Nah, setelah sampai di rumah itu, ia kemudian memutus aliran listrik dari depan rumah.
‘’Setelah lampu padam, aku masuk dari belakang rumah. Niatku saat itu hanya ingin bertemu anak dan istriku. Tapi begitu sampai di depan pintu kamar tidur belakang (kamar korban, red) ternyata kedatanganku diketahui mertua,” ujarnya.
Saat itu, Nur Intan br Rambe menyuruhnya pergi dari rumah tersebut.
‘’Ngapai kau kemari. Pergi kau atau kuteriaki maling!” kata Andi mengingat perkataan korban.
Karena mendengar akan diteriaki maling, Andi pun kalap.
Ia langsung mencari alat pemukul yang berada di sekitarnya.
‘’Begitu dapat, langsung kupukul kepalanya. Setelah terjatuh, kuambil minyak yang kubawa tadi dan kusiramkan ke ibu mertua itu dan kubakar. Habis itu aku lari. Padahal sebenarnya aku sudah tak berniat membakar,” ucapnya, dengan nada menyesal, sambil meninggalkan wartawan koran ini menuju ruang tahanan. (adi/hez)