27 C
Medan
Wednesday, February 5, 2025

Ulama Hafidz Quran, Tandem Syekh Silau Berdakwah

Cagubsu Edy Rahmayadi dan Cawagubsu Musa Rajekshah bersilaturahmi ke perkampungan Syekh Silau, Kecamatan Silau Laut, Asahan, Rabu (31/1) lalu.

Semasa hidupnya Tuan Syekh Silau Laut adalah ulama yang dihormati. Tak heran banyak yang ziarah ke makamnya. Termasuk juga Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah yang datang pada Januari 2018. “Ziarah dilakukan untuk mengambil iktibar. Zuriat Tuan Syekh Silau Laut terbuka untuk siapapun, apalagi bagian dari keluarga kami yang ke sini,” katanya.

Menyikapi soal dalam Pilgubsu 2018 saat ini, Haji Ibrahim Ali mengatakan, masyarakat Sumut, terutama umat Islam harus bijaksana dalam menentukan pilihan. “Secara formal, dalam pilkada kita tentu pakai nilai agama dan aturan negara. Keluarga kami (Zuriat Syekh Silau Laut) saya pikir, sudah ada satu kebijaksanaan sendiri. Pilihan sudah adanya itu,” katanya.

Apalagi, kata dia, kemarin sudah ada hasil Kongres Umat Islam Sumut yang menekankan penguatan peran politik umat Islam dengan memilih pemimpin berdasarkan Al Quran dan Sunnah, penguatan ukhuwah, penguatan ekonomi umat dan penguatan peran perempuan Islam.  “Memang harusnya begitu. Umat Islam memilih pemimpin harus sesuai Al Quran dan Sunnah. Tapi kesatuan umat Islam dan umat lainnya harus kita jaga di Sumut ini. Menjaga keamanan dan ketertiban adalah kewajiban kita,” pungkasnya.

Lantas, apa tanggapan Musa Rajekshah soal kisah dari Haji Ibrahim Ali ini?  “Terus terang, saya baru tahu waktu diceritakan ketika kunjungan kami ke sana Januari 2018. Saya dan keluarga berterimakasih zuriat Tuan Syekh Silau Laut masih ingat dan menceritakan kisah ini pada kami,” kata Ijeck saat ditemui di sela kegiatannya bersama Keluarga Abiturient Mustafawiyah (KAMUS), di MMTC Medan.

Dikatakan Ijeck, semasa hidupnya Tuan Syekh Silau Laut adalah tokoh yang dihormati jamaah dan juga para bangsawan Serdang maupun Asahan memberi perlakuan khusus terhadapnya. Wujud dari perhatian para penguasa Asahan dan Serdang itu antara lain berupa pembuatan jalan menuju Kompleks Tareqat Syattariah pimpinan Syekh Silau Laut. Awalnya adalah jalan setapak yang dirintis oleh Sultan Asahan yang kemudian diperlebar dan diperkeras atas bantuan Sultan Serdang.

“Generasi muda Islam sekarang harus tahu, kisah sejarah dan perjuangan beliau dalam berdakwah sangat banyak. Syekh Silau sangat berjasa dalam menyebarkan Islam di Indonesia dan beberapa negara di Asia. Bisa dilihat, dari berbagai negara tetangga datang berziarah ke makam Syekh Silau Laut. Ulama besar asal Sumatera Utara yang mendunia,” kata Ijeck.

Di sisi lain, Perkampungan Syekh Silau Laut merupakan daerah yang dikeramatkan warga lagi bersejarah. Kata Ijeck, rumah utama Tuan Syekh Silau Laut dibangun sudah termasuk cagar budaya karena berusia di atas 50 tahun. Termasuk juga makam Tuan Syekh Silau Laut. “Sebagai bagian keluarga besar Tuan Syekh Silau Laut, kami akan siapkan perkampungan itu sebagai kawasan cagar budaya. Karena itu kawasan bersejarah dan bisa menjadi dokumen pengingat bagi anak cucu kita di masa depan. Semoga perjuangan Tuan Syekh Silau Laut menginspirasi kita untuk menjadikan agama, masyarakat dan negara yang bermartabat,” pungkasnya. (rel)

Cagubsu Edy Rahmayadi dan Cawagubsu Musa Rajekshah bersilaturahmi ke perkampungan Syekh Silau, Kecamatan Silau Laut, Asahan, Rabu (31/1) lalu.

Semasa hidupnya Tuan Syekh Silau Laut adalah ulama yang dihormati. Tak heran banyak yang ziarah ke makamnya. Termasuk juga Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah yang datang pada Januari 2018. “Ziarah dilakukan untuk mengambil iktibar. Zuriat Tuan Syekh Silau Laut terbuka untuk siapapun, apalagi bagian dari keluarga kami yang ke sini,” katanya.

Menyikapi soal dalam Pilgubsu 2018 saat ini, Haji Ibrahim Ali mengatakan, masyarakat Sumut, terutama umat Islam harus bijaksana dalam menentukan pilihan. “Secara formal, dalam pilkada kita tentu pakai nilai agama dan aturan negara. Keluarga kami (Zuriat Syekh Silau Laut) saya pikir, sudah ada satu kebijaksanaan sendiri. Pilihan sudah adanya itu,” katanya.

Apalagi, kata dia, kemarin sudah ada hasil Kongres Umat Islam Sumut yang menekankan penguatan peran politik umat Islam dengan memilih pemimpin berdasarkan Al Quran dan Sunnah, penguatan ukhuwah, penguatan ekonomi umat dan penguatan peran perempuan Islam.  “Memang harusnya begitu. Umat Islam memilih pemimpin harus sesuai Al Quran dan Sunnah. Tapi kesatuan umat Islam dan umat lainnya harus kita jaga di Sumut ini. Menjaga keamanan dan ketertiban adalah kewajiban kita,” pungkasnya.

Lantas, apa tanggapan Musa Rajekshah soal kisah dari Haji Ibrahim Ali ini?  “Terus terang, saya baru tahu waktu diceritakan ketika kunjungan kami ke sana Januari 2018. Saya dan keluarga berterimakasih zuriat Tuan Syekh Silau Laut masih ingat dan menceritakan kisah ini pada kami,” kata Ijeck saat ditemui di sela kegiatannya bersama Keluarga Abiturient Mustafawiyah (KAMUS), di MMTC Medan.

Dikatakan Ijeck, semasa hidupnya Tuan Syekh Silau Laut adalah tokoh yang dihormati jamaah dan juga para bangsawan Serdang maupun Asahan memberi perlakuan khusus terhadapnya. Wujud dari perhatian para penguasa Asahan dan Serdang itu antara lain berupa pembuatan jalan menuju Kompleks Tareqat Syattariah pimpinan Syekh Silau Laut. Awalnya adalah jalan setapak yang dirintis oleh Sultan Asahan yang kemudian diperlebar dan diperkeras atas bantuan Sultan Serdang.

“Generasi muda Islam sekarang harus tahu, kisah sejarah dan perjuangan beliau dalam berdakwah sangat banyak. Syekh Silau sangat berjasa dalam menyebarkan Islam di Indonesia dan beberapa negara di Asia. Bisa dilihat, dari berbagai negara tetangga datang berziarah ke makam Syekh Silau Laut. Ulama besar asal Sumatera Utara yang mendunia,” kata Ijeck.

Di sisi lain, Perkampungan Syekh Silau Laut merupakan daerah yang dikeramatkan warga lagi bersejarah. Kata Ijeck, rumah utama Tuan Syekh Silau Laut dibangun sudah termasuk cagar budaya karena berusia di atas 50 tahun. Termasuk juga makam Tuan Syekh Silau Laut. “Sebagai bagian keluarga besar Tuan Syekh Silau Laut, kami akan siapkan perkampungan itu sebagai kawasan cagar budaya. Karena itu kawasan bersejarah dan bisa menjadi dokumen pengingat bagi anak cucu kita di masa depan. Semoga perjuangan Tuan Syekh Silau Laut menginspirasi kita untuk menjadikan agama, masyarakat dan negara yang bermartabat,” pungkasnya. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/