26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

SKPD Pemprovsu Diprediksi Bergulir ke Melayu & Nasdem

Foto: dok Tengku Erry Nuradi.
Foto: dok
Tengku Erry Nuradi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menurut pengamat politik FISIP USU Agus Suryadi, dengan putusan diberhentikannya Gatot Pujo Nugroho, kekuasaan akan beralih ke Tengku Erry Nuradi. Hal ini akan disusul dengan perubahan arah politik yang mengalir ke lingkaran partai Nasdem. Selain itu, ia memprediksi akan ada nuansa etnik melayu dalam penentuan jabatan di SKPD Pemprov Sumut.

“Ini juga dialami Gatot sebelumnya, saat ia kemudian menjadi Plt Gubernur menggantikan Syamsul Arifin. Jadi seperti berputar saja. Tentu struktur di Pemprov akan terpengaruh, siapa yang dekat dengan Erry,” ujar Sekretaris Program Studi Pembangunan Pasca Sarjana USU ini.

Hal yang wajar kemudian jika Nasdem akan mempengaruhi kebijakan Pemprov Sumut kedepan. Termasuk membuka polemik yang selama ini terjadi antara Gatot dan Erry, khususnya dari segi keukuatan berbasis etnis.

“Akan ada pengaruh kekuatan politik berbasis etnik Melayu di jajaran SKPD. Ditambah lagi faktor kekuatan partai Nasdem yang merupakan pendukung pemerintah dan dekat dengan kekuasaan di pusat,” katanya yang menyebutkan isu seputar kasus suap interpelasi yang melibatkan istri Tengku Erry juga akan sangat dipertimbangkan.

Di sisi lain, faktor ‘sakit hati’ juga akan mempengaruhi para pejabat yang pada masa lalu, merupakan produk kepemimpinan Syamsul Arifin yang kemudian dirombak Gatot.

“Tentu mereka akan mendekati Erry. Ini momentumnya bagi mereka yang dulu dekat dengan Syamsul (Arifin),” sebutnya.

Sedangkan dinamika partai politik di DPRD Sumut, dua partai menurutnya akan menjadi oposisi bagi kepemimpinan Erry nantinya. Selain PKS, akan ada Gerindra yang saat ini masih sebagai partai oposisi bagi pemerintahan Jokowi-JK.

“Saya kira kekuatan (oposisi) itu akan dibangun,” tambahnya.

Namun bagi partai lain, menurutnya akan lebih mengedepankan politik pragmatis. Meskipun sebelumnya, sejumlah oknum politisi sempat mendukung kepemimpinan Gatot Pujo Nugroho. Hal itu tidak akan menjadikan menjadi sikap partai.

Selain itu, lanjut Agus, tidak terlepas dari kemungkinan akan adanya eksodus dari pejabat di Pemerintahan Kabupaten Serdang Bedagai, tempat Erry menjabat sebagai Bupati sebelumnya. Ini diperkuat dengan pernyataan Plt Gubernur itu tentang jumlah SKPD yang akan dilelang mencapai 20 jabatan. Itu dianggapnya sebagai sinyalemen yang memperkuat prediksi selama ini.

“Yang paling terlihat nanti adalah ketika menentukan siapa Wakil Gubernur menggantikan posisinya (Erry). Pertimbangannya adalah organisasi etnis Melayu atau representasi Nasdem,” kata Agus. (bal)

Foto: dok Tengku Erry Nuradi.
Foto: dok
Tengku Erry Nuradi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menurut pengamat politik FISIP USU Agus Suryadi, dengan putusan diberhentikannya Gatot Pujo Nugroho, kekuasaan akan beralih ke Tengku Erry Nuradi. Hal ini akan disusul dengan perubahan arah politik yang mengalir ke lingkaran partai Nasdem. Selain itu, ia memprediksi akan ada nuansa etnik melayu dalam penentuan jabatan di SKPD Pemprov Sumut.

“Ini juga dialami Gatot sebelumnya, saat ia kemudian menjadi Plt Gubernur menggantikan Syamsul Arifin. Jadi seperti berputar saja. Tentu struktur di Pemprov akan terpengaruh, siapa yang dekat dengan Erry,” ujar Sekretaris Program Studi Pembangunan Pasca Sarjana USU ini.

Hal yang wajar kemudian jika Nasdem akan mempengaruhi kebijakan Pemprov Sumut kedepan. Termasuk membuka polemik yang selama ini terjadi antara Gatot dan Erry, khususnya dari segi keukuatan berbasis etnis.

“Akan ada pengaruh kekuatan politik berbasis etnik Melayu di jajaran SKPD. Ditambah lagi faktor kekuatan partai Nasdem yang merupakan pendukung pemerintah dan dekat dengan kekuasaan di pusat,” katanya yang menyebutkan isu seputar kasus suap interpelasi yang melibatkan istri Tengku Erry juga akan sangat dipertimbangkan.

Di sisi lain, faktor ‘sakit hati’ juga akan mempengaruhi para pejabat yang pada masa lalu, merupakan produk kepemimpinan Syamsul Arifin yang kemudian dirombak Gatot.

“Tentu mereka akan mendekati Erry. Ini momentumnya bagi mereka yang dulu dekat dengan Syamsul (Arifin),” sebutnya.

Sedangkan dinamika partai politik di DPRD Sumut, dua partai menurutnya akan menjadi oposisi bagi kepemimpinan Erry nantinya. Selain PKS, akan ada Gerindra yang saat ini masih sebagai partai oposisi bagi pemerintahan Jokowi-JK.

“Saya kira kekuatan (oposisi) itu akan dibangun,” tambahnya.

Namun bagi partai lain, menurutnya akan lebih mengedepankan politik pragmatis. Meskipun sebelumnya, sejumlah oknum politisi sempat mendukung kepemimpinan Gatot Pujo Nugroho. Hal itu tidak akan menjadikan menjadi sikap partai.

Selain itu, lanjut Agus, tidak terlepas dari kemungkinan akan adanya eksodus dari pejabat di Pemerintahan Kabupaten Serdang Bedagai, tempat Erry menjabat sebagai Bupati sebelumnya. Ini diperkuat dengan pernyataan Plt Gubernur itu tentang jumlah SKPD yang akan dilelang mencapai 20 jabatan. Itu dianggapnya sebagai sinyalemen yang memperkuat prediksi selama ini.

“Yang paling terlihat nanti adalah ketika menentukan siapa Wakil Gubernur menggantikan posisinya (Erry). Pertimbangannya adalah organisasi etnis Melayu atau representasi Nasdem,” kata Agus. (bal)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/