25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Bocah 10 Tahun Disiksa Abang Beradik Selama 10 Jam

Milawati dan Riski, anaknya yang disiksa selama 10 jam.
Milawati dan Riski, anaknya yang disiksa selama 10 jam.

TANJUNGPURA, SUMUTPOS.CO – Dipaksa ngaku mencuri, seorang bocah berusia 10 tahun disiksa dua pria dewasa berstatus abang beradik. Tak hanya dipukul dan ditendang, tapi kepala murid kelas 3 SD itu juga berkali-kali dibenamkan ke parit, jempol tangannya dijepit broti. Tragisnya, penyiksaan ini dialami warga Dusun Raja, Kel. Pekan Tanjungpura itu selama 10 jam.

Akibat penyiksaan itu, Riski sempat dirawat di RSU Tanjungpura karena sekujur tubuhnya menderita memar dan luka.

Data dihimpun, bocah malang itu tinggal bersama ibunya, Milawati (40). Mirisnya, meski tak terima akan perlakuan yang dialami putranya, tapi Milawati yang hanya seorang buruh cuci itu mengaku tak bisa berbuat banyak. Selain tak mengerti hukum, ibu 5 anak inipun mengaku takut dengan ancaman para pelaku. Dia diancam, bila memperpanjang masalah itu, Riski akan dijebloskan ke penjara. Namun, penyiksaan itu akhirnya menyebar dari mulut ke mulut dan terdengar reporter koran ini.

Saat ditemui di kediamannya sepulang mencuci di rumah tetangga, Rabu (5/2) sore. Milawati akhirnya bercerita panjang soal derita yang dialami putranya. Pengakuannya, aksi itu terjadi Minggu (2/2) lalu. Sekitar pukul 09.00 WIB, Riski yang tengah bermain tak jauh dari rumahnya tiba-tiba didatangi Al (25) dan adiknya Ad (22). Abang beradik yang menetap di Benteng SL itu, langsung memboyong Riski ke rumah Ij (40), tetangga mereka naik kereta. Di sana, Riski dituduh sebagai pencuri Ipad dan uang Rp500 ribu milik Ij. Bahkan, tanpa tanya lagi, keduanya langsung memukuli dada Riski karena tak mengaku.

Bahkan, saat didesak, Riski bersikukuh tak mencuri barang berharga milik Ij, seperti yang dituduhkan. Ad dan Al sepertinya yakin sekali Riski yang mencuri. Makanya, setelah 3 jam diinterogasi tapi tak juga mengaku, Riski diboyong pelaku ke Jl. Langkat, tepatnya di kediaman Tengku Bilqis, sekitar pukul 12.00 WIB. Kebetulan, Milawati sedang mencuci di sana. Nah, kepada buruh cuci itu, Al langsung menyergah Milawati.

“Gara-gara anak kakak, hampir mati dan masuk penjara aku,” ketus Al waktu itu, disambut keheranan oleh Milawati. Ya, Al mengaku dituduh Riski telah mencuri barang berharga milik Ij. Sementara, Al dan AD justru menuduh Riski yang mencurinya.

Sebab, ada orang yang melihat Riski, berlari dari arah kediaman Ij, sembari membawa sesuatu namun disimpan di balik bajunya.  Padahal, Milawati sendiri sudah bertanya saat itu kepada anaknya. Namun Riski tetap tak mengakui dia yang mengambil barang itu.

Nah, agar Riski mengaku, Al dan AD, mengaku harus memboyong Riski agar mengakui pencurian itu. Makanya, Milawati pasrah saat Riski kembali dibawa abang beradik itu keliling-keliling. Mulai dari daerah Benteng Perpas, hingga Desa Cempa, Kec. Hinai dan Batang Durian. Selama dibawa ke sana kemari, Riski disiksa. Kaki kanannya ditendangi hingga memar. Tubuhnya diangkat (digotong-red) ke dalam paret.

Orang yang memegangi kedua tangan Riski ke belakang adalah Wan, teman AD dan Al. Sementara Al memegang kepala Riski dan membenamkannya ke parit dekat rumah Ij. Belum cukup, para pelaku lalu menjepit jari jempol tangan kiri Riski dengan kayu broti kecil hingga memar dan bengkak. Sementara, Milawati yang cemas karena hingga pukul 20.30 WIB, Riski belum juga pulang, hanya bisa berharap putranya baik-baik saja. Tak lama kemudian, Riski akhirnya pulang. Namun yang mengantarkan Ij dan temannya, AN. Nah, AN inilah yang melihat Riski pagi itu berlari dari arah depan rumah Ij sembari membawa sesuatu. Namun, dia sendiri tak tau apa yang dibawa Riski.  Tak sekedar memulangkan Riski, Ij juga masih bertanya apakah Milawati sudah menginterogasi anaknya.

“Sudah kakak tanyai dia pelan-pelan, tapi katanya dia nggak ada mengambil barangmu. Jadi kayak mana kakak buat Ij,” tanya Nilawati memberikan penjelasan. “Baiklah, kalau kalian paksa anakku terus, biarlah aku dan anakku ke kantor polisi,” ketus Milawati kala itu.

”Kakak kok ngomong gitu, aku datang ke rumah kakak mau baik-baik, kalau dibilang nggak ada ya udah kak. Aku terpaksa cari jalan lain, nanti kusembahyang hajat aja. Nanti kalau terjadi apa-apa sama anak kakak, aku minta maaf, kalau nanti tidak ada masalah anak kakak, akan kutepung tawari dan kukasi uang anak kakak itu. Kalau orang lain yang mengambil barangnya, akan kubenam dalam penjara,” ujar Ij sambil permisi pulang. (dw/joe/smg/deo)

Milawati dan Riski, anaknya yang disiksa selama 10 jam.
Milawati dan Riski, anaknya yang disiksa selama 10 jam.

TANJUNGPURA, SUMUTPOS.CO – Dipaksa ngaku mencuri, seorang bocah berusia 10 tahun disiksa dua pria dewasa berstatus abang beradik. Tak hanya dipukul dan ditendang, tapi kepala murid kelas 3 SD itu juga berkali-kali dibenamkan ke parit, jempol tangannya dijepit broti. Tragisnya, penyiksaan ini dialami warga Dusun Raja, Kel. Pekan Tanjungpura itu selama 10 jam.

Akibat penyiksaan itu, Riski sempat dirawat di RSU Tanjungpura karena sekujur tubuhnya menderita memar dan luka.

Data dihimpun, bocah malang itu tinggal bersama ibunya, Milawati (40). Mirisnya, meski tak terima akan perlakuan yang dialami putranya, tapi Milawati yang hanya seorang buruh cuci itu mengaku tak bisa berbuat banyak. Selain tak mengerti hukum, ibu 5 anak inipun mengaku takut dengan ancaman para pelaku. Dia diancam, bila memperpanjang masalah itu, Riski akan dijebloskan ke penjara. Namun, penyiksaan itu akhirnya menyebar dari mulut ke mulut dan terdengar reporter koran ini.

Saat ditemui di kediamannya sepulang mencuci di rumah tetangga, Rabu (5/2) sore. Milawati akhirnya bercerita panjang soal derita yang dialami putranya. Pengakuannya, aksi itu terjadi Minggu (2/2) lalu. Sekitar pukul 09.00 WIB, Riski yang tengah bermain tak jauh dari rumahnya tiba-tiba didatangi Al (25) dan adiknya Ad (22). Abang beradik yang menetap di Benteng SL itu, langsung memboyong Riski ke rumah Ij (40), tetangga mereka naik kereta. Di sana, Riski dituduh sebagai pencuri Ipad dan uang Rp500 ribu milik Ij. Bahkan, tanpa tanya lagi, keduanya langsung memukuli dada Riski karena tak mengaku.

Bahkan, saat didesak, Riski bersikukuh tak mencuri barang berharga milik Ij, seperti yang dituduhkan. Ad dan Al sepertinya yakin sekali Riski yang mencuri. Makanya, setelah 3 jam diinterogasi tapi tak juga mengaku, Riski diboyong pelaku ke Jl. Langkat, tepatnya di kediaman Tengku Bilqis, sekitar pukul 12.00 WIB. Kebetulan, Milawati sedang mencuci di sana. Nah, kepada buruh cuci itu, Al langsung menyergah Milawati.

“Gara-gara anak kakak, hampir mati dan masuk penjara aku,” ketus Al waktu itu, disambut keheranan oleh Milawati. Ya, Al mengaku dituduh Riski telah mencuri barang berharga milik Ij. Sementara, Al dan AD justru menuduh Riski yang mencurinya.

Sebab, ada orang yang melihat Riski, berlari dari arah kediaman Ij, sembari membawa sesuatu namun disimpan di balik bajunya.  Padahal, Milawati sendiri sudah bertanya saat itu kepada anaknya. Namun Riski tetap tak mengakui dia yang mengambil barang itu.

Nah, agar Riski mengaku, Al dan AD, mengaku harus memboyong Riski agar mengakui pencurian itu. Makanya, Milawati pasrah saat Riski kembali dibawa abang beradik itu keliling-keliling. Mulai dari daerah Benteng Perpas, hingga Desa Cempa, Kec. Hinai dan Batang Durian. Selama dibawa ke sana kemari, Riski disiksa. Kaki kanannya ditendangi hingga memar. Tubuhnya diangkat (digotong-red) ke dalam paret.

Orang yang memegangi kedua tangan Riski ke belakang adalah Wan, teman AD dan Al. Sementara Al memegang kepala Riski dan membenamkannya ke parit dekat rumah Ij. Belum cukup, para pelaku lalu menjepit jari jempol tangan kiri Riski dengan kayu broti kecil hingga memar dan bengkak. Sementara, Milawati yang cemas karena hingga pukul 20.30 WIB, Riski belum juga pulang, hanya bisa berharap putranya baik-baik saja. Tak lama kemudian, Riski akhirnya pulang. Namun yang mengantarkan Ij dan temannya, AN. Nah, AN inilah yang melihat Riski pagi itu berlari dari arah depan rumah Ij sembari membawa sesuatu. Namun, dia sendiri tak tau apa yang dibawa Riski.  Tak sekedar memulangkan Riski, Ij juga masih bertanya apakah Milawati sudah menginterogasi anaknya.

“Sudah kakak tanyai dia pelan-pelan, tapi katanya dia nggak ada mengambil barangmu. Jadi kayak mana kakak buat Ij,” tanya Nilawati memberikan penjelasan. “Baiklah, kalau kalian paksa anakku terus, biarlah aku dan anakku ke kantor polisi,” ketus Milawati kala itu.

”Kakak kok ngomong gitu, aku datang ke rumah kakak mau baik-baik, kalau dibilang nggak ada ya udah kak. Aku terpaksa cari jalan lain, nanti kusembahyang hajat aja. Nanti kalau terjadi apa-apa sama anak kakak, aku minta maaf, kalau nanti tidak ada masalah anak kakak, akan kutepung tawari dan kukasi uang anak kakak itu. Kalau orang lain yang mengambil barangnya, akan kubenam dalam penjara,” ujar Ij sambil permisi pulang. (dw/joe/smg/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/