SUMUTPOS.CO – JIKA tidak ingin tersambar petir, jangan sekali-kali bermain handphone (Hp) ketika hujan disertai petir turun. Apa lagi menerima panggilan masuk ke Hp.
Kejadian itu menimpa bapak dan anaknya di Dusun Abdeling, Desa VIII, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Rabu (4/10) sore. Keduanya tersambar petir saat menerima panggilan masuk di sebuah kebun kelapa sawit.
Yudha Susanto (17) tewas ditempat. Sedangkan ayahnya, Paidi (45) mengalami luka bakar di sekujur tubuh. Jenazah Yudha langsung disemayamkan di rumah duka.
Peristiwa naas tersebut, berawal saat mereka menerima pekerjaan untuk memanen kelapa sawit di kebun milik Mimpin Sembiring. Usai menyelesaikan pekerjaan, langkah mereka untuk pulang terhenti.
“Sebab, hujan dieras disertai angin kencang melanda kawasan tersebut. Mereka berdua pun berteduh di sebuah gubuk yang ada di perladangan,” ujar Udin (34), warga yang ikut menolong korban.
Sesaat berteduh Yuda, menerima panggilan masuk di ponselnya. Tanpa ragu, dia pun menerima panggilan itu.
Naas, sesaat berbincang petir pun menyambar keduanya yang duduk berdekatan. Keduanya langsung terpental disambar petir.
“Yudha tewas di tempat, sementara sang ayah mengalami luka bakar. Melihat kejadian itu, Mimpin Sembiring memberikan pertolongan,” kata Udin.
Kasubag Humas Polres Langkat AKP Arnold Hasibuan membenarkan peristiwa naas itu. “Iya, kita juga sudah turun ke lokasi,” sebut Arnold.
Namun, karena ini musibah, keluarga yang ditinggalkan ikhlas. Jenazah tidak dioutopsi melainkan langsung dibawa ke rumah duka.(bam/ala)