25.6 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Siswi Pembully Kakak Kelas Itu Memang Berwatak Keras

RK, siswi kelas VIII yang membully kakak kelasnya, disebut sebagai siswi berwatak keras dan tak mau mendengarkan nasehat guru.
RK, siswi kelas VIII yang membully kakak kelasnya, disebut sebagai siswi berwatak keras dan tak mau mendengarkan nasehat guru.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Kasus kekerasan antar siswi SMPN 4 Binjai mendapat perhatian berbagai pihak. Perhatian khusus datang dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Anies Baswedan.

Menteri kemudian mengutus Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Direktorat Jendral (Dirjend) Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, DR Supriano M.ED
Keduanya didampingi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Masri menyambangi SMPN 4 Binjai.

DR Supriano mengatakan, pihaknya menyerahkan penyelesaian kasus tersebut kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dispenjar) Kota Binjai. Selanjutnya, diambil langkah atau sanksi bagi pelajar yang menganiaya, merekam dan penyebar video tersebut.

“Semua sudah diserahkan ke Dinas Pendidikan Binjai. Kita juga harus mencari solusi terbaik bagi anak didik dan tidak ‘membunuh’ karakter mereka,” kata DR Supriano.

Supriono berharap, kasus seperti itu tidak terulang lagi di Binjai dan daerah lain di Sumatera Utara. “Beberapa waktu lalu, ada kasus di Bekasi, saat masa orientasi siswa (mos) yang menyebabkan siswa meninggal dunia,” harapnya.

“Kita berharap, agar tidak ada kejadian dan kekerasan yang dilakukan anak didik kita, termasuk seperti yang di Binjai,” harapnya sembari meminta pihak sekolah untuk lebih memperhatikan anak didiknya.

Supriano menilai, dalam kasus ini ada sistem pendidikan yang salah dan harus dirubah. Semua harus bertanggungjawab, baik di sekolah, keluarga dan masyarakat.

Banyak faktor yang mempenagruhi kenakalan remaja. Antara lain, masalah social di masyarakat dan kemajuan teknologi.

“Ini tugas kita bersama, agar mencari jalan keluar dalam masalah ini dan tidak terjadi lagi kasus seperti,” ujar Supriano.

Untuk meminimalisir kenakalan remaja, Supriano punya trik. Pendidikan budi pekerti harus ditanamkan sejak dini kepada anak didik. Itu berdasarkan Permendikbud no 21 tahun 2015 tentang penerapan budi pekerti.

Budi pekerti harus diajarkan di sekolah. Sehingga dapat membentuk karakter dan budaya semua anak didik.

“Kami minta sekolah agar menyelesaikan persoalan hingga tuntas. Guru dan Satuan pendidikan harus lihat anak-anak yang berkelompok. Anak yang harusnya pulang sekolah, namun belum pulang sekolah harus ditegur dan disuruh pulang,” ujarnya.

Sementara, Wakil Kepala Sekolah SMPN 4 Binjai, Khairil Anwar menyebut, pelaku RK memang terkenal dengan karakternya yang keras. “Dia (RK) memang keras. Wataknya susah dimengerti bahkan sering tidak mendengarkan nasehat guru,” pungkasnya.

Apa sanksi yang akan diberi kepada pelaku? Khairil hanya menjawab tidak tau. “Saya tidak tau, semuanya kami serahkan kepada Dispenjar. Semua keputusan ada di tangan Dispenjar,” paparnya.

Terpisah, Ketua Komisi C DPRD Binjai, M. Yusuf menjelaskan, DPRD Binjai akan terus mendampingi Dispenjar Binjai untuk melakukan penyelidikan terkait insiden ini. “Kita akan terus dampingi Dispenjar sampai masalah ini selesai,” paparnya.

Dia menjelaskan, hingga kini, pihak terkait belum bisa memutuskan masalah ini. Sebab pelaku hingga kini belum juga masuk sekolah.

“Jadi disini kita masih bingung, karena keterangan dari pelaku belum ada, sebab dia tak hadir di sekolah,” ujarnya.(bam/jon/ala)

RK, siswi kelas VIII yang membully kakak kelasnya, disebut sebagai siswi berwatak keras dan tak mau mendengarkan nasehat guru.
RK, siswi kelas VIII yang membully kakak kelasnya, disebut sebagai siswi berwatak keras dan tak mau mendengarkan nasehat guru.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Kasus kekerasan antar siswi SMPN 4 Binjai mendapat perhatian berbagai pihak. Perhatian khusus datang dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Anies Baswedan.

Menteri kemudian mengutus Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Direktorat Jendral (Dirjend) Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, DR Supriano M.ED
Keduanya didampingi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Masri menyambangi SMPN 4 Binjai.

DR Supriano mengatakan, pihaknya menyerahkan penyelesaian kasus tersebut kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dispenjar) Kota Binjai. Selanjutnya, diambil langkah atau sanksi bagi pelajar yang menganiaya, merekam dan penyebar video tersebut.

“Semua sudah diserahkan ke Dinas Pendidikan Binjai. Kita juga harus mencari solusi terbaik bagi anak didik dan tidak ‘membunuh’ karakter mereka,” kata DR Supriano.

Supriono berharap, kasus seperti itu tidak terulang lagi di Binjai dan daerah lain di Sumatera Utara. “Beberapa waktu lalu, ada kasus di Bekasi, saat masa orientasi siswa (mos) yang menyebabkan siswa meninggal dunia,” harapnya.

“Kita berharap, agar tidak ada kejadian dan kekerasan yang dilakukan anak didik kita, termasuk seperti yang di Binjai,” harapnya sembari meminta pihak sekolah untuk lebih memperhatikan anak didiknya.

Supriano menilai, dalam kasus ini ada sistem pendidikan yang salah dan harus dirubah. Semua harus bertanggungjawab, baik di sekolah, keluarga dan masyarakat.

Banyak faktor yang mempenagruhi kenakalan remaja. Antara lain, masalah social di masyarakat dan kemajuan teknologi.

“Ini tugas kita bersama, agar mencari jalan keluar dalam masalah ini dan tidak terjadi lagi kasus seperti,” ujar Supriano.

Untuk meminimalisir kenakalan remaja, Supriano punya trik. Pendidikan budi pekerti harus ditanamkan sejak dini kepada anak didik. Itu berdasarkan Permendikbud no 21 tahun 2015 tentang penerapan budi pekerti.

Budi pekerti harus diajarkan di sekolah. Sehingga dapat membentuk karakter dan budaya semua anak didik.

“Kami minta sekolah agar menyelesaikan persoalan hingga tuntas. Guru dan Satuan pendidikan harus lihat anak-anak yang berkelompok. Anak yang harusnya pulang sekolah, namun belum pulang sekolah harus ditegur dan disuruh pulang,” ujarnya.

Sementara, Wakil Kepala Sekolah SMPN 4 Binjai, Khairil Anwar menyebut, pelaku RK memang terkenal dengan karakternya yang keras. “Dia (RK) memang keras. Wataknya susah dimengerti bahkan sering tidak mendengarkan nasehat guru,” pungkasnya.

Apa sanksi yang akan diberi kepada pelaku? Khairil hanya menjawab tidak tau. “Saya tidak tau, semuanya kami serahkan kepada Dispenjar. Semua keputusan ada di tangan Dispenjar,” paparnya.

Terpisah, Ketua Komisi C DPRD Binjai, M. Yusuf menjelaskan, DPRD Binjai akan terus mendampingi Dispenjar Binjai untuk melakukan penyelidikan terkait insiden ini. “Kita akan terus dampingi Dispenjar sampai masalah ini selesai,” paparnya.

Dia menjelaskan, hingga kini, pihak terkait belum bisa memutuskan masalah ini. Sebab pelaku hingga kini belum juga masuk sekolah.

“Jadi disini kita masih bingung, karena keterangan dari pelaku belum ada, sebab dia tak hadir di sekolah,” ujarnya.(bam/jon/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/