26.7 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Guru TK Dianiaya dan Nyaris Diperkosa di Pematang Sawah

LANGKAT- Seorang guru taman kanak-kanak (TK) Negeri, Dona Julianita Zendato babak belur akibat dianiaya dan nyaris diperkosa di pematang sawah oleh pria yang dikenalinya. Aksi penganiayaan dan pemerkosaan itu akhirnya diketahui oleh adik kandungnya yang berusia delapan tahun.
Keterangan yang dihimpun Posmetro Medan (Grup Sumut Pos, Jumat (6/7). Korban pada Kamis (5/7) sekira pukul 16.00 WIB, berjalan kaki menuju rumahnya. Untuk mempersingkat jalan, korban memilih menjalani setapak di areal persawahan dan perkebunan sawit milik warga.

Gadis yang kerap berpakaian muslim tersebut, sempat melihat seorang pria yang berjalan di belakangnya sambil membawa benda tumpul dan satu karung plastik terlihat keluar dari balik pohon kelapa sawit.

Sosok pria yang tak asing lagi itu tiba-tiba berlari untuk mendekatinya, akhirnya korban yang sempat menghindar, tak mampu lagi mengelak. Pelaku langsung menyekap korban dengan goni pelatik, kemudian mulut disumpal tangan. Korban terus meronta-ronta, sehingga pelaku kalap yang ketika sedang pegang kayu langsung memukuli kepala, tengkuk, bahu kanan dan paha korban sehingga pingsan.

Akibatnya, korban pingsan tak berdaya dan jatuh ke areal persawahan, sehingga pelaku berusaha memperkosa. Korban secara tiba-tiba sadar, dan berteriak minta tolong saat pelaku memegang bagian sensitive.

“Saya sempat mendengar suara teriakan minta tolong, tapi tidak terlihat dimana suara itu. Penasaran, Deo mencari asal suara dan melihat seorang pelaku, Bah Iyong berdiri di sawah sambil membuang sebilah kayu,” cerita Edo seraya menyebutkan melaporkan kejadian tersebut ke orangtuanya.
Tak terima anaknya dianiaya, kedua orangtua korban, Muchtar Zendatu (45) dan Sri Wahyuni (40) membawa anak gadisnya ke RS Sutomo untuk menjalani perawatan intensif dan melaporkan kasus tersebut ke Mapolsek Pangkalan Brandan.
Kapolsek Pangkalan Brandan AKP Z Lubis membenarkan korban dan telah melapor. (jok/smg)

LANGKAT- Seorang guru taman kanak-kanak (TK) Negeri, Dona Julianita Zendato babak belur akibat dianiaya dan nyaris diperkosa di pematang sawah oleh pria yang dikenalinya. Aksi penganiayaan dan pemerkosaan itu akhirnya diketahui oleh adik kandungnya yang berusia delapan tahun.
Keterangan yang dihimpun Posmetro Medan (Grup Sumut Pos, Jumat (6/7). Korban pada Kamis (5/7) sekira pukul 16.00 WIB, berjalan kaki menuju rumahnya. Untuk mempersingkat jalan, korban memilih menjalani setapak di areal persawahan dan perkebunan sawit milik warga.

Gadis yang kerap berpakaian muslim tersebut, sempat melihat seorang pria yang berjalan di belakangnya sambil membawa benda tumpul dan satu karung plastik terlihat keluar dari balik pohon kelapa sawit.

Sosok pria yang tak asing lagi itu tiba-tiba berlari untuk mendekatinya, akhirnya korban yang sempat menghindar, tak mampu lagi mengelak. Pelaku langsung menyekap korban dengan goni pelatik, kemudian mulut disumpal tangan. Korban terus meronta-ronta, sehingga pelaku kalap yang ketika sedang pegang kayu langsung memukuli kepala, tengkuk, bahu kanan dan paha korban sehingga pingsan.

Akibatnya, korban pingsan tak berdaya dan jatuh ke areal persawahan, sehingga pelaku berusaha memperkosa. Korban secara tiba-tiba sadar, dan berteriak minta tolong saat pelaku memegang bagian sensitive.

“Saya sempat mendengar suara teriakan minta tolong, tapi tidak terlihat dimana suara itu. Penasaran, Deo mencari asal suara dan melihat seorang pelaku, Bah Iyong berdiri di sawah sambil membuang sebilah kayu,” cerita Edo seraya menyebutkan melaporkan kejadian tersebut ke orangtuanya.
Tak terima anaknya dianiaya, kedua orangtua korban, Muchtar Zendatu (45) dan Sri Wahyuni (40) membawa anak gadisnya ke RS Sutomo untuk menjalani perawatan intensif dan melaporkan kasus tersebut ke Mapolsek Pangkalan Brandan.
Kapolsek Pangkalan Brandan AKP Z Lubis membenarkan korban dan telah melapor. (jok/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/