26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Proses Hukum Sukmawati Jalan Terus

Sukmawati Soekarnoputri meminta maaf lahir batin dan memberikan klarifikasi soal puisinya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Itikad baik Sukmawati Soekarnoputri meminta maaf kepada umat Islam dan bertemu dengan jajaran pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), sepertinya belum cukup untuk menghentikan kontroversi terkait puisi berjudul “Ibu Indonesia” nya.

Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan, pihaknya mengapresiasi upaya pertemuan Sukmawati dengan MUI, Muhammadiyah, dan permintaan maaf kepada umat Islam. Namun, berbagai laporan dari daerah termasuk ke Bareskrim Mabes Polri memang terus bermunculan. ”Posisinya karena ada laporan itu, tentu Polri wajib merespon laporan,” ujarnya kemarin (5/4).

Sebagaimana diketahui, Rabu lalu (4/4), Sukmawati sudah menyatakan permintaan maaf dan penyesalan atas puisi Ibu Indonesia. Kemarin, untuk meredam protes yang menguat, Sukmawati juga mendatangi Ketum MUI KH Ma’ruf Amin untuk menjelaskan perihal puisinya.

Puisi yang dibacakan Sukmawati dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya dalam Indonesia Fashion Week 2018 di Jakarta Kamis pekan lalu (29/3) itu memang memantik banyak protes. Sesuai hitungan Jawa Pos, di Bareskrim saja ada sebelas laporan yang masuk dengan terlapor Sukmawati. Lalu, ada dua laporan lain di Polda Metro Jaya untuk Sukmawati dan satu laporan di Polda Jawa Timur. Total ada 14 laporan yang masuk dengan terlapor Sukmawati.

Sementara itu, protes terhadap Sukmawati sepertinya tidak hanya akan berwujud laporan ke pihak Kepolisian. Hari ini (6/4), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Sumatera Utara bakal menggelar aksi keprihatinan. Juru bicara GNPF Ulama Sumut, Ustadz Rafdinal menyebut, aksi akan dilakukan ba’da Shalat Jumat. Untuk titik kumpul, di Mesjid Agung, Jalan Diponegoro, terus ke Mapoldasu, Jalan Sisingamangaraja. Estimasi massa yang akan itu aksi itu, 5.000 orang dengan Kordinator Lapangan Indra Buana Tanjung.

Disebut Rafdinal, mereka menuntut Sukmawati ditangkap karena telah melakukan penistaan terhadap Islam. Mereka menganggap bahwa apa yang dilakukan Sukmawati, penistaan secara terang dan jelas karena membandingkan Adzan dan Kidung, dimana adzan adalah KaIimat Tauhid yang sangat suci dan sakral bagi Ummat Islam. Begitu juga membandingkan cadar dan konde, diakui Rafdinal sangat tepat dibandingkan.

Sukmawati Soekarnoputri meminta maaf lahir batin dan memberikan klarifikasi soal puisinya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Itikad baik Sukmawati Soekarnoputri meminta maaf kepada umat Islam dan bertemu dengan jajaran pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), sepertinya belum cukup untuk menghentikan kontroversi terkait puisi berjudul “Ibu Indonesia” nya.

Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan, pihaknya mengapresiasi upaya pertemuan Sukmawati dengan MUI, Muhammadiyah, dan permintaan maaf kepada umat Islam. Namun, berbagai laporan dari daerah termasuk ke Bareskrim Mabes Polri memang terus bermunculan. ”Posisinya karena ada laporan itu, tentu Polri wajib merespon laporan,” ujarnya kemarin (5/4).

Sebagaimana diketahui, Rabu lalu (4/4), Sukmawati sudah menyatakan permintaan maaf dan penyesalan atas puisi Ibu Indonesia. Kemarin, untuk meredam protes yang menguat, Sukmawati juga mendatangi Ketum MUI KH Ma’ruf Amin untuk menjelaskan perihal puisinya.

Puisi yang dibacakan Sukmawati dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya dalam Indonesia Fashion Week 2018 di Jakarta Kamis pekan lalu (29/3) itu memang memantik banyak protes. Sesuai hitungan Jawa Pos, di Bareskrim saja ada sebelas laporan yang masuk dengan terlapor Sukmawati. Lalu, ada dua laporan lain di Polda Metro Jaya untuk Sukmawati dan satu laporan di Polda Jawa Timur. Total ada 14 laporan yang masuk dengan terlapor Sukmawati.

Sementara itu, protes terhadap Sukmawati sepertinya tidak hanya akan berwujud laporan ke pihak Kepolisian. Hari ini (6/4), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Sumatera Utara bakal menggelar aksi keprihatinan. Juru bicara GNPF Ulama Sumut, Ustadz Rafdinal menyebut, aksi akan dilakukan ba’da Shalat Jumat. Untuk titik kumpul, di Mesjid Agung, Jalan Diponegoro, terus ke Mapoldasu, Jalan Sisingamangaraja. Estimasi massa yang akan itu aksi itu, 5.000 orang dengan Kordinator Lapangan Indra Buana Tanjung.

Disebut Rafdinal, mereka menuntut Sukmawati ditangkap karena telah melakukan penistaan terhadap Islam. Mereka menganggap bahwa apa yang dilakukan Sukmawati, penistaan secara terang dan jelas karena membandingkan Adzan dan Kidung, dimana adzan adalah KaIimat Tauhid yang sangat suci dan sakral bagi Ummat Islam. Begitu juga membandingkan cadar dan konde, diakui Rafdinal sangat tepat dibandingkan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/