26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Angka Inflasi Kota Tebingtinggi Relatif Cenderung Menurun

TEBINGTNGGI, SUMUTPOS.CO – Pj Wali Kota Tebingtinggi Muhammad Dimiyathi didampingi Sekdako Bambang Sudaryono dan unsur pimpinan Forkompinda mengikuti pembahasan langkah konkrit pengendalian inflasi di daerah secara virtual di ruang Sekda Gedung Balai Kota, Jalan Sudirman Kota Tebingtinggi.

Usai rakor bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian bersama Gubernur, Wali Kota dan Bupati seluruh Indonesia, Pj Wali Kota Tebingtinggi mengatakan bahwa pengendalian inflasi di Kota Tebingtinggi relatif terkendali, dimana untuk diketahui, data inflasi di Kota Tebingtinggi, berdasarkan data BPS, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tebingtinggi mengikuti IHK Kota Pematang Siantar.

“Pada bulan April 2023, tingkat inflasi Kota Pematangsiantar bulan ke bulan sebesar 0,25 persen, sementara inflasi tahun ketahun sebesar 4,13 persen,” jelas Muhammad Dimiyathi, Selasa (9/5).

Pj Wali Kota Tebingtinggi Muhammad Dimiyathi juga mengimbau kepada OPD terkait dan TPID dan Tim Satgas Pangan Kota Tebingtinggi, untuk terus berkordinasi dengan Forkompinda dalam melakukan pengawasan terhadap perkembangan trend kenaikan harga barang dan sektor lainnya. Sebelumnya Mendagri RI, Tito Karnavian mengatakan, dirinya telah menyampaikan kepada Presiden Jokowi tentang capaian bulan April yang sangat baik, karena inflasi di Indonesia relatif terkendali dan perkembangannya bagus, turun ke angka 4,33 persen year to year dibanding tahun yang lalu di masa yang sama, meskipun untuk month to month ada kenaikan 0,33 persen dikarenakan musim liburan hari raya dan perayaan Ramadhan, yang mengakibatkan demand yang cukup tinggi.

“Dari 4,33 persen inflasi umum, ada tiga penyumbang inflasi signifikan di bulan yang lalu. Pertama yaitu, adanya andil tarif transportasi khususnya angkutan udara (tertinggi) dengan inflasi 11,96 naik 1,45 persen,” jelasnya.

Kedua, andil makanan, minuman dan tembakau di angka 1,20 persen. Hal ini menurutnya harus terus dimonitor, terutama pengendalian harga dan adanya ketersediaan pangan sebelum harga naik. Penyumbang ketiga yaitu perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang andil inflasinya 0,49 persen dari angka 4,33 persen. Selain itu, Tito Karnavian juga menyimpulkan bahwa ada beberapa komoditas yang masih perlu mendapat atensi, yakni beras, minyak merk Kita dan gula yang variasi dan tidak merata di berbagai tempat. Ada beberapa daerah yang harganya murah, tapi beberapa daerah harganya mahal, sehingga perlu untuk dimonitor.

“Dalam hal ini, satgas pangan daerah, Dinas Perdagangan, dan lainnya, dapat berkoordinasi dengan lintas sektoral, stakeholder dan juga internal,” pintanya. (ian/han)

TEBINGTNGGI, SUMUTPOS.CO – Pj Wali Kota Tebingtinggi Muhammad Dimiyathi didampingi Sekdako Bambang Sudaryono dan unsur pimpinan Forkompinda mengikuti pembahasan langkah konkrit pengendalian inflasi di daerah secara virtual di ruang Sekda Gedung Balai Kota, Jalan Sudirman Kota Tebingtinggi.

Usai rakor bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian bersama Gubernur, Wali Kota dan Bupati seluruh Indonesia, Pj Wali Kota Tebingtinggi mengatakan bahwa pengendalian inflasi di Kota Tebingtinggi relatif terkendali, dimana untuk diketahui, data inflasi di Kota Tebingtinggi, berdasarkan data BPS, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tebingtinggi mengikuti IHK Kota Pematang Siantar.

“Pada bulan April 2023, tingkat inflasi Kota Pematangsiantar bulan ke bulan sebesar 0,25 persen, sementara inflasi tahun ketahun sebesar 4,13 persen,” jelas Muhammad Dimiyathi, Selasa (9/5).

Pj Wali Kota Tebingtinggi Muhammad Dimiyathi juga mengimbau kepada OPD terkait dan TPID dan Tim Satgas Pangan Kota Tebingtinggi, untuk terus berkordinasi dengan Forkompinda dalam melakukan pengawasan terhadap perkembangan trend kenaikan harga barang dan sektor lainnya. Sebelumnya Mendagri RI, Tito Karnavian mengatakan, dirinya telah menyampaikan kepada Presiden Jokowi tentang capaian bulan April yang sangat baik, karena inflasi di Indonesia relatif terkendali dan perkembangannya bagus, turun ke angka 4,33 persen year to year dibanding tahun yang lalu di masa yang sama, meskipun untuk month to month ada kenaikan 0,33 persen dikarenakan musim liburan hari raya dan perayaan Ramadhan, yang mengakibatkan demand yang cukup tinggi.

“Dari 4,33 persen inflasi umum, ada tiga penyumbang inflasi signifikan di bulan yang lalu. Pertama yaitu, adanya andil tarif transportasi khususnya angkutan udara (tertinggi) dengan inflasi 11,96 naik 1,45 persen,” jelasnya.

Kedua, andil makanan, minuman dan tembakau di angka 1,20 persen. Hal ini menurutnya harus terus dimonitor, terutama pengendalian harga dan adanya ketersediaan pangan sebelum harga naik. Penyumbang ketiga yaitu perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang andil inflasinya 0,49 persen dari angka 4,33 persen. Selain itu, Tito Karnavian juga menyimpulkan bahwa ada beberapa komoditas yang masih perlu mendapat atensi, yakni beras, minyak merk Kita dan gula yang variasi dan tidak merata di berbagai tempat. Ada beberapa daerah yang harganya murah, tapi beberapa daerah harganya mahal, sehingga perlu untuk dimonitor.

“Dalam hal ini, satgas pangan daerah, Dinas Perdagangan, dan lainnya, dapat berkoordinasi dengan lintas sektoral, stakeholder dan juga internal,” pintanya. (ian/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/