25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Pemilik Klinik Hj Nani Segera Dipanggil

Disinggung terkait protes dari keluarga pasien terhadap tindakan persalinan di klinik Hj Nani S, Rantauprapat, Sabaruddin Marpaung menilai bahwa kondisi kala itu merupakan tidak termasuk dalam keadaan darurat.

“Kita menilai disana tidak darurat. Karena sempat menunggu dan ada proses. Membaca hasil scanning yang kita peroleh dari pihak keluarga, terjadi pendarahan pada rongga dalam kepala dan kondisi itu biasanya ada kaitan dengan proses pertolongan persalinan,” paparnya.

Tak Perlu Diurut
Prosedur persalinan normal tidak dilakukan dengan cara mengurut-urut perut sang ibu. Hal ini dikatakan dokter ahli kandungan, Makmur Sitepu, Jumat (8/1).

Makmur mengatakan persalinan cukup dilakukan dengan mengelus-elus perut sang ibu. Hal ini dilakukan untuk merangsang rasa mules muncul.

“Nggak harus diurut-urut. Kadang-kadang cuma di elus-elus untuk merangsang mulesnya muncul.

Merangsang pake obat dan biasanya dielus. Rahim kalau dielus akan memunculkan kontraksi. Kadang pun enggak usah di elus. Tapi kalau diurut-urut ya enggak perlu,” ujarnya.

Bolehkah memberikan tekanan pada perut si ibu, dengan maksud untuk merangsang bayinya keluar? Makmur mengatakan dalam kasus tertentu tekanan boleh diberikan dengan syarat tenaga yang dikeluarkan tidak terlalu kuat. Ini pun dilakukan pada saat bayinya sudah mau keluar.

“Kalau tekanan diijinkan dalam batas yang tidak terlalu kuat. Itu pada saat anaknya mau keluar,”ujarnya. Diberitakan sebelumnya, Klinik Bersalin Hj Nani S di Jalan Nenas, Rantauprapat diprotes keluarga pasien. Pasalnya, saat persalinan berlangsung, perawat malah mengkusuk perut pasien hingga bayi yang dilahirkan mengalami pendarahan otak.

Seperti pengakuan S Pane (49), ayah kandung Doan Sandayasa (23) warga Jalan Batusangkar, Gang Istikmal-1, Kelurahan Sioldengan, Kecamatan Rantau Selatan ini. Menurutnya, persalinan menantunya Rina Saprianti (23) pada Selasa (5/1) pukul 11.00 WIB, dianggapnya tidak sesuai standart.(win/ala)

Disinggung terkait protes dari keluarga pasien terhadap tindakan persalinan di klinik Hj Nani S, Rantauprapat, Sabaruddin Marpaung menilai bahwa kondisi kala itu merupakan tidak termasuk dalam keadaan darurat.

“Kita menilai disana tidak darurat. Karena sempat menunggu dan ada proses. Membaca hasil scanning yang kita peroleh dari pihak keluarga, terjadi pendarahan pada rongga dalam kepala dan kondisi itu biasanya ada kaitan dengan proses pertolongan persalinan,” paparnya.

Tak Perlu Diurut
Prosedur persalinan normal tidak dilakukan dengan cara mengurut-urut perut sang ibu. Hal ini dikatakan dokter ahli kandungan, Makmur Sitepu, Jumat (8/1).

Makmur mengatakan persalinan cukup dilakukan dengan mengelus-elus perut sang ibu. Hal ini dilakukan untuk merangsang rasa mules muncul.

“Nggak harus diurut-urut. Kadang-kadang cuma di elus-elus untuk merangsang mulesnya muncul.

Merangsang pake obat dan biasanya dielus. Rahim kalau dielus akan memunculkan kontraksi. Kadang pun enggak usah di elus. Tapi kalau diurut-urut ya enggak perlu,” ujarnya.

Bolehkah memberikan tekanan pada perut si ibu, dengan maksud untuk merangsang bayinya keluar? Makmur mengatakan dalam kasus tertentu tekanan boleh diberikan dengan syarat tenaga yang dikeluarkan tidak terlalu kuat. Ini pun dilakukan pada saat bayinya sudah mau keluar.

“Kalau tekanan diijinkan dalam batas yang tidak terlalu kuat. Itu pada saat anaknya mau keluar,”ujarnya. Diberitakan sebelumnya, Klinik Bersalin Hj Nani S di Jalan Nenas, Rantauprapat diprotes keluarga pasien. Pasalnya, saat persalinan berlangsung, perawat malah mengkusuk perut pasien hingga bayi yang dilahirkan mengalami pendarahan otak.

Seperti pengakuan S Pane (49), ayah kandung Doan Sandayasa (23) warga Jalan Batusangkar, Gang Istikmal-1, Kelurahan Sioldengan, Kecamatan Rantau Selatan ini. Menurutnya, persalinan menantunya Rina Saprianti (23) pada Selasa (5/1) pukul 11.00 WIB, dianggapnya tidak sesuai standart.(win/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/