25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Budidaya Ikan di Danau Toba Over-Exploitation

Foto: Net Keramba ikan jaring apung di Danau Toba. Padatnya jumlah keramba di danau kebanggaan warga Sumut ini akan dikaji ulang.
Foto: Net
Keramba ikan jaring apung di Danau Toba. Padatnya jumlah keramba di danau kebanggaan warga Sumut ini akan dikaji ulang.

 

JAKARTA, SUMUTPOS.CO ‎- Keluhan masyarakat yang tinggal di sekitar Danau Toba akhirnya ditanggapi pemerintah. Lebih 10 tahun keluhan polusi air yang sudah terkontaminasi akibat padatnya Keramba Jaring Apung (KJA). Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) mengkaji kegiatan budidaya ikan tersebut sudah ‘over exploitation’. Hal itu diungkapkan Kepala Balitbang KP Achmad Poernomo di Jakarta, (3/3).

“Untuk menjaga kelestarian lingkungan dan demi mendukung keberlanjutan ekonomi masyakat setempat, Balitbang KP merekomendasikan perlunya langkah moratorium dan rasionalisasi pengelolaan KJA,” katanya.

Hasil kajian Balitbang KP di perairan Toba keberadaan KJA sudah jauh melebihi daya dukung alamiahnya. Produksi ikan budidaya melalui KJA pada 2012 mencapai 75.559 ton. Padahal, daya dukungnya maksimal sekitar 50.000 ton. Artinya terjadi over produksi sekitar 25.500 ton atau kelebihan sekitar 51persen dari kapasitas daya dukungnya. Kegiatan budidaya ikan yang berlebihan telah mencemari lingkungan, mengurangi kualitas air, dan mengganggu keanekaragaman hayati di danau.

Danau Toba memiliki luas 112.970 ha dan kedalaman maksimum 529 meter itu juga terdapat ikan endemik seperti ikan Batak (Neolissochilus thienemanni) yang keberadaannya hampir punah. Ada juga Rasbora tobana (near-endemic), dan Remis Toba (Corbicula tobae). Ikan Batak yang terancam punah disinyalir disebabkan oleh siltasi, polusi, perubahan tinggi muka air dan ikan introduksi. Jenis ikan asli lainnya adalah Aplocheilus panchax, Nemacheilus pfeifferae, Homaloptera gymnogaster, Channa gachua, Channa striata, Clarias batrachus, Barbonymus gonionotus, dan sebagainya. Jenis ikan asli lain yang populasinya menurun adalah ikan pora-pora atau undalap (Puntius binotatus).

Sementara itu, salah satu putra daerah asli Danau Toba, Mustapa Situmorang sudah berkeluh kesah ke pemerintah sejak lama. Ayah delapan orang anak tersebut menjabarkan, era Menteri KP Fadel Muhammad, pihaknya juga sudah melapor. Tapi belum ada tindakan apa-apa. “Setelah kami berkirim surat ke bu menteri (Susi Pudjiastuti, Red) lewat tritter, maka langsung ditanggapi. Semoga, KJA bisa hilang, atau dipindah ke daerah yang tidak ada penduduknya,” harap Mustapa. (nel/jpnn/rbb)

Foto: Net Keramba ikan jaring apung di Danau Toba. Padatnya jumlah keramba di danau kebanggaan warga Sumut ini akan dikaji ulang.
Foto: Net
Keramba ikan jaring apung di Danau Toba. Padatnya jumlah keramba di danau kebanggaan warga Sumut ini akan dikaji ulang.

 

JAKARTA, SUMUTPOS.CO ‎- Keluhan masyarakat yang tinggal di sekitar Danau Toba akhirnya ditanggapi pemerintah. Lebih 10 tahun keluhan polusi air yang sudah terkontaminasi akibat padatnya Keramba Jaring Apung (KJA). Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) mengkaji kegiatan budidaya ikan tersebut sudah ‘over exploitation’. Hal itu diungkapkan Kepala Balitbang KP Achmad Poernomo di Jakarta, (3/3).

“Untuk menjaga kelestarian lingkungan dan demi mendukung keberlanjutan ekonomi masyakat setempat, Balitbang KP merekomendasikan perlunya langkah moratorium dan rasionalisasi pengelolaan KJA,” katanya.

Hasil kajian Balitbang KP di perairan Toba keberadaan KJA sudah jauh melebihi daya dukung alamiahnya. Produksi ikan budidaya melalui KJA pada 2012 mencapai 75.559 ton. Padahal, daya dukungnya maksimal sekitar 50.000 ton. Artinya terjadi over produksi sekitar 25.500 ton atau kelebihan sekitar 51persen dari kapasitas daya dukungnya. Kegiatan budidaya ikan yang berlebihan telah mencemari lingkungan, mengurangi kualitas air, dan mengganggu keanekaragaman hayati di danau.

Danau Toba memiliki luas 112.970 ha dan kedalaman maksimum 529 meter itu juga terdapat ikan endemik seperti ikan Batak (Neolissochilus thienemanni) yang keberadaannya hampir punah. Ada juga Rasbora tobana (near-endemic), dan Remis Toba (Corbicula tobae). Ikan Batak yang terancam punah disinyalir disebabkan oleh siltasi, polusi, perubahan tinggi muka air dan ikan introduksi. Jenis ikan asli lainnya adalah Aplocheilus panchax, Nemacheilus pfeifferae, Homaloptera gymnogaster, Channa gachua, Channa striata, Clarias batrachus, Barbonymus gonionotus, dan sebagainya. Jenis ikan asli lain yang populasinya menurun adalah ikan pora-pora atau undalap (Puntius binotatus).

Sementara itu, salah satu putra daerah asli Danau Toba, Mustapa Situmorang sudah berkeluh kesah ke pemerintah sejak lama. Ayah delapan orang anak tersebut menjabarkan, era Menteri KP Fadel Muhammad, pihaknya juga sudah melapor. Tapi belum ada tindakan apa-apa. “Setelah kami berkirim surat ke bu menteri (Susi Pudjiastuti, Red) lewat tritter, maka langsung ditanggapi. Semoga, KJA bisa hilang, atau dipindah ke daerah yang tidak ada penduduknya,” harap Mustapa. (nel/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/