31.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Kontraktor Tagih Utang ke Bupati Deliserdang

hulman/smg TUNTUT DIBAYAR: Pengunjuk rasa dari kontraktor swakelola berunjuk rasa di depan kantor Bupati Deliserdang, Lubukpakam , Rabu (1/7). Mereka menuntut bupati membayar proyek yang sudah rampung mereka kerjakan setahun lalu.
hulman/smg
TUNTUT DIBAYAR: Pengunjuk rasa dari kontraktor swakelola berunjuk rasa di depan kantor Bupati Deliserdang, Lubukpakam , Rabu (1/7). Mereka menuntut bupati membayar proyek yang sudah rampung mereka kerjakan setahun lalu.

SUMUTPOS.CO- LUBUKPAKAM-Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-69 Kabupaten Deliserdang diwarnai aksi unjuk rasa dari puluhan kontraktor swakelola di depan kantor Bupati Deliserdang, Lubukpakam,  Rabu (1/7) sekira pukul 10.00 WIB. Mereka menuntut agar biaya proyek swakelola segera dibayarkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deliserdang. Selain itu massa juga memberikan hadiah keranda mayat ke Dinas Pekerjaan Umum (PU) Deliserdang
Informasi diperoleh, kedatangan massa kontraktor swakelola itu untuk menuntut agar Pemkab Deliserdang membayar biaya proyek swakelola sebesar Rp180 miliar yang sudah setahun lebih belum juga diselesaikan.

Puluhan massa juga bergerak ke kantor Dinas PU Deliserdang di Lubukpakam. Tiba disana, massa yang membawa sejumlah poster langsung meletakkan keranda di depan kantor dinas PU. Selanjutnya massa bergerak ke Kantor DPRD Deliserdang.

Meski pada saat itu ada rapat paripurna HUT ke-69 Kabupaten Deliserdang massa tak peduli. Karena sudah setahun lebih Pemkab Deliserdang tak membayar proyek swakelola padahal pembangunannya yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.

Usai berorasi, massa beristirahat sejenak. Sebelum salat zuhur, massa kembali bergerak ke kantor Bupati Deliserdang. Namun saat berada di depan kantor Bupati Deliserdang, seorang pria yang belakangan diketahui bernama Sahrul mendadak mengejar massa sembari mengatakan jangan menghina Bupati Deliserdang, Ashari Tambunan. Karena Bupati adalah sebagai orangtua masyarakat.

“Kalau demo, demo saja. Jangan menghina bupati karena beliau adalah orangtua kita,” sebut Sahrul
Melihat Sahrul yang mendekati massa, sejumlah petugas Polres Deliserdang yang melakukan pengamanan pengunjuk rasa langsung memberi pengarahan kepada Sahrul agar dapat meredam emosi. Sahrul pun mengalah dan pergi meninggalkan massa.

Usai kepergian Sahrul, massa kembali berorasi agar Pemkab Deliserdang  membayar proyek swakelola yang sudah selesai dikerjan. (man/smg/azw)

hulman/smg TUNTUT DIBAYAR: Pengunjuk rasa dari kontraktor swakelola berunjuk rasa di depan kantor Bupati Deliserdang, Lubukpakam , Rabu (1/7). Mereka menuntut bupati membayar proyek yang sudah rampung mereka kerjakan setahun lalu.
hulman/smg
TUNTUT DIBAYAR: Pengunjuk rasa dari kontraktor swakelola berunjuk rasa di depan kantor Bupati Deliserdang, Lubukpakam , Rabu (1/7). Mereka menuntut bupati membayar proyek yang sudah rampung mereka kerjakan setahun lalu.

SUMUTPOS.CO- LUBUKPAKAM-Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-69 Kabupaten Deliserdang diwarnai aksi unjuk rasa dari puluhan kontraktor swakelola di depan kantor Bupati Deliserdang, Lubukpakam,  Rabu (1/7) sekira pukul 10.00 WIB. Mereka menuntut agar biaya proyek swakelola segera dibayarkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deliserdang. Selain itu massa juga memberikan hadiah keranda mayat ke Dinas Pekerjaan Umum (PU) Deliserdang
Informasi diperoleh, kedatangan massa kontraktor swakelola itu untuk menuntut agar Pemkab Deliserdang membayar biaya proyek swakelola sebesar Rp180 miliar yang sudah setahun lebih belum juga diselesaikan.

Puluhan massa juga bergerak ke kantor Dinas PU Deliserdang di Lubukpakam. Tiba disana, massa yang membawa sejumlah poster langsung meletakkan keranda di depan kantor dinas PU. Selanjutnya massa bergerak ke Kantor DPRD Deliserdang.

Meski pada saat itu ada rapat paripurna HUT ke-69 Kabupaten Deliserdang massa tak peduli. Karena sudah setahun lebih Pemkab Deliserdang tak membayar proyek swakelola padahal pembangunannya yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.

Usai berorasi, massa beristirahat sejenak. Sebelum salat zuhur, massa kembali bergerak ke kantor Bupati Deliserdang. Namun saat berada di depan kantor Bupati Deliserdang, seorang pria yang belakangan diketahui bernama Sahrul mendadak mengejar massa sembari mengatakan jangan menghina Bupati Deliserdang, Ashari Tambunan. Karena Bupati adalah sebagai orangtua masyarakat.

“Kalau demo, demo saja. Jangan menghina bupati karena beliau adalah orangtua kita,” sebut Sahrul
Melihat Sahrul yang mendekati massa, sejumlah petugas Polres Deliserdang yang melakukan pengamanan pengunjuk rasa langsung memberi pengarahan kepada Sahrul agar dapat meredam emosi. Sahrul pun mengalah dan pergi meninggalkan massa.

Usai kepergian Sahrul, massa kembali berorasi agar Pemkab Deliserdang  membayar proyek swakelola yang sudah selesai dikerjan. (man/smg/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/