30.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Kebakaran di Batunadua Jae

Satu Rumah Ludes, Murid SD Terbakar
Satu Rumah Ludes, Murid SD Terbakar

SIDIMPUAN- “Na milasan mak… Na milasan mak…(panas mak.. panas mak..),” teriak seorang bocah perempuan. Ia terus menangis menahankan luka bakar pada bagian badan depan mulai leher, tangan sebelah kanan, hingga kaki. Air mata Juli terus berlinang di hadapan orang tuanya.
“Na milasan mak…” rengek
nya lagi kepada sang ibu. Bocah ini tidak sendiri, di dekatnya, nampak bocah perempuan lain yang sedang terbaring pingsan. Bocah perempuan itu juga sempat terkena percikan api.
Peristiwa memilukan ini terjadi saat si jago merah melahap satu unit rumah papan dan menghanguskan seluruh isinya di Desa Batunadua Jae, Lingkung an III, Gang Jasa Raharja, Batunadua,Padangsidimpuan  Rabu (5/6) sekitar pukul 15.00 WIB.
Dan, bocah perempuan yang menangis itu adalah putri pemilik rumah, Juli (8), murid kelas II SD. Ia terbakar mulai leher, perut, tangan hingga kaki. Dan, bocah perempuan yang pingsan adalah kakak Juli, Dian. Kebakaran ini juga nyaris membakar rumah permanen yang letaknya persis di sebelah rumah yang terbakar.
Rumah tersebut milik Ramadhan Harahap (40) yang ditempati bersama istrinya Hotna boru Aritonang dan empat anaknya; Dina (13), Juli (8), Novri (5) dan si bungsu Dian. Saat kejadian, Ramadhan Harahap sedang di kebun yang berada agak jauh dari perkampungan. Di rumah, ada istri dan anaknya. Diduga, Api berasal dari dapur. Saat itu, Hotna sedang memasak menggunakan kompor minyak tanah.
Menurut keterangan seorang saksi mata, Imron Hasibuan (22), saat kejadian ia sedang melintas di depan rumah yang juga dijadikan tempat usaha berjualan makanan ringan dan sayur-sayuran tersebut.
Tiba-tiba ia melihat kepulan asap disertai api dari arah belakang rumah korban. Ia juga mendengar suara teriakan minta tolong. Mendengar terikan tersebut, Imron langsung berlari ke arah suara tersebut dan melihat api sudah membesar di ruang dapur.
Selanjutnya, dengan dibantu warga sekitar, mereka berusaha menyelamatkan Mery, dan keempat anaknya Dina, Juli, Novri dan Dian, sembari berusaha memadamkan api. Naas, siraman air dari warga tidak mampu untuk memadamkan api yang terus membesar.
Hal senada disampaikan Ade (13). Remaja yang rumahnya persis berada di samping rumah korban mengatakan, sebelum kejadian ia melihat Mery dan keempat anaknya sedang berada di dapur dan tiba-tiba ia mendengar suara teriakan.
Mendengar itu, Ade langsung keluar dan melihat api sudah membesar dan membakar bagian belakang rumah korban. Takut rumahnya ikut terbakar, keluarga Ade langsung memindahkan barang-barang mereka ke luar dari rumah.
“Sebelum kejadian masih aku lihat ibu itu memasak di dapur bersama anak-anaknya. Tidak berapa lama, kudengar suara teriakan. Pas aku ke luar dari rumah, api sudah membesar dan mengarah ke rumah kami,” ujarnya sedih, sambil melihat rumah teman sepermainannya yang sudah rata dengan tanah.
Sementara itu, keluarga korban yang ditemui tidak jauh dari tempat kejadian, terlihat masih shock dan histeris. (mag-1)

Satu Rumah Ludes, Murid SD Terbakar
Satu Rumah Ludes, Murid SD Terbakar

SIDIMPUAN- “Na milasan mak… Na milasan mak…(panas mak.. panas mak..),” teriak seorang bocah perempuan. Ia terus menangis menahankan luka bakar pada bagian badan depan mulai leher, tangan sebelah kanan, hingga kaki. Air mata Juli terus berlinang di hadapan orang tuanya.
“Na milasan mak…” rengek
nya lagi kepada sang ibu. Bocah ini tidak sendiri, di dekatnya, nampak bocah perempuan lain yang sedang terbaring pingsan. Bocah perempuan itu juga sempat terkena percikan api.
Peristiwa memilukan ini terjadi saat si jago merah melahap satu unit rumah papan dan menghanguskan seluruh isinya di Desa Batunadua Jae, Lingkung an III, Gang Jasa Raharja, Batunadua,Padangsidimpuan  Rabu (5/6) sekitar pukul 15.00 WIB.
Dan, bocah perempuan yang menangis itu adalah putri pemilik rumah, Juli (8), murid kelas II SD. Ia terbakar mulai leher, perut, tangan hingga kaki. Dan, bocah perempuan yang pingsan adalah kakak Juli, Dian. Kebakaran ini juga nyaris membakar rumah permanen yang letaknya persis di sebelah rumah yang terbakar.
Rumah tersebut milik Ramadhan Harahap (40) yang ditempati bersama istrinya Hotna boru Aritonang dan empat anaknya; Dina (13), Juli (8), Novri (5) dan si bungsu Dian. Saat kejadian, Ramadhan Harahap sedang di kebun yang berada agak jauh dari perkampungan. Di rumah, ada istri dan anaknya. Diduga, Api berasal dari dapur. Saat itu, Hotna sedang memasak menggunakan kompor minyak tanah.
Menurut keterangan seorang saksi mata, Imron Hasibuan (22), saat kejadian ia sedang melintas di depan rumah yang juga dijadikan tempat usaha berjualan makanan ringan dan sayur-sayuran tersebut.
Tiba-tiba ia melihat kepulan asap disertai api dari arah belakang rumah korban. Ia juga mendengar suara teriakan minta tolong. Mendengar terikan tersebut, Imron langsung berlari ke arah suara tersebut dan melihat api sudah membesar di ruang dapur.
Selanjutnya, dengan dibantu warga sekitar, mereka berusaha menyelamatkan Mery, dan keempat anaknya Dina, Juli, Novri dan Dian, sembari berusaha memadamkan api. Naas, siraman air dari warga tidak mampu untuk memadamkan api yang terus membesar.
Hal senada disampaikan Ade (13). Remaja yang rumahnya persis berada di samping rumah korban mengatakan, sebelum kejadian ia melihat Mery dan keempat anaknya sedang berada di dapur dan tiba-tiba ia mendengar suara teriakan.
Mendengar itu, Ade langsung keluar dan melihat api sudah membesar dan membakar bagian belakang rumah korban. Takut rumahnya ikut terbakar, keluarga Ade langsung memindahkan barang-barang mereka ke luar dari rumah.
“Sebelum kejadian masih aku lihat ibu itu memasak di dapur bersama anak-anaknya. Tidak berapa lama, kudengar suara teriakan. Pas aku ke luar dari rumah, api sudah membesar dan mengarah ke rumah kami,” ujarnya sedih, sambil melihat rumah teman sepermainannya yang sudah rata dengan tanah.
Sementara itu, keluarga korban yang ditemui tidak jauh dari tempat kejadian, terlihat masih shock dan histeris. (mag-1)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/