27.8 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Monumen KM Sinar Bangun

Foto: Gideon Aritonang/Metro Siantar/SMG
Salah seorang keluarga korban KM Sinar Bangun bersiap meletakkan pakaian korban ke dalam galian tanah yang akan dijadikan monumen.

SUMUTPOS.CO – Pada acara prosesi peletakan batu pertama monumen KM Sinar Bangun, Bupati Simalungun JR Saragih langsung memimpin acara. Lokasi monumen persis di seberang pintu keluar Pelabuhan Tigaras.

Peletakan batu pertama diawali dengan doa bersama. Suasana haru menyelimuti acara prosesi peletakan batu pertama monumen KM Sinar Bangun. Satu per satu keluarga korban turun ke galian tanah yang menjadi tempat monumen, untuk mengucapkan kata-kata perpisahan kepada keluarga mereka yang menjadi korban.

Rogate dan Salomita anak dari Arifin Lubis yang menjadi korban, berperan sebagai peletakan batu pertama monumen KM Sinar Bagun. Selanjutnya diikuti keluarga korban lainnya.

“Untuk dan atas nama mereka, kita letakkan batu pertama korban Tigaras,” ucap Ephorus GKPS Pdt Rumanja Purba, didampingi Bishop GKPI Pdt Oloan Pasaribu.

Barang-barang kesayangan korban pun ikut diletakkan keluarga di dalam galian tersebut, di antaranya foto, kemeja, sepatu dan beberapa karangan bunga.

Penuturan JR Saragih, monumen yang berbentuk kapal KM Sinar Bangun setinggi 7 meter itu nantinya akan diukir nama dan tempat tanggal lahir para korban. Monumen KM Sinar Bangun itu akan mengarah ke pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir.

Proses pembangunan monumen KM Sinar Bangun akan memakan waktu 70 hari sejak peletakan baru pertama. “70 hari dari sekarang (bentuknya) gambar kapal KM Sinar Bangun itu, persis seperti kapal itu menghadap Simanindo,” kata JR Saragih didampingi Sekda Kabupaten Simalungun Gidion Purban.

Sebelumnnya JR Saragih menjelaskan, para ahli waris korban akan menerima uang duka sebesar Rp50 juta dari PT Jasa Raharja, Rp15 juta dari Kementrian Sosial dan Rp2 juta dari Pemkab Simalungun. Namun, kata JR, ada beberapa korban yang ternyata tidak memiliki ahli waris.

Pemerintah juga akan menanggung biaya pendidikan anak-anak korban, mulai tingkat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. JR mengaku sudah menemui salah satu ahli waris korban, yakni anak bayi yang masih berumur 4 bulan di Pematangsidamanik. Pihaknya akan memberikan sejumlah uang secara rutin, untuk membantu biaya hidup anak tersebut. Pemberian bantuan tersebut digaransinya sampai akhir jabatannya sebagai Bupati Simalungun.

JR juga berharap kepada masyarakat di sekitaran Danau Toba untuk segera menginformasikan jika menemukan tanda-tanda, yang terkait dengan kapal dan korban KM Sinar Bangun.(gid/esa/sug/adk)

Foto: Gideon Aritonang/Metro Siantar/SMG
Salah seorang keluarga korban KM Sinar Bangun bersiap meletakkan pakaian korban ke dalam galian tanah yang akan dijadikan monumen.

SUMUTPOS.CO – Pada acara prosesi peletakan batu pertama monumen KM Sinar Bangun, Bupati Simalungun JR Saragih langsung memimpin acara. Lokasi monumen persis di seberang pintu keluar Pelabuhan Tigaras.

Peletakan batu pertama diawali dengan doa bersama. Suasana haru menyelimuti acara prosesi peletakan batu pertama monumen KM Sinar Bangun. Satu per satu keluarga korban turun ke galian tanah yang menjadi tempat monumen, untuk mengucapkan kata-kata perpisahan kepada keluarga mereka yang menjadi korban.

Rogate dan Salomita anak dari Arifin Lubis yang menjadi korban, berperan sebagai peletakan batu pertama monumen KM Sinar Bagun. Selanjutnya diikuti keluarga korban lainnya.

“Untuk dan atas nama mereka, kita letakkan batu pertama korban Tigaras,” ucap Ephorus GKPS Pdt Rumanja Purba, didampingi Bishop GKPI Pdt Oloan Pasaribu.

Barang-barang kesayangan korban pun ikut diletakkan keluarga di dalam galian tersebut, di antaranya foto, kemeja, sepatu dan beberapa karangan bunga.

Penuturan JR Saragih, monumen yang berbentuk kapal KM Sinar Bangun setinggi 7 meter itu nantinya akan diukir nama dan tempat tanggal lahir para korban. Monumen KM Sinar Bangun itu akan mengarah ke pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir.

Proses pembangunan monumen KM Sinar Bangun akan memakan waktu 70 hari sejak peletakan baru pertama. “70 hari dari sekarang (bentuknya) gambar kapal KM Sinar Bangun itu, persis seperti kapal itu menghadap Simanindo,” kata JR Saragih didampingi Sekda Kabupaten Simalungun Gidion Purban.

Sebelumnnya JR Saragih menjelaskan, para ahli waris korban akan menerima uang duka sebesar Rp50 juta dari PT Jasa Raharja, Rp15 juta dari Kementrian Sosial dan Rp2 juta dari Pemkab Simalungun. Namun, kata JR, ada beberapa korban yang ternyata tidak memiliki ahli waris.

Pemerintah juga akan menanggung biaya pendidikan anak-anak korban, mulai tingkat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. JR mengaku sudah menemui salah satu ahli waris korban, yakni anak bayi yang masih berumur 4 bulan di Pematangsidamanik. Pihaknya akan memberikan sejumlah uang secara rutin, untuk membantu biaya hidup anak tersebut. Pemberian bantuan tersebut digaransinya sampai akhir jabatannya sebagai Bupati Simalungun.

JR juga berharap kepada masyarakat di sekitaran Danau Toba untuk segera menginformasikan jika menemukan tanda-tanda, yang terkait dengan kapal dan korban KM Sinar Bangun.(gid/esa/sug/adk)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/