30 C
Medan
Saturday, December 6, 2025

Zulkifli dari Hanura Dianggap Tak Mampu

Hal senada disampaikan Wakil Sekretaris Fraksi PAN DPRD Sumut, Aripay Tambunan. Dia menilai, ada dua hal yang disorotinya terkait posisi wagubsu. Pertama, yang berhak mengusulkan wagubsu yakni partai pengusung pasangan Gatot-Tengku Erry pada Pilgubsu 2013 lalu yang tercatat di KPU.

Kedua, wagubsu harus mampu menjawab perdebatan publik yang selama ini mencuat, khususnya peran dari wagubsu itu sendiri. Selama ini, masyarakat menilai, wagubsu tidak pernah akur dengan gubsu.

Akibat disharmonisasi tersebut, roda pemerintahan serta roda pembangunan yang sudah direncanakan tidak berjalan seusai rencana, padahal sudah tertuang dalam RPJMD.

“Gubsu dan Wagubsu itu harus seperti pasangan suami istri, akur dalam menjalankan masa jabatannya. Kita tidak ingin kejadian dua kepala daerah sebelumnya disharmonisasi dengan wakilnya tidak terulang kembali. Wagubsu nanti juga harus bisa menjadi jembatan antara urusan ekskutif dan legislatif, sehingga komunikasi politik yang selama ini terhambat bisa berjalan lancar,” tuturnya.

Jika berbicara sosok yang ideal, Aripay berkeyakinan wagubsu lebih baik berasal dari kalangan internal dewan. Ia berkeyakinan, banyak anggota DPRD Sumut yang memiliki kemampuan untuk mengisi kursi Sumut 2.

“Kalau diambil dari kalangan eksternal, ada sedikit minusnya, dimana sosok yang dipilih itu harus belajar dan beradabtasi terlebih dahulu. Ini sudah bukan saatnya lagi belajar, kita sudah banyak tertinggal dari sisi pembangunan, makanya perlu berlari kencang, kalau boleh wagubsunya dari kalangan internal dewan, siapapun itu orangnya yang penting punya kemampuan,” papar pria berkepala plontos itu.

Sedangkan anggota Fraksi Partai Kesatuan Bangsa dari PPP, Ahmadan Harahap mengatakan, fraksinya sejauh ini belum ada membahas secara khusus siapa yang pantas mendampingi Tengku Erry di sisa masa jabatan 2013-2018.

Ia berpendapat, siapapun yang mendampingi Tengku Erry baik dari kalangan birokrat, akademisi maupun anggota dewan sama saja. Hanya saja dia berpesan agar gubsu dan wagubsu nantinya bisa lebih akur, sehingga dapat fokus menjalankan roda pemerintahan.

“Jangan sempat ada dua matahari, kalau itu terjadi lebih baik tidak perlu ada yang mengisi kursi wagubsu,”sebut Polisisi asal Dapil Tabagsel ini.

“Kalau dua nama yang diusulkan partai pengusung masuk ke dewan, saya yakin akan dipilih berdasarkan sistem voting, 4 kursi dari PPP pasti diperhitungkan,” tegasnya.

Ketua Fraksi Nasdem DPRD Sumut, Anhar Monel mengaku, pihaknya belum bisa memberikan pandangan terkait posisi wagubsu. “Usulan dari partai pengusung saja belum masuk ke dewan, Gubernur selaku Ketua DPW Nasdem juga belum memberikan arahan apapun untuk itu,” katanya singkat.

Hal senada disampaikan Wakil Sekretaris Fraksi PAN DPRD Sumut, Aripay Tambunan. Dia menilai, ada dua hal yang disorotinya terkait posisi wagubsu. Pertama, yang berhak mengusulkan wagubsu yakni partai pengusung pasangan Gatot-Tengku Erry pada Pilgubsu 2013 lalu yang tercatat di KPU.

Kedua, wagubsu harus mampu menjawab perdebatan publik yang selama ini mencuat, khususnya peran dari wagubsu itu sendiri. Selama ini, masyarakat menilai, wagubsu tidak pernah akur dengan gubsu.

Akibat disharmonisasi tersebut, roda pemerintahan serta roda pembangunan yang sudah direncanakan tidak berjalan seusai rencana, padahal sudah tertuang dalam RPJMD.

“Gubsu dan Wagubsu itu harus seperti pasangan suami istri, akur dalam menjalankan masa jabatannya. Kita tidak ingin kejadian dua kepala daerah sebelumnya disharmonisasi dengan wakilnya tidak terulang kembali. Wagubsu nanti juga harus bisa menjadi jembatan antara urusan ekskutif dan legislatif, sehingga komunikasi politik yang selama ini terhambat bisa berjalan lancar,” tuturnya.

Jika berbicara sosok yang ideal, Aripay berkeyakinan wagubsu lebih baik berasal dari kalangan internal dewan. Ia berkeyakinan, banyak anggota DPRD Sumut yang memiliki kemampuan untuk mengisi kursi Sumut 2.

“Kalau diambil dari kalangan eksternal, ada sedikit minusnya, dimana sosok yang dipilih itu harus belajar dan beradabtasi terlebih dahulu. Ini sudah bukan saatnya lagi belajar, kita sudah banyak tertinggal dari sisi pembangunan, makanya perlu berlari kencang, kalau boleh wagubsunya dari kalangan internal dewan, siapapun itu orangnya yang penting punya kemampuan,” papar pria berkepala plontos itu.

Sedangkan anggota Fraksi Partai Kesatuan Bangsa dari PPP, Ahmadan Harahap mengatakan, fraksinya sejauh ini belum ada membahas secara khusus siapa yang pantas mendampingi Tengku Erry di sisa masa jabatan 2013-2018.

Ia berpendapat, siapapun yang mendampingi Tengku Erry baik dari kalangan birokrat, akademisi maupun anggota dewan sama saja. Hanya saja dia berpesan agar gubsu dan wagubsu nantinya bisa lebih akur, sehingga dapat fokus menjalankan roda pemerintahan.

“Jangan sempat ada dua matahari, kalau itu terjadi lebih baik tidak perlu ada yang mengisi kursi wagubsu,”sebut Polisisi asal Dapil Tabagsel ini.

“Kalau dua nama yang diusulkan partai pengusung masuk ke dewan, saya yakin akan dipilih berdasarkan sistem voting, 4 kursi dari PPP pasti diperhitungkan,” tegasnya.

Ketua Fraksi Nasdem DPRD Sumut, Anhar Monel mengaku, pihaknya belum bisa memberikan pandangan terkait posisi wagubsu. “Usulan dari partai pengusung saja belum masuk ke dewan, Gubernur selaku Ketua DPW Nasdem juga belum memberikan arahan apapun untuk itu,” katanya singkat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru