30 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Ibu Kritis Bayi Meninggal, RS Vita Insani Didemo

Dengan rasa kecewa, massa pun membubarkan diri dan berjanji akan melakukan aksi kembali. Agar RS Vita Insani mendapatkan tindakan.

Kepada sejumlah media Yukie menceritakan persoalan tersebut.

“Monita br Sinaga saat bersalin di RS Vita Insani, bayinya meninggal dunia tak lama setelah dilahirkan, tanpa alasan yang jelas. Selain itu, dia juga menderita infeksi kandung kemih tepat pada bekas operasi,” jelasnya.

Kejadian itupun dianggap menimbulkan kerugian moral dan material, serta guncangan mental bagi warga Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Simalungun itu.

Data yang diperoleh, kejadian ini bermula pada 16 Juli 2015 sekira pukul 04.00 WIB. Saat itu, didampingi suami dan keluarganya, Monita br Sinaga yang tengah hamil tua mendatangi RSVI dan dilayani dengan ditempatkan di bangsal ICU.

Setibanya di sana, pihak RSVI menilai tidak memungkinkan melahirkan secara normal. Maka sekira pukul 05.45 WIB dilakukan operasi caesar oleh beberapa dokter yang berada di rumah sakit saat itu. Proses pembedahan berjalan hampir sekitar 5 jam.

Lima jam kemudian, bayi berhasil dikeluarkan dalam kondisi normal. Lalu dimasukkan ke dalam inkubator. Namun sayangnya, beberapa jam kemudian, bayi itu dinyatakan meninggal dunia tanpa penjelasan yang jelas tentang penyebabnya.

Tak hanya itu, pasca pembedahan, kondisi Monita br Sinaga tampak tidak normal. Terutama sejak dicabutnya alat bantu buang air kecil (BAK) atau kateter. Monita br Sinaga juga tidak mampu mengendalikan BAK yang selalu keluar begitu saja tanpa mampu ditahan. Bahkan, setiap kali minum, air itu langsung mengalir dan keluar lagi sebagai air seni.

Melihat kondisi itu, didampingi keluarganya, Monita kemudian menyampaikan keluhan tersebut kepada pihak dokter maupun perawat di RSVI. Namun selalu dijawab bahwa itu bukan masalah. Hanya tinggal melatih kontrol terhadap air seni dan prosesnya akan dibantu dengan obat.

Dan lagi-lagi, setelah beberapa waktu, Monita yang sudah kembali ke kediamannya tetap mengalami masalah yang sama. Masalah BAK itu tak juga teratasi sehingga Monita tak bisa lepas dari pampers.(aha/smg/ala)

Dengan rasa kecewa, massa pun membubarkan diri dan berjanji akan melakukan aksi kembali. Agar RS Vita Insani mendapatkan tindakan.

Kepada sejumlah media Yukie menceritakan persoalan tersebut.

“Monita br Sinaga saat bersalin di RS Vita Insani, bayinya meninggal dunia tak lama setelah dilahirkan, tanpa alasan yang jelas. Selain itu, dia juga menderita infeksi kandung kemih tepat pada bekas operasi,” jelasnya.

Kejadian itupun dianggap menimbulkan kerugian moral dan material, serta guncangan mental bagi warga Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Simalungun itu.

Data yang diperoleh, kejadian ini bermula pada 16 Juli 2015 sekira pukul 04.00 WIB. Saat itu, didampingi suami dan keluarganya, Monita br Sinaga yang tengah hamil tua mendatangi RSVI dan dilayani dengan ditempatkan di bangsal ICU.

Setibanya di sana, pihak RSVI menilai tidak memungkinkan melahirkan secara normal. Maka sekira pukul 05.45 WIB dilakukan operasi caesar oleh beberapa dokter yang berada di rumah sakit saat itu. Proses pembedahan berjalan hampir sekitar 5 jam.

Lima jam kemudian, bayi berhasil dikeluarkan dalam kondisi normal. Lalu dimasukkan ke dalam inkubator. Namun sayangnya, beberapa jam kemudian, bayi itu dinyatakan meninggal dunia tanpa penjelasan yang jelas tentang penyebabnya.

Tak hanya itu, pasca pembedahan, kondisi Monita br Sinaga tampak tidak normal. Terutama sejak dicabutnya alat bantu buang air kecil (BAK) atau kateter. Monita br Sinaga juga tidak mampu mengendalikan BAK yang selalu keluar begitu saja tanpa mampu ditahan. Bahkan, setiap kali minum, air itu langsung mengalir dan keluar lagi sebagai air seni.

Melihat kondisi itu, didampingi keluarganya, Monita kemudian menyampaikan keluhan tersebut kepada pihak dokter maupun perawat di RSVI. Namun selalu dijawab bahwa itu bukan masalah. Hanya tinggal melatih kontrol terhadap air seni dan prosesnya akan dibantu dengan obat.

Dan lagi-lagi, setelah beberapa waktu, Monita yang sudah kembali ke kediamannya tetap mengalami masalah yang sama. Masalah BAK itu tak juga teratasi sehingga Monita tak bisa lepas dari pampers.(aha/smg/ala)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/