumnya selalu ditemukan dua hari sesudah kejadian,” jelas Darma, seraya menambahkan, setiap korban biasanya ditemukan di lubuk tepat di tekongan hilir Sungai Bingai.

Sementara, keterangan dari tim Dinas Sosial, pencarian akan tetap dilanjutkan sampai korban ditemukan. “Iya, kami akan terus cari, dan kami sudah meminta petunjuk dari paranormal. Menurutnya, korban tepat di lubuk yang ada di tekongan hilir Sungai Bingai,” ujar Heri, petugas dari Dinas Sosial Kota Binjai itu.(dan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/