Legislator asal dapil Jatim 11 tersebut menuturkan, ada beberapa nama kader PPP yang siap menjadi pendamping Djarot. Setidaknya, ada tiga nama yang digadang-gadang. Yakni, Hazrul Azwar (anggota Majelis Tinggi DPP PPP yang juga anggota DPR), Fadli Nurzal (wakil ketua umum DPP PPP), dan Yulizar Parlagutan Lubis (ketua DPW PPP Sumut).
Awiek mengatakan, ada tiga opsi dalam menghadapi pilkada Sumut. Pertama, berkoalisi dengan PDIP dan mengusung Djarot sebagai calon gubernur. Kedua, partainya bisa bergabung dengan koalisi yang dibangun Partai Demokrat, PKB, dan PKPI serta mengusung pasangan calon JR Saragih-Ance Selian. Opsi ketiga, PPP tidak ikut serta dalam pesta demokrasi lima tahunan itu. Namun, lanjut dia, opsi ketiga kemungkinan besar tidak akan diambil. Partainya bakal tetap ikut pilgub Sumut. Awiek menyatakan, di pilkada NTT saja partainya ikut mengusung Viktor Laiskodat sebagai calon gubernur. Padahal, PPP tidak mempunyai satu pun kursi di DPRD NTT. Politikus yang juga mantan wartawan tersebut menjelaskan bahwa partainya akan mengambil keputusan sebelum waktu pendaftaran berakhir. Dia meminta semua pihak menunggu keputusan yang akan ditetapkan partainya.
Sementara, Ketua DPW Sumut Yulizar Parlagutan Lubis menyatakan dengan tegas, jajaran di bawahnya menolak pasangan pelangi. “Kami masih terus menunggu keputusan DPP, untuk memepertahankan prinsip bahwa kami menolak pasangan pelangi,” ujar Yulizar kepada Sumut Pos, tadi malam (9/1).
Dikatakan Yulizar, suara menolak pasangan pelangi tersebut bukan hanya berasal dari pengurus wilayah, tetapi juga dari seluruh DPC kabupaten/kota se-Sumut yang menuntut agar PPP mengusung calon ‘non pelangi’. “Yang jelas, kami berjuang terus untuk memeprtahankan itu. Karena kami inginkan (pasangan) Islam-Islam. Itu amanah yang kami perjuangkan sekarang ini, meskipun perjuangan itu ada batasnya, sebelum keputusan final,” tegasnya.
Diakui Yulizar, sosok Djarot Saiful Hidayat merupakan orang yang baik, seorang muslim, orang baik dan taat. Sehingga upaya mengusung pasangan seagama tersebut bukan masalah penista agama atau tidak, melainkan sebagai partai Islam sudah seharusnya memperjuangkan keyakinan tersebut. “Kami nyatakan siap menerima risiko itu (atas keinginan menolak pasangan pelangi). Kami ingin menjaga nama baik PPP di mata masyarakat khususnya umat Islam,” sebutnya.