25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Warga Rentan Terserang Penyakit

Kabut tebal tampak menutupi permukaan Gunung Sinabung.(Solideo/Sumut Pos)
Kabut tebal tampak menutupi permukaan Gunung Sinabung.(Solideo/Sumut Pos)

KABANJAHE, SUMUTPOS.CO  -Awal tahun 2017, Kabupaten Karo dilanda cuaca ekstrim. Hujan yang mengguyur seharian penuh disertai kabut tebal dan angin kencang menyebabkan suhu turun di kisaran 16-15 derajat celcius. Kondisi ini menyebabkan warga Bumi Turang rentan terserang penyakit diare, amandel, demam dan ISPA.

Meski begitu, hingga Kamis (5/1), hasil monitoring pihak Dinas Kesehatan Pemkab Karo di 19 puskesmas yang tersebar di 17 kecamatan,  mengaku belum banyak menangani warga yang terserang penyakit di atas. “Hasil monitoring kita, sampai hari ini belum ada warga yang mengeluhkan penyakit itu. Saat ini  cuaca memang  sangat ekstrim,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo, dr Johanes Sitepu saat ditemui Sumut Pos di Kamis siang di Kabanjahe.

Meski begitu, Johanes tak menyangkal, jika kondisi ini berlangsung hingga bulan Februari, dipastikan bakal banyak warga yang terserang penyakit tersebut. “Kita lihat lihat dulu perubahan cuaca ini ke depan. Apalagi cuaca saat ini sudah sangat sulit diprediksi,” katanya.

Untuk menghadapi kondisi itu, pihak Dinas Kesehatan, kata Johanes telah mensiagakan pelayanan kesehatan selama 12 jam di piskesmas-puskesmas.

Kedepan, pihaknya juga berencana meningkatkan pelayanan di puskesmas selama 24 jam. ” Saat ini ada 19 puskesmas yang tersebar di 17 kecamatan yang terdiri dari 269 desa yang tersebar di Karo. Hanya saja, pelayanan di puskesmas masih 12 jam, tapi ke depan akan kita tingkatkan menjadi 24 jam,” janjinya.

Dalam kesempatan itu, Johanes mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, perbanyak mengonsumsi sayur-sayuran dan selalu memakai jaket saat beraktivitas. Jika ada gejala awal penyakit tersebut, warga dianjurkan segara melakukan pemeriksaan ke rumah sakit atau puskesmas. Selain menyiagakan bidan di 19 puskesmas, Johanes juga memastikan stok obat-obatan masih cukup. “Sampai hari stok obat-obatan masih cukup kok,” tandasnya.

Sinabung Aman

Semantara itu, cuaca ekstrim yang melanda Tanah Karo tak berpengaruh ke aktivitas Gunung Sinabung. Hal ini dikatakan petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Ahmad Basuki, saat ditemui di posnya, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Kamis sore.

“Cuaca ekstrim ini memang tak berpengaruh ke aktivitas Gunung Sinabung, hanya saja kita kesulitan melakukan pemantauan karena kawah gunung tertutup awan tebal,”katanya. Meski semiggu belakangan tak erupsi, namun Ahmad memastikan  potensi erupsi dan awan panas guguran (APG) Gunung Sinabung hingga saat ini masih sangat tinggi.

Aktivitas kegempaan yang didominasi gempa-gempa guguran dan gempa low frequency juga masih sering terjadi. Erupsi rata-rata terjadi antara dua hingga tujuh kali dalam sehari. “Jadi, memang potensi bahaya masih tinggi. Untuk rekomendasi kami masih sama pada status Awas (Level IV). Masyarakat diimbau agar tidak masuk daerah zona merah,” tegasnya.

Untuk sebaran material debu erupsi, tergantung arah dan kecepatanangin. Semakintinggi kolom erupsi dan semakin cepat angin, dampaknya akan semakin jauh. Belakangan ini, debu erupsi lebih dominan menyebar ke timur di Kecamatan Berastagi sekitarnya dengan intensitas kencang. Karena itu, warga diminta untuk tetap waspada. (deo/han)

 

Kabut tebal tampak menutupi permukaan Gunung Sinabung.(Solideo/Sumut Pos)
Kabut tebal tampak menutupi permukaan Gunung Sinabung.(Solideo/Sumut Pos)

KABANJAHE, SUMUTPOS.CO  -Awal tahun 2017, Kabupaten Karo dilanda cuaca ekstrim. Hujan yang mengguyur seharian penuh disertai kabut tebal dan angin kencang menyebabkan suhu turun di kisaran 16-15 derajat celcius. Kondisi ini menyebabkan warga Bumi Turang rentan terserang penyakit diare, amandel, demam dan ISPA.

Meski begitu, hingga Kamis (5/1), hasil monitoring pihak Dinas Kesehatan Pemkab Karo di 19 puskesmas yang tersebar di 17 kecamatan,  mengaku belum banyak menangani warga yang terserang penyakit di atas. “Hasil monitoring kita, sampai hari ini belum ada warga yang mengeluhkan penyakit itu. Saat ini  cuaca memang  sangat ekstrim,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo, dr Johanes Sitepu saat ditemui Sumut Pos di Kamis siang di Kabanjahe.

Meski begitu, Johanes tak menyangkal, jika kondisi ini berlangsung hingga bulan Februari, dipastikan bakal banyak warga yang terserang penyakit tersebut. “Kita lihat lihat dulu perubahan cuaca ini ke depan. Apalagi cuaca saat ini sudah sangat sulit diprediksi,” katanya.

Untuk menghadapi kondisi itu, pihak Dinas Kesehatan, kata Johanes telah mensiagakan pelayanan kesehatan selama 12 jam di piskesmas-puskesmas.

Kedepan, pihaknya juga berencana meningkatkan pelayanan di puskesmas selama 24 jam. ” Saat ini ada 19 puskesmas yang tersebar di 17 kecamatan yang terdiri dari 269 desa yang tersebar di Karo. Hanya saja, pelayanan di puskesmas masih 12 jam, tapi ke depan akan kita tingkatkan menjadi 24 jam,” janjinya.

Dalam kesempatan itu, Johanes mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, perbanyak mengonsumsi sayur-sayuran dan selalu memakai jaket saat beraktivitas. Jika ada gejala awal penyakit tersebut, warga dianjurkan segara melakukan pemeriksaan ke rumah sakit atau puskesmas. Selain menyiagakan bidan di 19 puskesmas, Johanes juga memastikan stok obat-obatan masih cukup. “Sampai hari stok obat-obatan masih cukup kok,” tandasnya.

Sinabung Aman

Semantara itu, cuaca ekstrim yang melanda Tanah Karo tak berpengaruh ke aktivitas Gunung Sinabung. Hal ini dikatakan petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Ahmad Basuki, saat ditemui di posnya, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Kamis sore.

“Cuaca ekstrim ini memang tak berpengaruh ke aktivitas Gunung Sinabung, hanya saja kita kesulitan melakukan pemantauan karena kawah gunung tertutup awan tebal,”katanya. Meski semiggu belakangan tak erupsi, namun Ahmad memastikan  potensi erupsi dan awan panas guguran (APG) Gunung Sinabung hingga saat ini masih sangat tinggi.

Aktivitas kegempaan yang didominasi gempa-gempa guguran dan gempa low frequency juga masih sering terjadi. Erupsi rata-rata terjadi antara dua hingga tujuh kali dalam sehari. “Jadi, memang potensi bahaya masih tinggi. Untuk rekomendasi kami masih sama pada status Awas (Level IV). Masyarakat diimbau agar tidak masuk daerah zona merah,” tegasnya.

Untuk sebaran material debu erupsi, tergantung arah dan kecepatanangin. Semakintinggi kolom erupsi dan semakin cepat angin, dampaknya akan semakin jauh. Belakangan ini, debu erupsi lebih dominan menyebar ke timur di Kecamatan Berastagi sekitarnya dengan intensitas kencang. Karena itu, warga diminta untuk tetap waspada. (deo/han)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/