30 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Jangan Terpancing Provokasi

Dedi Iskandar Batubara

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Reuni 212 di Kota Medan digelar selama dua hari, Kamis (30/11) hingga Jumat (1/12). Rangkaian acara dimulai dari Masjid Al-Jihad di Jalan Abdullah Lubis dengan menggelar Pengajian Islam, lalu Malam Ibadah (Mabid) dan diteruskan dengan Subuh Berjamaah. Setelah itu, konvoi ke Masjid Raya Al-Maksum di Jalan Sisingamangaraja untuk menggelar tabligh akbar.

Hadir dalam reuni 212 itu diantaranya, Anggota DPD RI Dedi Iskandar Batubara, Pengacara Habib Rizieq Sihab, Eggi Sudjana SH MH, Ketua Forum Umat Islam (FUI) Sumut, Indra Suheri, Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Medan, Eka Putra, Wakil Ketua Muhammadiyah Kota Medan Rafdinal serta Ketua Liga Muslim Indonesia (LMI) Sumut, Rahmad Gustin.

Dalam orasinya, Dedi Iskandar Batubara menegaskan, Islam secara agama sudah mengajarkan toleransi. Disebutnya, saat ini di Indonesia ada kelompok-kelompok yang merasa paling cinta dengan negara. Bila tidak sependapat dengan kelompok tersebut, maka dianggap intoleran. Dedi menyebut, pola pikir seperti ini tidak boleh muncul. Untuk itu, Dedi mengajak Umat Islam di Indonesia untuk tetap dalam posisi menyelamatkan bangsa. Jangan terpancing pada upaya provokasi yang dilakukan untuk memecah belah Bangsa.

“Sebagai umat yang beragama, kita ingin menunjukkan Umat Islam akrab menjaga kesatuan negara ini. Jangan sampai bangsa ini terpecah belah. Aksi ini juga sebagai ajang silaturahmi kita. Bukan hanya karena masalah yang lalu kita satu. Tapi, seterusnya juga kita satu dan bersama, ” ungkap Dedi

Ketua Umum FUI Sumut, Ustadz Indra Suheri MA dalam orasinya mengatakan, prinsipnya semangat 212 harus dirawat dalam rangka proses penegakkan hukum untuk menghindari tindakan-tindakan mengatas namakan penegakan hukum namun sesungguhnya bernuansa politis karena ada kebencian-kebencian terhadap kelompok tertentu. Begitu juga mengingat terjadinya carut marut Negeri seperti sekarang, dikatakannya boleh jadi Ulama yang memang punya hak waris memimpin Negeri sebagaimana ajaran Islam yang dibawa Rasulullah, saatnya untuk memimpin Negeri dalam rangka menyelematkan NKRI.

“Semua langkah perjuangan yang dilandasi Aksi Bela Islam, ditempuh dengan langkah-langkah konstitusional, Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Tidak ad tindak kekerasan. Ini bukti Islam memang mengedepankan Nasionalisme dan Patriotisme dalam rangka menjaga NKRI dengan ideologi Pancasila, ” ujar Indra Suheri.

Dedi Iskandar Batubara

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Reuni 212 di Kota Medan digelar selama dua hari, Kamis (30/11) hingga Jumat (1/12). Rangkaian acara dimulai dari Masjid Al-Jihad di Jalan Abdullah Lubis dengan menggelar Pengajian Islam, lalu Malam Ibadah (Mabid) dan diteruskan dengan Subuh Berjamaah. Setelah itu, konvoi ke Masjid Raya Al-Maksum di Jalan Sisingamangaraja untuk menggelar tabligh akbar.

Hadir dalam reuni 212 itu diantaranya, Anggota DPD RI Dedi Iskandar Batubara, Pengacara Habib Rizieq Sihab, Eggi Sudjana SH MH, Ketua Forum Umat Islam (FUI) Sumut, Indra Suheri, Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Medan, Eka Putra, Wakil Ketua Muhammadiyah Kota Medan Rafdinal serta Ketua Liga Muslim Indonesia (LMI) Sumut, Rahmad Gustin.

Dalam orasinya, Dedi Iskandar Batubara menegaskan, Islam secara agama sudah mengajarkan toleransi. Disebutnya, saat ini di Indonesia ada kelompok-kelompok yang merasa paling cinta dengan negara. Bila tidak sependapat dengan kelompok tersebut, maka dianggap intoleran. Dedi menyebut, pola pikir seperti ini tidak boleh muncul. Untuk itu, Dedi mengajak Umat Islam di Indonesia untuk tetap dalam posisi menyelamatkan bangsa. Jangan terpancing pada upaya provokasi yang dilakukan untuk memecah belah Bangsa.

“Sebagai umat yang beragama, kita ingin menunjukkan Umat Islam akrab menjaga kesatuan negara ini. Jangan sampai bangsa ini terpecah belah. Aksi ini juga sebagai ajang silaturahmi kita. Bukan hanya karena masalah yang lalu kita satu. Tapi, seterusnya juga kita satu dan bersama, ” ungkap Dedi

Ketua Umum FUI Sumut, Ustadz Indra Suheri MA dalam orasinya mengatakan, prinsipnya semangat 212 harus dirawat dalam rangka proses penegakkan hukum untuk menghindari tindakan-tindakan mengatas namakan penegakan hukum namun sesungguhnya bernuansa politis karena ada kebencian-kebencian terhadap kelompok tertentu. Begitu juga mengingat terjadinya carut marut Negeri seperti sekarang, dikatakannya boleh jadi Ulama yang memang punya hak waris memimpin Negeri sebagaimana ajaran Islam yang dibawa Rasulullah, saatnya untuk memimpin Negeri dalam rangka menyelematkan NKRI.

“Semua langkah perjuangan yang dilandasi Aksi Bela Islam, ditempuh dengan langkah-langkah konstitusional, Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Tidak ad tindak kekerasan. Ini bukti Islam memang mengedepankan Nasionalisme dan Patriotisme dalam rangka menjaga NKRI dengan ideologi Pancasila, ” ujar Indra Suheri.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/