SUMUTPOS.CO – Sejak jaman dahulu sampai sekarang, desa ini masih mempertahankan tradisinya sebagai Desa Religi. Ketika Anda memasuki Desa ini, Anda harus berpakaian muslim atau sopan. Jika tidak, maka Anda tidak di perbolehkan masuk ke desa ini.
Ya, namanya Desa Babussalam Besilam. Desa ini berada di Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat. Desa yang berpenduduk sekitar 1000 Kepala Keluarga tersebut, masih mempertahankan kesakralannya hingga saat ini. Yaitu sebuah Desa dengan nuansa Islaminya.
Ketika memasuki Desa ini, kita sudah di suguhkan pemandangan di pinggir jalan yang bertuliskan Kaligrafi. Selain itu, berbagai macam doa yang biasa umat muslim bacakan.
Di Desa ini juga, ada sebuah makam seorang Wali Allah yang bernama Syekh Abdul Wahab Rokan Al-Kholidina Naqsyabandi. Dulunya beliau sangat terkenal di masa itu.
Syekh Abdul Wahab juga merupakan pembuka Desa Babussalam Besilam. Setiap hari, makam beliau tidak pernah sunyi dari pengunjung. Baik dari luar daerah, bahkan mancanegara.
Konon, beliau banyak berjasa bagi perkembangan Langkat menjadi kota pendidikan yang Religi, yang pada masa itu masih di pimpin oleh kesultanan Langkat.
Hingga saat ini, perkampungan yang Berjuluk sebagai “Mekkah Kedua” ini, begitu disegani dan sangat tersohor. Namanya pun sampai keluar pelosok negeri.
Menurut Kepala Desa Babussalam Besilam, Ibnu Rasyid, Desa ini masih mempertahankan sebagai Desa Religi. Warganya juga masih menerapkan pengunjung yang datang ke Desa tersebut untuk berpakaian muslim.
“Kalau mereka tidak berpakaian muslim, kami menyediakan kain dan baju muslim. Bahkan kami juga akan menyuruh mereka pulang untuk berpakaian muslim, baru mereka kembali lagi ke Desa kami,” ungkap Ibnu Rasyid, Rabu (5/7).
“Bahkan Tradisi ini sudah cukup lama dan turun temurun. Sebelum saya menjadi Kepala Desa, tradisi ini sudah ada,” sambungnya.
Desa Babussalam Besilam berjarak sekitar 75 km dari kota Medan, atau sekitar 90 menit dengan menggunakan jalur darat. (bam/ala)