25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pemprov Terus Gelar Rakor Percepatan Geopark Kaldera Toba

Sutan Siregar/Sumut Pos_
Kapal kapal pengangkut penumpang dari dan parapat menuju pulau samosir dengan latar belakang pemandangan yang indah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Dalam rangka menjadikan Sumatera Utara (Sumut), khususnya kawasan Danau Toba, mausk sebagai warisan dunia, yakni sebagai anggota UNESCO, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut terus menggelar rapat koordinasi percepatan Geopark Kaldera Toba (GKT) bersama tim dari sejumlah SPK dan pihak terkait.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumut, Hidayati mengatakan, 5 rekomendasi dari UNESCO menjadi catatan penting yang harus dilaksanakan agar Danau Toba masuk menjadi anggota organisasi di bawah PBB tersebut. Karena itu, dalam waktu dekat pihaknya meminta seluruh SKPD terkait, serta pemerintah kabupaten/kota, memberikan dukungan sekaligus partisipasi aktif.

“Pada Oktober mendatang, Danau Toba akan kembali didaftarkan lagi menjadi anggota UNESCO. Karena sebelumnya sudah, tapi belum memenuhi syarat sebagaimana direkomendasikan (UNESCO),” tutur Hidayati.

Adapun rekomendasi dimaksud, lanjut Hidayati, secara garis besar adalah aktivitas edukasi (pendidikan) terpadu pada masing-masing area, yang akan dijadikan andalan sebagai tempat pelaksanaan rekomendasi tersebut. Selanjutnya panel edukasi yang menguatkan agar segala kegiatan saling berkaitan dan mendukung. “Selanjutnya bagaimana membuat strategi promosi dan pemasaran tertulis. Setelahnya dilakukan aktivitas Geopark,” bebernya.

Adapun aktivitas Geopark dimaksud, Hidayati menjelaskan, perlu dilakukan pembenahan sarana dan prasarana di lokasi yang telah ditunjuk dengan skala prioritas berdasarkan berbagai pertimbangan, sesuai rekomendasi untuk menjadikan Danau Toba layak sebagai warisan dunia yang diakui UNESCO.

Atas hal itu, pihaknya meminta SKPD terkait menyiapkan masukan atau program untuk pelaksanaan rekomendasi sesuai dengan bidang masing-masing. Hal ini agar Danau Toba bisa masuk dan diakui sebagai kawasan yang pantas disebut GKT, setelah aspek lingkungan, budaya, adat istiadat, dan lainnya terpenuhi. (bal/saz)

Sutan Siregar/Sumut Pos_
Kapal kapal pengangkut penumpang dari dan parapat menuju pulau samosir dengan latar belakang pemandangan yang indah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Dalam rangka menjadikan Sumatera Utara (Sumut), khususnya kawasan Danau Toba, mausk sebagai warisan dunia, yakni sebagai anggota UNESCO, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut terus menggelar rapat koordinasi percepatan Geopark Kaldera Toba (GKT) bersama tim dari sejumlah SPK dan pihak terkait.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumut, Hidayati mengatakan, 5 rekomendasi dari UNESCO menjadi catatan penting yang harus dilaksanakan agar Danau Toba masuk menjadi anggota organisasi di bawah PBB tersebut. Karena itu, dalam waktu dekat pihaknya meminta seluruh SKPD terkait, serta pemerintah kabupaten/kota, memberikan dukungan sekaligus partisipasi aktif.

“Pada Oktober mendatang, Danau Toba akan kembali didaftarkan lagi menjadi anggota UNESCO. Karena sebelumnya sudah, tapi belum memenuhi syarat sebagaimana direkomendasikan (UNESCO),” tutur Hidayati.

Adapun rekomendasi dimaksud, lanjut Hidayati, secara garis besar adalah aktivitas edukasi (pendidikan) terpadu pada masing-masing area, yang akan dijadikan andalan sebagai tempat pelaksanaan rekomendasi tersebut. Selanjutnya panel edukasi yang menguatkan agar segala kegiatan saling berkaitan dan mendukung. “Selanjutnya bagaimana membuat strategi promosi dan pemasaran tertulis. Setelahnya dilakukan aktivitas Geopark,” bebernya.

Adapun aktivitas Geopark dimaksud, Hidayati menjelaskan, perlu dilakukan pembenahan sarana dan prasarana di lokasi yang telah ditunjuk dengan skala prioritas berdasarkan berbagai pertimbangan, sesuai rekomendasi untuk menjadikan Danau Toba layak sebagai warisan dunia yang diakui UNESCO.

Atas hal itu, pihaknya meminta SKPD terkait menyiapkan masukan atau program untuk pelaksanaan rekomendasi sesuai dengan bidang masing-masing. Hal ini agar Danau Toba bisa masuk dan diakui sebagai kawasan yang pantas disebut GKT, setelah aspek lingkungan, budaya, adat istiadat, dan lainnya terpenuhi. (bal/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/