34.5 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Berwisata Reliji ke Masjid Azizi Tanjungpura

Foto: Bambang/Sumut Pos
Masjid Azizi Tanjungpura

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kabupaten Langkat yang terletak sekitar 75 Km dari Kota Medan, dikenal memiliki bangunan bersejarah untuk umat Islam. Arsitekturnya yang megah menjadi tanda betapa Kesultanan Melayu Langkat ini begitu makmur dan sejahtera. Ya, bangunan tersebut masih berdiri hingga saat ini, dialah masjid Azizi Tanjungpura.

Pembangunan masjid Azizi Tanjung Pura ini dilakukan oleh dua generasi kesultanan Langkat. Pertama dilakukan pada tahun 1899 Masehi atau 1320 Hijriah oleh sultan Langkat pertama Sultan H Musa Almahadamsyah (1840 – 1893). Setelah Sultan Musa wafat pembangunan masjid diteruskan oleh anaknya yaitu Sultan Tengku Abdul Aziz Jalik Rakhmatsyah (1893 – 1912), dan selesai pada 13 Juni 1902 atau 12 Rabiulawal 1320 H, yang kemudian masjid ini dinamai oleh nama sang sultan Abdul Aziz.

Pada masa pembangunan masjid Azizi ini, kesultanan Langkat tengah berada dalam masa keemasaan dikarenakan posisi kesultanan Langkat yang strategis. Dilalui oleh jalur sungai Wampu yang membelah Langkat dan menjadi jalur utama perdagangan air yang menghubungkan dengan kesultanan Kedah dan Klantan Malaysia, serta hasil bumi berupa minyak yang terdapat di Pangkalan Berandan. Pembangunan masjid ini pun menghabiskan ratusan ribu ringgit Malaysia, dan semua material bangunannya diimpor dengan puluhan kapal yang diangkut dari Malaysia.

Yang menjadi ciri khas bangunan dari masjid Azizi ini adalah ornamen warna khas Melayu Islam yaitu kuning. Serta arsitektur bangunan fisik kubah dan menara yang dilihat dari luar tampak seperti bangunan masjid Islam di India. Sementara arsitektur dalam masjid tampak seperti bangunan masjid pada masa Ottoman Turki yang dipenuhi tulisan kaligrafi Arab pada dinding-dinging tembok masjid.

Bangunan masjid ini berukuran 25 x 25 meter dan ketinggian yang mencapai 30 meter. Masjid ini memiliki tiga pintu masuk yang menjadi anjungan yang terdapat pada sisi timur, utara dan selatan. Sementara arah ruang shalat masjid ini menghadap ke barat. Pada sisi barat di luar bangunan masjid Azizi terdapat makam para sultan Langkat yaitu Sultan Musa, Sultan Abdul Azizi dan Sultan Mahmud, serta makam guru ngaji para sultan Langkat yaitu Sjech Muhammad Yusuf. Selain itu terdapat juga makam dari pujangga dan pahlawan nasional Tengku Amir Hamzah.

Pada sisi timur bagian luar masjid terdapat bangunan madrasah dan perpustakaan Tengku Amir Hamzah yang mengoleksi hasil karya sang pujangga.

Di sisi luar bagian selatan masjid adalah pintu masuk yang menghubungkan dengan rumah dari kerabat para Sultan, yang kini bergabung dengan rumah para warga. Sementara sisi luar bagian utara menjadi pintu masuk utama yang menghadap ke jalan besar Tanjung Pura yang menghubungkan propinsi Sumatera Utara dengan Aceh.

Di masjid Azizi Tanjung Pura setiap tahunnya diadakan perayaan tahunan yang juga bertepatan dengan haul atau ulang tahun Sang Guru Sjech Rokan sang pendiri perkampungan Babasussalam di Tanjung Pura. Selain itu pada bulan ramadan diadakan acara keagaaman setiap harinya, dan ketika berbuka puasa para pengunjung yang datang ke masjid Azizi akan mendapatkan bubur pedas yang merupakan makanan khas Melayu Langkat.

Maka jika anda berkunjung ke tanah Berpadu Sekata Berpadu Berjaya ini, singgahkanlah kaki Anda ke masjid Azizi Tanjung Pura. Nikmati pula suasana kehidupan masyarakat Melayu pesisir dan bangunan-bangunan lama dari Tanjung Pura tempo dulu. (bam/ram)

Foto: Bambang/Sumut Pos
Masjid Azizi Tanjungpura

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kabupaten Langkat yang terletak sekitar 75 Km dari Kota Medan, dikenal memiliki bangunan bersejarah untuk umat Islam. Arsitekturnya yang megah menjadi tanda betapa Kesultanan Melayu Langkat ini begitu makmur dan sejahtera. Ya, bangunan tersebut masih berdiri hingga saat ini, dialah masjid Azizi Tanjungpura.

Pembangunan masjid Azizi Tanjung Pura ini dilakukan oleh dua generasi kesultanan Langkat. Pertama dilakukan pada tahun 1899 Masehi atau 1320 Hijriah oleh sultan Langkat pertama Sultan H Musa Almahadamsyah (1840 – 1893). Setelah Sultan Musa wafat pembangunan masjid diteruskan oleh anaknya yaitu Sultan Tengku Abdul Aziz Jalik Rakhmatsyah (1893 – 1912), dan selesai pada 13 Juni 1902 atau 12 Rabiulawal 1320 H, yang kemudian masjid ini dinamai oleh nama sang sultan Abdul Aziz.

Pada masa pembangunan masjid Azizi ini, kesultanan Langkat tengah berada dalam masa keemasaan dikarenakan posisi kesultanan Langkat yang strategis. Dilalui oleh jalur sungai Wampu yang membelah Langkat dan menjadi jalur utama perdagangan air yang menghubungkan dengan kesultanan Kedah dan Klantan Malaysia, serta hasil bumi berupa minyak yang terdapat di Pangkalan Berandan. Pembangunan masjid ini pun menghabiskan ratusan ribu ringgit Malaysia, dan semua material bangunannya diimpor dengan puluhan kapal yang diangkut dari Malaysia.

Yang menjadi ciri khas bangunan dari masjid Azizi ini adalah ornamen warna khas Melayu Islam yaitu kuning. Serta arsitektur bangunan fisik kubah dan menara yang dilihat dari luar tampak seperti bangunan masjid Islam di India. Sementara arsitektur dalam masjid tampak seperti bangunan masjid pada masa Ottoman Turki yang dipenuhi tulisan kaligrafi Arab pada dinding-dinging tembok masjid.

Bangunan masjid ini berukuran 25 x 25 meter dan ketinggian yang mencapai 30 meter. Masjid ini memiliki tiga pintu masuk yang menjadi anjungan yang terdapat pada sisi timur, utara dan selatan. Sementara arah ruang shalat masjid ini menghadap ke barat. Pada sisi barat di luar bangunan masjid Azizi terdapat makam para sultan Langkat yaitu Sultan Musa, Sultan Abdul Azizi dan Sultan Mahmud, serta makam guru ngaji para sultan Langkat yaitu Sjech Muhammad Yusuf. Selain itu terdapat juga makam dari pujangga dan pahlawan nasional Tengku Amir Hamzah.

Pada sisi timur bagian luar masjid terdapat bangunan madrasah dan perpustakaan Tengku Amir Hamzah yang mengoleksi hasil karya sang pujangga.

Di sisi luar bagian selatan masjid adalah pintu masuk yang menghubungkan dengan rumah dari kerabat para Sultan, yang kini bergabung dengan rumah para warga. Sementara sisi luar bagian utara menjadi pintu masuk utama yang menghadap ke jalan besar Tanjung Pura yang menghubungkan propinsi Sumatera Utara dengan Aceh.

Di masjid Azizi Tanjung Pura setiap tahunnya diadakan perayaan tahunan yang juga bertepatan dengan haul atau ulang tahun Sang Guru Sjech Rokan sang pendiri perkampungan Babasussalam di Tanjung Pura. Selain itu pada bulan ramadan diadakan acara keagaaman setiap harinya, dan ketika berbuka puasa para pengunjung yang datang ke masjid Azizi akan mendapatkan bubur pedas yang merupakan makanan khas Melayu Langkat.

Maka jika anda berkunjung ke tanah Berpadu Sekata Berpadu Berjaya ini, singgahkanlah kaki Anda ke masjid Azizi Tanjung Pura. Nikmati pula suasana kehidupan masyarakat Melayu pesisir dan bangunan-bangunan lama dari Tanjung Pura tempo dulu. (bam/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/