30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Delapan Pelaku Masih di Bawah Umur

Pengeroyokan – Ilustrasi

BATUBARA, SUMUTPOS.CO -Sebanyak 8 orang yang dinyatakan Kasat Reskrim Polres Batubara AKP Zulfikar, sebagai pelaku pengeroyokan dan pembunuhan Tamrin (18), siswa SMA Negeri 1 Talawi, warga Desa Benteng, berhasil diringkus selama 2 hari operasi.

Hal ini disampaikan Kasat Reskrim Polres Batubara AKP Zulfikar, saat ditemui Sumut Pos, usai melaksanaan Salat Jumat di Masjid Besar Limapuluh, Jumat (3/11).

Menurut Zulfikar, 4 pelaku pembunuhan Tamrin berhasil diringkus pada Rabu (1/11) malam, dan 4 orang lainnya pada Kamis (2/11).

“Mereka diringkus ketika bersembunyi di rumah keluarga. Ada yang berada di Tanjungbalai, Kisaran, dan sekitar Kecamatan Talawi. Pelaku penikaman berada di antara mereka, dan maaf kami tidak bisa menyebutkan nama mereka. Karena rata-rata masih di bawah umur,” ungkap Zulfikar.

Begitu juga tentang pasal yang ditetapkan, Zulfikar masih juga bungkam. Ia hanya memberitahukan para pelaku berhasil diamankan berdasarkan hasil keterangan para saksi. Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan pencarian terhadap para pelaku. “Semuanya berhasil diringkus,” jelasnya.

Kasus penikaman ini, baik para pelaku dan korban sudah saling kenal. Diduga pembunuhan dilakukan karena para pelaku sakit hati terhadap korban, yang sudah terpendam sejak lama. “Para pelaku saat ini masih menjalani pemeriksaan di unit Reskrim Polres Batubara,” kata Zulfikar.

Sementara perihal tewasnya Tamrin, diduga terlibat cekcok dengan pelaku saat berada di pasar malam Lapangan Sei Bejangkar. Setelah 3 hari dirawat secara intensif di satu rumah sakit, akhirnya nyawa Tamrin tak dapat tertolong. Karena luka tusukan senjata tajam yang dilakukan sekelompok remaja, sepulang bermain dari pasar malam tersebut.

Menurut pengakuan maktua almarhum, Hayati, Kamis (2/11), korban bermain di Lapangan Sei Bejangkar untuk melihat pasar malam. “Entah apalah penyebabnya, sampai si Tamrin dikeroyok dan ditikam mereka itu,” ujarnya.

Hayati juga mengatakan, kejadiannya Sabtu (28/10) malam, sekira pukul 22.30 WIB. “Anakku ini sempat dibawa dulu ke Pukesmas terdekat. Namun dirujuk ke rumah sakit. Setelah dirawat selama tiga hari, nyawanya tak dapat tertolong lagi. Sayang anak kami itu, belum lagi tamat sekolahnya sudah tidak ada lagi dia,” ungkap maktua sedih.

Ahmad Soleh (40), warga setempat, menceritakan peristiwa tersebut. Menurutnya, ada sekelompok remaja, diperkirakan seusia dengan korban, mendatangi korban yang saat itu bersama seorang temannya. “Terjadi cekcok dan berkelahi. Dari kelompok yang mengeroyok si korban, terlihat memegang pisau. Dan langsung menusuk perut korban. Korban jatuh, mereka pun lari. Mungkin kawan sekolahnyalah pelakunya itu,” pungkasnya. (mag-6/saz)

Pengeroyokan – Ilustrasi

BATUBARA, SUMUTPOS.CO -Sebanyak 8 orang yang dinyatakan Kasat Reskrim Polres Batubara AKP Zulfikar, sebagai pelaku pengeroyokan dan pembunuhan Tamrin (18), siswa SMA Negeri 1 Talawi, warga Desa Benteng, berhasil diringkus selama 2 hari operasi.

Hal ini disampaikan Kasat Reskrim Polres Batubara AKP Zulfikar, saat ditemui Sumut Pos, usai melaksanaan Salat Jumat di Masjid Besar Limapuluh, Jumat (3/11).

Menurut Zulfikar, 4 pelaku pembunuhan Tamrin berhasil diringkus pada Rabu (1/11) malam, dan 4 orang lainnya pada Kamis (2/11).

“Mereka diringkus ketika bersembunyi di rumah keluarga. Ada yang berada di Tanjungbalai, Kisaran, dan sekitar Kecamatan Talawi. Pelaku penikaman berada di antara mereka, dan maaf kami tidak bisa menyebutkan nama mereka. Karena rata-rata masih di bawah umur,” ungkap Zulfikar.

Begitu juga tentang pasal yang ditetapkan, Zulfikar masih juga bungkam. Ia hanya memberitahukan para pelaku berhasil diamankan berdasarkan hasil keterangan para saksi. Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan pencarian terhadap para pelaku. “Semuanya berhasil diringkus,” jelasnya.

Kasus penikaman ini, baik para pelaku dan korban sudah saling kenal. Diduga pembunuhan dilakukan karena para pelaku sakit hati terhadap korban, yang sudah terpendam sejak lama. “Para pelaku saat ini masih menjalani pemeriksaan di unit Reskrim Polres Batubara,” kata Zulfikar.

Sementara perihal tewasnya Tamrin, diduga terlibat cekcok dengan pelaku saat berada di pasar malam Lapangan Sei Bejangkar. Setelah 3 hari dirawat secara intensif di satu rumah sakit, akhirnya nyawa Tamrin tak dapat tertolong. Karena luka tusukan senjata tajam yang dilakukan sekelompok remaja, sepulang bermain dari pasar malam tersebut.

Menurut pengakuan maktua almarhum, Hayati, Kamis (2/11), korban bermain di Lapangan Sei Bejangkar untuk melihat pasar malam. “Entah apalah penyebabnya, sampai si Tamrin dikeroyok dan ditikam mereka itu,” ujarnya.

Hayati juga mengatakan, kejadiannya Sabtu (28/10) malam, sekira pukul 22.30 WIB. “Anakku ini sempat dibawa dulu ke Pukesmas terdekat. Namun dirujuk ke rumah sakit. Setelah dirawat selama tiga hari, nyawanya tak dapat tertolong lagi. Sayang anak kami itu, belum lagi tamat sekolahnya sudah tidak ada lagi dia,” ungkap maktua sedih.

Ahmad Soleh (40), warga setempat, menceritakan peristiwa tersebut. Menurutnya, ada sekelompok remaja, diperkirakan seusia dengan korban, mendatangi korban yang saat itu bersama seorang temannya. “Terjadi cekcok dan berkelahi. Dari kelompok yang mengeroyok si korban, terlihat memegang pisau. Dan langsung menusuk perut korban. Korban jatuh, mereka pun lari. Mungkin kawan sekolahnyalah pelakunya itu,” pungkasnya. (mag-6/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/