31.7 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Air Berubah Warna Jadi Suatu Pertanda

Sejumlah wisatawan dan kru Sumut Pos mengunjungi Danau Sidhoni, Jumat (1/12).

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO -Pulau Samosir yang dikelilingi Danau Toba ternyata menyimpan banyak keunikan. Dari berbagai potensi wisata, Danau Sodihoni adalah andalan yang patut dikunjungi. Namun, dari danau seluas kurang lebih 3 Hektar itu, tersimpan cerita unik dari pengakuan warga soal air yang berubah warna.

Kisah ‘tanda aneh’ itu dituturkan warga setempat, B Nadeak (57). Sehari-hari, Nadeak berprofesi sebagai petani sekaligus pencari ikan di sumber air tiga desa tersebut.

Perubahan warna katanya, menjadikan tanda akan terjadi sesuatu, atau ada hal besar terkait situasi politik dan pemerintahan yang bakal terjadi. Meskipun diakuinya, hal itu hanya tanda yang mereka percayai secara mistik sebagai petunjuk.

“Danau ini pernah berubah warna. Jadi terlihat merah, kemudian terjadi sesuatu setelah itu,” kata Nadeak kepada wartawan usai memperbaiki alat tangkap ikannya di tepi Danau Sodihoni, Jumat (1/12) pagi.

Perubahan warna air danau itu katanya, pernah terjadi sesaat sebelum lengsernya Almarhum Soeharto sebagai Presiden RI pada 1998 silam. Hal serupa terjadi menjelang lengsernya Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI. Air danau yang terlihat kemerahan itu pun dianggap sebagai pertanda bagi warga sekitar akan terjadinya sesuatu yang mengejutkan.

Sehingga setiap perubahan warna, dianggap pertanda sebuah berita baik atau kurang baik. Namun cerita mistis, tentu bukan tujuan utama keunikan Danau Sodihoni.

Sebab, selain diakui Nadeak sebagai pertanda yang bisa saja adalah sebuah kebetulan, keberadaan air danau di atas danau (Danau Toba) itu, sejatinya menjadi sumber kehidupan tiga desa. Ketiga desa itu masing-masing Lintong Nihuta, Paraduan dan Sabungan Ni Huta, Kecamatan Ronggur Ni Huta, Kabupaten Samosir.

Sebab, letaknya yang 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl). Itu menjadikan tiga desa tersebut mendapatkan penghidupan dari Danau Sodihoni.

Sumber air ini kemudian, ditambah dengan panorama perbukitan indah, rumput hijau dan lahan pertanian masyarakat. Keindahan ini pula, yang menarik perhatian banyak wisatawan sejak keberadaan Danau Sodihoni mulai populer di sejumlah website hingga mancanegara.

Sejumlah wisatawan dan kru Sumut Pos mengunjungi Danau Sidhoni, Jumat (1/12).

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO -Pulau Samosir yang dikelilingi Danau Toba ternyata menyimpan banyak keunikan. Dari berbagai potensi wisata, Danau Sodihoni adalah andalan yang patut dikunjungi. Namun, dari danau seluas kurang lebih 3 Hektar itu, tersimpan cerita unik dari pengakuan warga soal air yang berubah warna.

Kisah ‘tanda aneh’ itu dituturkan warga setempat, B Nadeak (57). Sehari-hari, Nadeak berprofesi sebagai petani sekaligus pencari ikan di sumber air tiga desa tersebut.

Perubahan warna katanya, menjadikan tanda akan terjadi sesuatu, atau ada hal besar terkait situasi politik dan pemerintahan yang bakal terjadi. Meskipun diakuinya, hal itu hanya tanda yang mereka percayai secara mistik sebagai petunjuk.

“Danau ini pernah berubah warna. Jadi terlihat merah, kemudian terjadi sesuatu setelah itu,” kata Nadeak kepada wartawan usai memperbaiki alat tangkap ikannya di tepi Danau Sodihoni, Jumat (1/12) pagi.

Perubahan warna air danau itu katanya, pernah terjadi sesaat sebelum lengsernya Almarhum Soeharto sebagai Presiden RI pada 1998 silam. Hal serupa terjadi menjelang lengsernya Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI. Air danau yang terlihat kemerahan itu pun dianggap sebagai pertanda bagi warga sekitar akan terjadinya sesuatu yang mengejutkan.

Sehingga setiap perubahan warna, dianggap pertanda sebuah berita baik atau kurang baik. Namun cerita mistis, tentu bukan tujuan utama keunikan Danau Sodihoni.

Sebab, selain diakui Nadeak sebagai pertanda yang bisa saja adalah sebuah kebetulan, keberadaan air danau di atas danau (Danau Toba) itu, sejatinya menjadi sumber kehidupan tiga desa. Ketiga desa itu masing-masing Lintong Nihuta, Paraduan dan Sabungan Ni Huta, Kecamatan Ronggur Ni Huta, Kabupaten Samosir.

Sebab, letaknya yang 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl). Itu menjadikan tiga desa tersebut mendapatkan penghidupan dari Danau Sodihoni.

Sumber air ini kemudian, ditambah dengan panorama perbukitan indah, rumput hijau dan lahan pertanian masyarakat. Keindahan ini pula, yang menarik perhatian banyak wisatawan sejak keberadaan Danau Sodihoni mulai populer di sejumlah website hingga mancanegara.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/