PASAMAN, SUMUTPOS.CO – Gempa berkekuatan 6 skala Richter (SR) mengguncang Sumatera Barat, Minggu (8/11) pukul 16.34. Gempa berlokasi 85 km barat daya Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara dengan kedalaman 96 km. Guncangan yang terasa hampir di seluruh kabupaten dan kota di Sumbar itu, membuat warga berhamburan ke luar rumah. Gempa sangat dirasakan di Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat, daerah yang berbatasan dengan Sumatera Utara.
Pantauan Padang Ekspres (Grup Sumut Pos) di Lubuksikaping, Pasaman, warga berhamburan keluar rumah saat terjadi gempa. Tiang-tiang listrik dan pepohonan tampak bergoyang. Kepanikan juga melanda masyarakat Panti-Tapus-Rao (Pantura).
“Saya takut, saya lari keluar rumah, gempanya kuat,” ujar Mariani (73) terengah-engah sembari menggendong cucunya keluar rumah.
Hal serupa disampaikan Putri (24) warga Benteng, Kecamatan Lubuksikaping. “Di Pasaman jarang-jarang gempa. Tapi sekali terjadi, goncangannya kuat,” ujar wanita yang bekerja di Tapus ini. Riko, 26, warga Rao, bersyukur tidak ada rumah warga yang rusak di Rao.
Di RSUD Lubuksikaping, kepanikan melanda pasien dan pengunjung. Beruntung petugas RSUD sigap menenangkan pasien dan keluarga.
Kepala BPBD Pasaman, M Sayuti Pohan mengatakan, informasi sementara belum ada kerusakan bangunan di Pasaman. “Kami imbau selalu waspada. Jika terjadi gempa susulan, segera keluar rumah menyelamatkan diri,” imbaunya.
Sementara itu, warga di Kota Padang juga merasakan getaran. Fitri (25) warga Lubukbuaya. “Lengkap semuanya, hujan, petir dan gempa. Saya sedang dalam rumah. Tiba-tiba terasa berayun,” ucapnya.
Sedangkan seorang karyawan swasta di Kota Padang, Agusmanto mengaku sedang berada di lantai tiga kantornya di Lubukbuaya. “Awalnya saya cuek saja. Setelah ayunannya kuat dan lama, saya pilih turun ke bawah,” katanya.
Di Pasaman Barat, gempa juga menimbulkan kepanikan. Warga setempat berlarian keluar rumah. Belum ada laporan kerusakan bangunan dan korban jiwa akibat gempa tersebut.
“Kami duduk-duduk dalam rumah. Tiba-tiba meja bergoyang akibat getaran gempa. Kami sempat lari keluar, karena takut terjadi gempa yang lebih kuat,” kata Manus Handri (50) warga Simpangempat, Minggu (8/11).
Saat gempa terjadi, dia bersama istri dan rekannya sedang asyik bercerita, tiba-tiba datang gempa. Manus berharap tak terjadi lagi gempa susulan. Baginya, gempa 30 September 2009 lalu, masih menimbulkan trauma.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, pusat gempa berada di laut dan tidak berpotensi tsunami. “Gempa dirasakan di Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Masyarakat sempat panik dan belum ada dampak kerusakan. Posko BNPB masih terus melakukan komunikasi dengan BPBD untuk memperoleh laporan. Petugas BPBD masih melakukan pendataan ke lapangan,” katanya. (wni/ayu/roy/esg/jpg/ril)