25.6 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Malu Diejek, Siswi yang Dibully Itu Tak Mau Sekolah

RK menendang IM, kakak kelasnya di SMPN  4 Binjai, dalam video yang beredar di media sosial.
RK menendang IM, kakak kelasnya di SMPN 4 Binjai, dalam video yang beredar di media sosial.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Paska beredarnya video kekerasan sesama siswi SMPN 4 Binjai di media sosial, korban IM (15) mengalami trauma berat. Sangkin traumanya, gadis remaja itu kabur saat melihat orang.

Bungsu dari tiga bersaudara ini enggan bersekolah karena malu diejek rekan-rekanya. Selain itu, dia juga bersembunyi melihat orang yang tak dikenal. Itu terlihat saat wartawan coba menyambangi tempat tinggalnya di Jalan Soekarno-Hatta, Gang Family, Kelurahan Tunggurono, Kecamatan Binjai Timur.

“Seperti itulah kondisinya saat ini setelah video itu tersebar. Ini dia baru kusuk karena luka memar. Badannya juga pegal akibat penganiayaan itu,” lirih Ridwan (50) ayah kandung korban.

“Kan lihat sendiri tadi saat abang-abang datang. Dia di rumah aja dan masuk ke dalam kamar. Memang gitu dia ketika melihat orang nggak dikenal,” tambah Ridwan, yang sehari-hari bekerja sebagai petani.

Untuk kasus yang menimpa anaknya, Ridwan mengaku menyerahkan penanganan ke Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Disdik-red) Kota Binjai.

Apakah akan melanjutkan kasus ini ke ranah hokum? Sejauh ini, pihak keluarga belum ada berfikir kesana. Intinya, Ridwan ingin kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan saja.

“Kalau lihat video yang beredar, sebenarnya sih kesal bang. Sebab, saya sendiri dan ibunya saja tidak pernah memperlakukan anak kami seperti itu. Jangankan memukulnya, menyentuhnya saja kami enggan,” terang Ridwan.

“Karena dia anak perempuan satu-satunya dan anak paling kecil. Jadi, kami sangat sayang sama dia. Kalau untuk buat laporan, kami pikir dululah bang,” tambah pria berperawakan kurus ini.

Sementara, aktifitas di SMPN 4 Binjai di Jalan Bejomuna, Kelurahan Timbang Langkat, Kecamatan Binjai Timur, berjalan seperti biasa. Pun begitu ada yang berbeda. Pelaku (K) dan korban (IM) tidak masuk sekolah. Selain itu, pihak sekolah seolah menutup diri saat akan dimintai keterangan.

Beberapa pelajar yang coba dimintai keterangan oleh wartawan coba dibungkam oleh para guru. Sebab, beberapa murid yang coba menanyai siswi dan siswa di sana lantas ditarik guru. Dan beberapa murid pun tidak mau berbincang banyak ketika ditanya.(bam/ala)

RK menendang IM, kakak kelasnya di SMPN  4 Binjai, dalam video yang beredar di media sosial.
RK menendang IM, kakak kelasnya di SMPN 4 Binjai, dalam video yang beredar di media sosial.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Paska beredarnya video kekerasan sesama siswi SMPN 4 Binjai di media sosial, korban IM (15) mengalami trauma berat. Sangkin traumanya, gadis remaja itu kabur saat melihat orang.

Bungsu dari tiga bersaudara ini enggan bersekolah karena malu diejek rekan-rekanya. Selain itu, dia juga bersembunyi melihat orang yang tak dikenal. Itu terlihat saat wartawan coba menyambangi tempat tinggalnya di Jalan Soekarno-Hatta, Gang Family, Kelurahan Tunggurono, Kecamatan Binjai Timur.

“Seperti itulah kondisinya saat ini setelah video itu tersebar. Ini dia baru kusuk karena luka memar. Badannya juga pegal akibat penganiayaan itu,” lirih Ridwan (50) ayah kandung korban.

“Kan lihat sendiri tadi saat abang-abang datang. Dia di rumah aja dan masuk ke dalam kamar. Memang gitu dia ketika melihat orang nggak dikenal,” tambah Ridwan, yang sehari-hari bekerja sebagai petani.

Untuk kasus yang menimpa anaknya, Ridwan mengaku menyerahkan penanganan ke Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Disdik-red) Kota Binjai.

Apakah akan melanjutkan kasus ini ke ranah hokum? Sejauh ini, pihak keluarga belum ada berfikir kesana. Intinya, Ridwan ingin kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan saja.

“Kalau lihat video yang beredar, sebenarnya sih kesal bang. Sebab, saya sendiri dan ibunya saja tidak pernah memperlakukan anak kami seperti itu. Jangankan memukulnya, menyentuhnya saja kami enggan,” terang Ridwan.

“Karena dia anak perempuan satu-satunya dan anak paling kecil. Jadi, kami sangat sayang sama dia. Kalau untuk buat laporan, kami pikir dululah bang,” tambah pria berperawakan kurus ini.

Sementara, aktifitas di SMPN 4 Binjai di Jalan Bejomuna, Kelurahan Timbang Langkat, Kecamatan Binjai Timur, berjalan seperti biasa. Pun begitu ada yang berbeda. Pelaku (K) dan korban (IM) tidak masuk sekolah. Selain itu, pihak sekolah seolah menutup diri saat akan dimintai keterangan.

Beberapa pelajar yang coba dimintai keterangan oleh wartawan coba dibungkam oleh para guru. Sebab, beberapa murid yang coba menanyai siswi dan siswa di sana lantas ditarik guru. Dan beberapa murid pun tidak mau berbincang banyak ketika ditanya.(bam/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/