Bisa Bentuk Poros Baru
Pengamat politik Agus Suryadi menilai, wacana pengalihan dukungan Partai Golkar kepada Tengku Erry Nuradi seperti yang dihembuskan Koordinator Pemenangan Pemilu DPP Golkar, Nusron Wahid, jelas sudah merugikan Tengku Erry Nuradi. Apalagi, pernyataan itu sudah santer diberitakan media-media terbitan Jakarta dan Sumatera Utara.
“Yang pasti, pernyataan Nusron Wahid itu sudah merugikan bagi Erry Nuradi. Apalagi langsung menyebar di media-media secara besar-besaran,” ujar Agus Suryadi kepada Sumut Pos, Selasa (2/1).
Meski pernyataan itu sempat dibantah DPD Golkar Sumut, Agus menilai itu tidak ada gunanya. Sebab, penentuan dukungan di Pilgubsu diputuskan di pusat. “DPD Golkar Sumut boleh membantah, tapi semua muaranya kan ke pusat,” ungkapnya.
Pengamat dari USU ini menambahkan, apa yang dilakukan Golkar ini bukan hal yang tabu di politik. Bahkan mereka sudah melakukannya di Jawa Barat. “Dalam politik, semua bisa terjadi. Lihat saja proses koalisi di Jawa Barat, terjadi tarik ulur dukungan,” ungkapnya.
Situasi tersebut bisa terjadi di Sumut. Apalagi Sumut merupakan barometer parpol untuk bisa sukses di Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. “Sumut masuk dalam barometer Pemilu 2019. Tentu semua parpol ingin menang di Pilgubsu 2018,” tandasnya.
Bisa Bentuk Poros Baru
Pengamat politik Agus Suryadi menilai, wacana pengalihan dukungan Partai Golkar kepada Tengku Erry Nuradi seperti yang dihembuskan Koordinator Pemenangan Pemilu DPP Golkar, Nusron Wahid, jelas sudah merugikan Tengku Erry Nuradi. Apalagi, pernyataan itu sudah santer diberitakan media-media terbitan Jakarta dan Sumatera Utara.
“Yang pasti, pernyataan Nusron Wahid itu sudah merugikan bagi Erry Nuradi. Apalagi langsung menyebar di media-media secara besar-besaran,” ujar Agus Suryadi kepada Sumut Pos, Selasa (2/1).
Meski pernyataan itu sempat dibantah DPD Golkar Sumut, Agus menilai itu tidak ada gunanya. Sebab, penentuan dukungan di Pilgubsu diputuskan di pusat. “DPD Golkar Sumut boleh membantah, tapi semua muaranya kan ke pusat,” ungkapnya.
Pengamat dari USU ini menambahkan, apa yang dilakukan Golkar ini bukan hal yang tabu di politik. Bahkan mereka sudah melakukannya di Jawa Barat. “Dalam politik, semua bisa terjadi. Lihat saja proses koalisi di Jawa Barat, terjadi tarik ulur dukungan,” ungkapnya.
Situasi tersebut bisa terjadi di Sumut. Apalagi Sumut merupakan barometer parpol untuk bisa sukses di Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. “Sumut masuk dalam barometer Pemilu 2019. Tentu semua parpol ingin menang di Pilgubsu 2018,” tandasnya.