TANJUNGBALAI, SUMUTPOS.CO – Pelarian Iwan (37) dari kejaran polisi berakhir sudah. Minggu (6/3) petang, warga Jalan Baru, Kelurahan Betingkuala Kapias, Kecamatan Teluk Nibung itu roboh dan tewas setelah timah panas menerjang paha yang tembus ke buah zakarnya.
Drama penyergapan berujung tewasnya Iwan ini berawal dari ketika sepasukan polisi mendatangi kediamannya sekitar pukul 16.00 WIB. Sore itu, polisi mendapat informasi, pria yang diduga terlibat dalam sejumlah kasus perampokan ini sedang berada di rumahnya. Saat sedang melakukan pengintaian, polisi mendapati Iwan berjalan keluar dari rumah.
Polisi lalu mencegat dan berusaha menangkap. Namun Iwan melawan dan mencoba kabur ke rumah warga. Tapi perlawanannya kandas setelah polisi mengarahkan moncong senjata ke tubuhnya.
“Selain buronan kasus rampok, dia ini juga buronan LP Labuhanruku. Dia kabur dari sana pada 2013 lalu, waktu LP Labuhanruku rusuh,” kata seorang petugas kepolisian yang dikonfirmasi tak jauh dari lokasi kejadian.
Kasat Reskrim Polres Tanjungbalai, AKP Yayang Risky Pratama berdalih anggotanya terpaksa menembak karena Iwan melawan dan dianggap berbahaya. Menurut Yayang, sebelum ditembak, Iwan sempat bergumul dengan petugas yang menghadangnya. Bahkan dia sempat berusaha merebut senjata api petugas.
“Tersangka melawan, berusaha merebut senjata api anggota,” katanya.
Salah seorang petugas medis RSUD Tengku Mansyur yang ditemui terpisah mengatakan, Iwan meregang nyawa saat dalam perawatan. “Meninggal dalam perawatan. Luka tembaknya di pangkal paha tembus ke buah zakar,” kata Atur Simangunsong, petugas jaga di IGD.
ABANG BUKAN PENJAHAT
Kematian Iwan meninggalkan duka dan luka mendalam bagi keluarganya, terutama istrinya Nur Fitri (26), yang saat ini tengah hamil. Ditemui di kamar jenazah, sebelum jasad sang suami dibawa pulang, dalam tangisnya Nur membantah suaminya sebagai seorang penjahat. Sang suami katanya ditembak saat baru saja keluar dari rumah mereka.
“Abang baru bangun tidur. Keluar dia, ada urusan. Rupanya kejadian,” histeris Nur sambil memeluk jasad kaku Iwan.
Nur mengakui, selama 10 tahun membina rumah tangga dengan Iwan, dia menilai laki-laki itu adalah sosok suami yang ideal, karena sayang dengan keluarga. Bahkan kedua anak mereka kata Nur, sangat dimanjakan oleh Iwan.
Hanya saja mengenai status Iwan sebagai terpidana, plus informasi keterlibatannya dalam serangkaian kasus kejahatan, Nur mengaku tidak tahu. “Bukan penjahat dia. Kami sudah 10 tahun menikah, dua anak kami. Sayangkali dia sama keluarga,” kata Nur yang mengaku tengah mengandung anak ketiganya.
Jenazah Iwan akan terlebih dahulu disemayamkan di kediamannya Jalan Baru, lalu dikebumikan di pemakaman umum setempat. (mag2/ing/deo)