25 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Pupuk Subsidi Langka di Tebingtinggi, Petani Mengeluh

LANGKAH: Salah seorang petani di Desa Paya Lombang Kecamatan Tebingtinggi saat melihat kondisi padinya pasca kelangkaan pupuk bersubsidi.
LANGKAH: Salah seorang petani di Desa Paya Lombang Kecamatan Tebingtinggi saat melihat kondisi padinya pasca kelangkaan pupuk bersubsidi.

TEBINGTINGGI, SUMTPOS.CO – Sejumlah petani yang berada di Desa Paya Lombang, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Serdangbedagai mengeluhkan langkahnya pupuk subsidi di sejumlah agen pertanian di wilayah Kecamatan Tebingtinggi.

Para petani sawah pada musim tanam harus mengeluarkan uang dua kali lipat untuk membeli pupuk, karena terpaksa membeli pupuk non subsidi.

Uang yang dikeluarkan untuk membeli pupuk yang biasanya harga pupuk subsidi seperti ZA harga perkwintal Rp90.000, kini petani membeli pupuk non subsidi ZA seharga Rp 135.000 perkwintal.

Sedangkan untuk pupuk urea subsidi perkwintal (ukuran 50 Kg) biasa harga Rp 100.000, kini harus dibeli pupuk non subsidi seharga Rp255.000 perkwintal, dan pupuk NPK jenis SP 36 biasanya subsidi harga Rp110.000, kini harus dibeli perkwintal non subsidi Rp 300.000.

Salah seorang kelompok tani, Suman Jaya (45), Rabu (4/12) mengungkapkan, dirinya harus mengeluarkan biaya besar untuk memupuk padinya hampir satu hektare dengan uang jutaan rupiah.

Menurutnya, hal ini tidak sebanding dengan harga jual gabah baru panen hanya sebesar Rp4.600 per kilogram.

“Belum lagi untuk membeli racun serangga insektisida. Hampir semua mengalami kenaikan hingga mencapai 50 persen. Kami berharap kepada pemerintah untuk lebih peduli dengan nasib petani,” jelasnya.

Bukan itu saja yang dikeluhkan petani, untuk pengolahan lahan juga petani harus mengeluarkan uang jutaan rupiah.

Suman mengaku harus turun tangan langsung ke sawah untuk mengerjakan tanaman padinya.

Menurut Suman, kelangkaan pupuk subsidi ini sudah terjadi satu bulan belakangan ini, tepat musim tanam padi pupuk subsidi menghilang di pemasok agen resmi yang ditunjuk oleh kelompok tani.

“Kami sudah membuat RDKK para petani dengan jumlah luas tanah, tapi pupuk subsidi juga tidak ada,” keluhnya.

Ketika para petani bertanya kepada agen pemasok yang ditunjuk, ternyata mereka bilang sedang menunggu pupuk datang, tetapi hal itu sudah langka satu bulan lebih. (ian/han)

LANGKAH: Salah seorang petani di Desa Paya Lombang Kecamatan Tebingtinggi saat melihat kondisi padinya pasca kelangkaan pupuk bersubsidi.
LANGKAH: Salah seorang petani di Desa Paya Lombang Kecamatan Tebingtinggi saat melihat kondisi padinya pasca kelangkaan pupuk bersubsidi.

TEBINGTINGGI, SUMTPOS.CO – Sejumlah petani yang berada di Desa Paya Lombang, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Serdangbedagai mengeluhkan langkahnya pupuk subsidi di sejumlah agen pertanian di wilayah Kecamatan Tebingtinggi.

Para petani sawah pada musim tanam harus mengeluarkan uang dua kali lipat untuk membeli pupuk, karena terpaksa membeli pupuk non subsidi.

Uang yang dikeluarkan untuk membeli pupuk yang biasanya harga pupuk subsidi seperti ZA harga perkwintal Rp90.000, kini petani membeli pupuk non subsidi ZA seharga Rp 135.000 perkwintal.

Sedangkan untuk pupuk urea subsidi perkwintal (ukuran 50 Kg) biasa harga Rp 100.000, kini harus dibeli pupuk non subsidi seharga Rp255.000 perkwintal, dan pupuk NPK jenis SP 36 biasanya subsidi harga Rp110.000, kini harus dibeli perkwintal non subsidi Rp 300.000.

Salah seorang kelompok tani, Suman Jaya (45), Rabu (4/12) mengungkapkan, dirinya harus mengeluarkan biaya besar untuk memupuk padinya hampir satu hektare dengan uang jutaan rupiah.

Menurutnya, hal ini tidak sebanding dengan harga jual gabah baru panen hanya sebesar Rp4.600 per kilogram.

“Belum lagi untuk membeli racun serangga insektisida. Hampir semua mengalami kenaikan hingga mencapai 50 persen. Kami berharap kepada pemerintah untuk lebih peduli dengan nasib petani,” jelasnya.

Bukan itu saja yang dikeluhkan petani, untuk pengolahan lahan juga petani harus mengeluarkan uang jutaan rupiah.

Suman mengaku harus turun tangan langsung ke sawah untuk mengerjakan tanaman padinya.

Menurut Suman, kelangkaan pupuk subsidi ini sudah terjadi satu bulan belakangan ini, tepat musim tanam padi pupuk subsidi menghilang di pemasok agen resmi yang ditunjuk oleh kelompok tani.

“Kami sudah membuat RDKK para petani dengan jumlah luas tanah, tapi pupuk subsidi juga tidak ada,” keluhnya.

Ketika para petani bertanya kepada agen pemasok yang ditunjuk, ternyata mereka bilang sedang menunggu pupuk datang, tetapi hal itu sudah langka satu bulan lebih. (ian/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/